Teknologi harus melayani Masyarakat


Teknik Informatika, ITS Online - Teknologi, terutama teknologi informasi harus mempunyai manfaat bagi masyarakat luas. Karena itu, Fajar Baskoro S.Kom M.T., dosen teknik informatika sekaligus kepala laboratorium Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) ini mengarahkan penelitian lab RPL pada arah penelitian software mobile dan internet yang bisa dinikmati rakyat dengan mudah dan memilki prospek bagus ke depan..

Hasil penelitian dosen ini sudah banyak yang dimanfaatkan dan hampir semuanya berbasis mobile. Teknologi mobile sendiri bisa dinikamti melalui telepon seluler mau pun PDA. Mulai dari sistem kampanye interaktif melalui media telepon seluler yang telah dimanfaatkan salah satu partai peserta pemilu 2004, hingga Sistem Pemantau Pemilu 2004 "Mata Elang" dipublikasikan 3 April lalu. Dengan sistem ini, rakyat bisa mengirimkan SMS untuk melaporkan pelanggaran kampanye maupun saat pemungutan suara.

Berkat kerja keras dan penelitianya ini Fajar Baskoro diundang ke Trieste, Italia untuk mempresentasikan risetnya tentang teknologi SMS Pemilu dan internet menggunakan mesin faksimili pada 14-25 April lalu. Fajar menghadiri acara yang diadakan International Center for Teoritical Physic (ICTP) dan didukung UNESCO itu bersama dua peneliti lainnya dari Indonesia."Untuk diundang di acara itu yang diseleksi adalah manfaat penelitian kita bagi masyarakat, " jelasnya.

Saat ini Fajar juga ditunjuk untuk menjadi Direktur RIMA (Research Institute for Web and Mobile Application) , yang meneliti pemanfaatan teknologi informasi pada peralatan mobile dan internet. Salah satu proyek yang sedang ia kerjakan bersama mahasiswa bimbingannya di laboratorium RPL adalah aplikasi yang memungkinkan akses internet offline."Masyarakat tinggal mengirimkan alamat web lewat SMS dan kemudian web itu bisa diakses secara offline," cerita ayah tiga anak ini.

Ketika kuliah dahulu diketahui Fajar juga aktif di organisasi kemahasiswaan ,yakni Himpunan Mahasiswa Teknik Computer-Informatika (HMTC) dan JMMI, bahkan mahasiswa angkatan 1993 ini sempat menjadi sekertaris umum HMTC. "Kegiatan di luar kuliah itu sangat penting untuk mengembangkan pribadi kita dan melatih kita menghadapi orang lain," terang pria yang juga menjadi ketua Program Studi Ekstensi Teknik Informatika ini.

Setelah menyelesaikan kuliahnya di Teknik Informatika , pria kelahiran Blitar ,3 April 1974 ini melanjutkan kuliah S2 di ITB. "Dana untuk kuliah S2 itu saya dapatkan dari bantuan beasiswa pemerintah" katanya. Di ITB ia mengambil spesialisasi rekayasa perangkat lunak yang kini menjadi keahliannya.

Di sela-sela kesibukannya sebagai peneliti dan dosen Teknik Informatika , Fajar secara rutin juga menulis opini dan berita untuk beberapa media massa seperti harian Kompas, Jawa Pos, Surabaya News dan Surya. Tak heran tulisannya kerap mewarnai berbagai halaman surat kabar itu."Saya berusaha untuk menulis secara rutin dan bergilir untuk media-media itu," terang Fajar.(rif/ryo)

Surat Untuk Firmansyah Thok dkk


Disadur secara bebas dari Surat Untuk Firman (www.etonesia.com)


http://www.blogger.com/img/blank.gif
Kawan, kita sebaya. Hanya puluhan bulan yang membedakan usia. Kita tumbuh di tengah sebuah generasi dimana tawa bersama itu sangat langka. Kaki kita menapaki jalan panjang dengan langkah payah menyeret sejuta beban yang seringkali bukan urusan kita. Kita disibukkan dengan beragam masalah yang sialnya juga bukan urusan kita. Kita adalah anak-anak muda yang dipaksa tua oleh televisi yang tiada henti mengabarkan kebencian. Sementara adik-adik kita tidak tumbuh sebagaimana mestinya, narkoba politik uang membunuh nurani mereka. Orang tua, pendahulu kita dan mereka yang memegang tampuk kekuasaan adalah generasi gagal. Suatu generasi yang hidup dalam bayang-bayang rencana yang mereka khianati sendiri. Kawan, akankah kita berhenti lantas mengorbankan diri kita untuk menjadi seperti mereka?



Di negeri permai ini, cinta hanyalah kata-kata sementara benci menjadi kenyataan. Kita tidak pernah mencintai apapun yang kita lakukan, kita hanya ingin mendapatkan hasilnya dengan cepat. Kita tidak mensyukuri berkah yang kita dapatkan, kita hanya ingin menghabiskannya. Kita enggan berbagi kebahagiaan, sebab kemalangan orang lain adalah sumber utama kebahagiaan kita. Kawan, inilah kenyataan memilukan yang kita hadapi, karena kita hidup tanpa cinta maka bahagia bersama menjadi langka. Bayangkan adik-adik kita, lupakan mereka yang tua, bagaimana mereka bisa tumbuh dalam keadaan demikian. Kawan, cinta adalah persoalan kegemaran. Cinta juga masalah prinsip. Bila kau mencintai sesuatu maka kau tidak akan peduli dengan yang lainnya. Tidak kepada poster dan umbul-umbul, tidak kepada para kriminal yang suka mencuci muka apalagi kepada kuli kamera yang menimbulkan kolera. Cinta adalah kesungguhan yang tidak dibatasi oleh menang dan kalah.



Hari-hari belakangan ini keadaan tampak semakin tidak menentu. Keramaian puluhan ribu orang antre tidak mendapatkan tiket. Jutaan orang lantang bersuara demi sepakbola. Segelintir elit menyiapkan rencana jahat untuk menghancurkan kegembiraan rakyat. Kakimu, kawan, telah memberi makna solidaritas. Gocekanmu kawan, telah mengundang tarian massal tanpa saweran. Terobosanmu, kawan, menghidupkan harapan kepada adik-adik kita bahwa masa depan itu masih ada. Tendanganmu kawan, membuat orang-orang percaya bahwa kata "bisa" belum punah dari kehidupan kita. Tetapi inilah buruknya hidup di tengah bangsa yang frustasi, semua beban diletakkan ke pundakmu. Seragammu hendak digunakan untuk mencuci dosa politik. Kegembiraanmu hendak dipunahkan oleh iming-iming bonus dan hadiah. Di Bukit Jalil kemarin, ada yang mengatakan kau terkapar, tetapi aku percaya kau tengah belajar. Di Senayan esok, mereka bilang kau akan membalas, tetapi aku berharap kau cukup bermain dengan gembira.



Firmansyah dari SMK 3 Buduran, kapten tim RIMA-Scholarship Indonesia, tetaplah berpraktikum atau menulis blog , kadang-kadang bermain bola lah dan tidak usah memikirkan apa-apa lagi. Sepak bola tidak ada urusannya dengan garuda di dadamu, sebab simbol hanya akan menggerus kegembiraan. Sepak bola tidak urusannya dengan harga diri bangsa, sebab harga diri tumbuh dari sikap dan bukan harapan. Di lapangan kau tidak mewakili siapa-siapa, kau memperjuangkan kegembiraanmu sendiri. Di pinggir lapangan, kau tidak perlu menoleh siapa-siapa, kecuali Tuan Riedl yang percaya sepak bola bukan dagangan para pecundang. Berlarilah Firman, Okto, Ridwan dan Arif, seolah-olah kalian adalah kanak-kanak yang tidak mengerti urusan orang dewasa. Berjibakulah Maman, Hamzah, Zulkifli dan Nasuha seolah-olah kalian mempertahankan kegembiraan yang hendak direnggut lawan. Tenanglah Markus, gawang bukan semata-mata persoalan kebobolan tetapi masalah kegembiraan membuyarkan impian lawan. Gonzales dan Irvan, bersikaplah layaknya orang asing yang memberikan contoh kepada bangsa yang miskin teladan.



Kawan, aku berbicara tidak mewakili siapa-siapa. Ini hanyalah surat dari seorang - orang biasa dari desa yang awalnya hanya berbekal sepeda mini tua warna biru. Sejujurnya, kami tidak mengharapkan Piala darimu. Kami hanya menginginkan kegembiraan bersama dimana tawa seorang tukang becak sama bahagianya dengan tawa seorang pemimpin Negara. Tidak, kami tidak butuh apa-apa, bermainlah berpraktikumlah dengan gembira sebagaimana biasanya. Biarkan bola mengalir, menarilah kawan, urusan gol seringkali masalah keberuntungan. Esok di Senayan, kabarkan kepada seluruh bangsa bahwa kebahagiaan bukan urusan menang dan kalah. Tetapi kebahagiaan bersumber pada cinta dan solidaritas. Berjuanglah layaknya seorang laki-laki, kawan. Adik-adik kita akan menjadikan kalian teladan. Perjalanan baru Born TO be Noble Prize... Fajar Baskoro.

RIMASEL menggunakan OpenBTS


OpenBTS (Open Base Transceiver Station) adalah sebuah BTS GSM berbasis software, yang memungkinkan handphone GSM untuk menelepon tanpa menggunakan jaringan operator selular. OpenBTS dikenal sebagai implementasi open source pertama dari protokol standard industri GSM.

RIMASEL, Melayani mereka yang tidak terlayani


Menggunakan Teknologi Open BTS, RIMASEL Start Untuk SMK dan Koperasi

Saat ini biaya telepon lokal menggunakan telepon seluler (ponsel) sudah bisa dibilang murah. Ditambah lagi dengan perang tarif adu murah yang dilakukan operator seluler.

Namun, pernahkan Anda membayangkan bisa melakukan panggilan lokal dari ponsel tanpa membutuhkan pulsa alias gratis? Hal itu sangat mungkin dengan membangun sebuah teknologi bernama OpenBTS.

Open Base Transceiver Station, atau disingkat OpenBTS, adalah sebuah BTS GSM berbasis software, yang memungkinkan pengguna ponsel GSM untuk menelepon tanpa menggunakan jaringan operator selular. OpenBTS dikenal sebagai implementasi open source pertama dari protokol standar industri GSM.

Menurut praktisi teknologi informasi Onno W. Purbo, saat berbincang dengan Kompas Teknomelalui email, dengan membangun OpenBTS, pengguna dapat melakukan panggilan telepon lokal dan mengirim pesan singkat secara gratis, tentu saja dengan jangkauan tertentu.
Teknologi ini tentu sangat berguna bagi masyarakat di daerah yang belum terjangkau oleh operator seluler. Biasanya, OpenBTS didirikan di daerah pasca bencana yang infrasturktur komunikasinya rusak.

Biaya, Hardware dan Software

Biaya untuk membangun OpenBTS tidak semahal membangun menara Base Transceiver Station (BTS) perusahaan operator seluler yang memerlukan dana miliaran rupiah, meski bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Untuk pengimplementasian OpenBTS diperlukan alat bernama Universal Sofware Radio Peripheral (USRP). Peralatan tersebut bisa dibeli dari luar negeri, tentu saja dengan ongkos kirim yang lumayan mahal.

"Untuk USRP versi minimal sekitar Rp 15 sampai 20 juta. Kalau mau lengkap dengan power amplifier dan lain-lain, bisa mencapai Rp 120 juta sampai Rp 150 juta," tutur Onno.

Sedangkan software yang dibutuhkan meliputi Asterisk, Gnuradio dan tentu saja software OpenBTS. "Asterisk untuk sentral telepon. Gnuradio untuk mengontrol hardware radio. Dan OpenBTS untuk mengontrol operasi BTS," papar Onno.

Untuk mengoperasikan sofware-software tersebut, dibutuhkan komputer bersistem operasi Linux. Semua software di atas adalah open source, dan bisa diunduh secara gratis.

Peraturan

Lalu, bagaimana dengan peraturan dari pemerintah, mengingat frekuensi radio adalah sumber daya alam yang terbatas dalam penyelenggaraan telekomunikasi dan dikuasi oleh negara?

"Tentu saja melanggar. Semua telekomunikasi yang gratis biasanya bikin pusing pemerintah," kata Onno.

Untuk sementara Teknologi ini digunakan untuk kebutuhan Internal, yaitu komunitas siswa yang masuk dalam jaringan RIMA-School yang berada pada level-SMK-SMK di Jawa Timur.
Selain itu penggunaan teknologi ini juga akan digunakan untuk level desa-desa yang tidak terlayani jaringan operator selular komersial.

Sesuai motonya RIMASEL berusaha membantu mereka yang tidak terlayani oleh sistem komersial dan kapitalistik. Kami percaya nantinya dapat mencerdaskan bangsa dan juga mendatangkan kemakmuran ekonomi setelah diintegrasikan dengan koperasi dan juga Card iPasar.

RIMA DAN COOP INDONESIA KELUARKAN CARD iPasar


Bertepatan dengan peringatan Hari IBU 22 Desember 2012 RIMA – Research Institute on Mobile Androids mengenalkan Card iPasar yang memiliki berbagai fungsi atau multifungsi.
Dengan teknologi pemprograman yang dikembangkan oleh pakar ICT ITS, Fajar Baskoro SKom MT, Card iPasar ini antara lain bisa difungsikan sebagai alat pembayaran di jaringan BRI, Mandiri, dan BCA, alat identitas anggota koperasi baik koperasi sekolah maupun koperasi umum, dan juga merupakan simcard yang bisa digunakan untuk alat komunikasi close circuit di antara sesama anggota koperasi ataupun sesama anggota komunitas sekolah dengan tarif flat 50.000, kapanpun dan dimanapun bicara dalam jaringan RIMASEL.

”Namun, untuk penerapan Card iPasar ini masih perlu dilakukan edukasi lebih dulu kepada masyarakat. Karena tak semua masyarakat siap memanfaatkannya dengan baik,” kata dosen Fakultas Teknologi Informatika (FTIf) ITS ini saat pengenalan Card iPasar ini di WISMA BCA, kemarin.
Sebagai langkah awal untuk mengedukasi masyarakat, RIMA menggandeng Jaringan Koperasi 165 sebagai kartu identitas. ”Saat ini kami memang masih mendiskusikan penggunaan smart card ini di kalangan anggota koperasi, kemungkinan nantinya akan diterapkan lebih dulu pada koperasi sekolah ,” jelas Adi Sasono, dari PT iPasar yang sekaligus juga ketua COOP Indonesia.

Mantan Menteri Koperasi ini mengatakan, dengan menggunakan CARD iPasar ini, para pelajar dan juga anggota koperasi bisa saling berdiskusi atau pun bertukar informasi. ”Seperti saling menginfokan topik pelajaran, teknologi tepat guna, ataupun juga harga hasil kebun di pasaran, harga pupuk atau pun bibit tanaman diantara anggota koperasi. Sehingga mereka juga bisa sharing tentang permasalahan yang dihadapi,” tuturnya mencontohkan.
Diungkapkannya, saat ini anggota koperasi di Indonesia mencapai 21 juta orang. Sehingga keberadaan kartu pintar ini diharapkan bisa lebih mempermudah komunikasi di antara mereka.
Namun ke depannya, menurut Adi Sasono, diharapkan semua koperasi juga bisa memanfaatkan smart card ini. Apalagi saat ini COOP Indonesia dan PT iPasar juga telah mengujicobakan sistem online di kalangan koperasi nelayan di Jawa Tengah yang dinamakan Koperasi Indonesia Seluler. ”Sekarang ini tanpa digitalisasi, ekonomi kerakyatan tetap akan terpuruk kondisinya,” tandas Adi Sasono.

Saat ini, di Indonesia terdapat sebanyak 134 ribu koperasi dari berbagai bidang yang berada di bawah pengawasan Dekopin. Dengan jumlah anggota sebanyak 30 juta orang.
Menurut Fajar Baskoro, selain dengan Dekopin, pihaknya juga mengembangkan Card iPasar ini dengan sekolah komunitas Game dan Animasi yang dia bentuk sebagai solusi sekolah anaknya yang memang interes dengan komputer dan game. ”Kartu ini nantinya bisa diwujudkan bermacam-macam sesuai lembaga yang menggunakannya, tapi programnya tetap sama, sebagai contoh akan digunakan untuk mengakses kuliah profesor Dunia di www.qa-tube.com dan bayarnya pakai T-CASH Telkomsel,” beber Direktur Research Institute on Mobile Androids(RIMA).

Untuk proses edukasi ke masyarakat, Fajar menargetkan tahun 2012 ini bisa diselesaikan. Sehingga pada tahun 2013 sudah bisa diterapkan secara keseluruhan di semua tempat pada saat E-Money sudah distandarisasi oleh Bank Indonesia.

Nantinya, untuk mendapatkan Card iPasar, masyarakat cukup datang ke warnet atau sekolah dalam jaringan RIMA-School, ataupun ke koperasi dalam jaringan COOP Indonesia.
Keranjingan Game

Keranjingan Game

Keranjingan Game [Dikutip dari blog ust. Imam M]

Ibu Ning Khoir (http://www.facebook.com/#!/profile.php?id=100000259288023) menuliskan pertanyaan di catatanku Saat Di Rumah Tiada TV (http://www.facebook.com/#!/notes/imam-mawardi/saat-di-rumah-tak-ada-tv/10150429023695820), "Caranya biar anak tdk keranjingan dg game itu, gmn ust?" Saya tidak memahami secara detail game yang saat ini berkembang dan dikembangkan itu seperti apa dan arahnya untuk apa. Yang saya pahami secara umum bahwa permainan atau game ada yang memberi manfaat dan ada yang memberi mudlorot. Game yang memberi manfaat dan maslahat biasanya game yang menggerakan fisik. Semacam permainan tradisional atau saat ini biasanya dikemas dalam bentuk outbond atau kegiatan alam. Jika ada game yang dimainkan melalui media elektronika dapat memberi manfaat jika isinya pembentukkan karakter kejujuran anak, dan educatif. Inipun harus ada batas-batasnya. Jika sudah keranjingan tentu sangat berbahaya. Nah game yang merusak anak adalah game yang isinya hanya sekedar permainan tiada unsur edukatifnya dan bahkan game yang mengandung judi atau kekerasan dan atau kebobrokkan moral.



Mengapa kita mewaspadai dampak negatif game? Paling tidak adalah:

1. Anak-anak terbiasa melalaikan tugas pokoknya, seperti sholat dan nagjinya

2. Mereka terhipnotis oleh game sehingga waktunya habis untuknya

3. Kelelahan fisik dan psikis

4. Jauhnya hubungan dan komunikasi dengan orang tuanya karena tergantikan oleh game

5. Lepaskan diri dari temen sebaya. Bahkan lepaskan diri dari dunia nyata masuk ke dunia maya

6. Berpikir tidak realitis



Bagaimana cara mengatasi jika anak kita sudah keranjingan game? Pertama orang tua harus memahami seluk-beluk game. Orang tua harus mengikuti game yang digemari anak. Paling tidak orang tua tahu dan nyambung. Ini untuk bekal diskusi dengan anak kita.



Kedua setiap berkomunikasi dengan anak yang sudah keranjingan game, diskusi diarahkan ke materi game saja. Orang tua memposisikan diri menerima keadaan anak dengan hoby game tersebut. Terimalah game tersebut untuk membuka komunikasi sehingga tidak ada penolakan dari anak. Penolakan sejak awal sulit menyelesaikan masalah.



Ketiga setelah bisa jalin komunikasi dan mendiskusikan game, maka ornag tua bertanya apa tujuan akhir main game ini. Bagaimana disebut pemenangnya. Kalau menang dapat apa? Berapa waktu untuk memenangkannya. Bagaimana membagai waktu belajar dan lainnya. Jika anak sudah bisa diajak berdiskusi tersebut maka akan mendapatkan kepastian karakter anak kita sudah masuk pada level apa. Level kecanduan? Level coba-coba? Atau level programer game? Masing-masing dapat diperlakukan berbeda.

Keempat, jika anak keranjingan game itu dimaknai kecanduan game yang tidak tahu arahnya dan tidak mampu mengambil manfaat sama sekali dari game, bahkan hanya mudlorotnya yang didapatkannya maka menurutku sebaiknya:

1. Matikan saja semua saluran game. Terapi kasar, keras tetapi manfaat untuk melihat reaksi sang anak. Seberapa besar reaksinya. Seberapa bahaya reaksi penolakkannya. Kita bisa membuat tindakkan atas reaksi.

2. Gantilah saluran game dan media yang terkait game dengan segala media, saluran educatif.

3. Buatlah kegiatan, acara-acara di rumah kita yang melibatkan temen sebayanya dan temen sekolahnya. Dengan acara ini anak kita tidak lagi menghabiskan waktu untuk game.

4. Ikutkan kegiatan fisik yang edukatif semisal bela diri, olah vokal dan sejenisnya

5. Datangkan guru yang mengajarkan program-program aplikasi sehingga kecanduan game diganti dengan menjalankan program-program komputer yang educatif. Sehingga anak belajar untuk menjadi programer.

6. Jangan belanja game dan memberi duit untuk game dan atau fasilitas lainnya.


Kelima, selalu damping segala aktifitas anak terkait dengan game. Mudah-mudahan tulisan singkat ini bermanfaat untuk diriku sendiri dan para sahabat yang mengambil manfaat dari tulisan ini. Saya mohon maaf pada Ibu Ning karena baru bisa balas atas pertanyaannya. Jika kurang berkenan, saya juga mohon maaf. Nah para sahabat yang memahami game daya mohon bisa membantu menjawab pertanyaan Ibu Ning Khoir tersebut.

Sekolah yang Indah


Sekolah yang indah (Dikutip dari Blognya Gede Prama)

Di banyak tempat, mulai ditemukan kasus-kasus home schooling. Anak-anak takut pergi ke sekolah karena berbagai alasan. Dari dipukuli teman, ngeri guru galak, pekerjaan rumah yang menumpuk, ujian (ulangan) yang tidak ada habisnya.

Seorang sahabat menteri kabinet yang anaknya terkena home schooling, memutar kepala habis-habisan bagaimana agar wajah sekolah menjadi indah di mata anaknya. Ini memberi inspirasi, mungkin ini saatnya merenungkan sisi-sisi sekolah yang indah. Dan diantara sekian pilihan yang tersedia, latihan memberi adalah salah satu alternatif.

Di sebuah pelatihan supir untuk perusahaan taksi terkemuka pernah dilakukan latihan memberi yang menarik. Di hari pertama peserta diminta membawa nasi bungkus karena tidak diberikan makan siang. Maka berlomba peserta membawa makanan yang seenak-enaknya. Ternyata di waktu makan siang supir diminta meletakkan nasi bungkusnya di kelas sebelah untuk dimakan peserta kelas sebelah. Sedangkan yang bersangkutan memakan makanan yang dibawa sahabat kelas sebelah.

Di hari kedua, lagi-lagi diumumkan untuk membawa nasi bungkus. Setelah tahu kalau nasi yang dibawa untuk orang lain, banyak peserta yang hanya membawa nasi seadanya. Tidak sedikit hanya memasukkan nasi putih tanpa berisi satu lauk pun. Dan ternyata di hari kedua aturannya berubah, peserta harus memakan nasi yang dibawa dari rumah. Dan tahu sendiri akibatnya.

Apa yang mau diilustrasikan di sini, menyangkut perut sendiri betapa borosnya manusia kekinian memberi, bahkan banyak yang sampai stroke hanya karena memberi berlebihan pada perut. Namun berkaitan dengan perut orang lain betapa sedikit yang diberikan. Dan tiba-tiba para supir taksi tersentak, betapa egoisnya hidup, dan keegoisan inilah yang membuat hidup jadi penuh penderitaan.

Para guru yang kaya di dalam, tidak pernah bosan membimbing muridnya: “Memberi, memberi, memberilah terus. Dan lihat bagaimana hidupmu jadi sejuk dan lembut setelah rajin memberi”.

Dan ini bisa dilakukan melalui hal-hal yang kerap disebut “sepele”: menyapu lantai, membantu anak-anak mengerjakan pekerjaan rumah, menemani anak-anak main bola, merapikan piring ketika pembantu tidak ada, membantu pekerjaan teman di kantor yang bebannya lagi tinggi, memberi jalan pada orang-orang yang sedang terburu-buru.

Di sekolah para guru boleh meniru pola pelatihan supir taksi tadi, bisa juga mengajak anak-anak didik pergi ke panti asuhan, rumah orang-orang yang tubuhnya tidak lengkap, menjenguk pasien-pasien tua di rumah jompo, bermain bola bersama anak kampung. Intinya satu, menyadarkan mereka bahwa memberikan itu membahagiakan.

Dalam bahasa orang-orang yang rajin memberi, ketika memberi sesungguhnya manusia tidak saja sedang mengurangi beban orang lain, melainkan juga sedang membangunkan sifat-sifat bajik yang ada di dalam diri. Dan tatkala sifat-sifat bajik muncul, kebahagiaan muncul secara alamiah.

RIMA-Phone, SmartPhone RIMA yang sudah di Insert E-Money


Bank Indonesia berharap seluruh penerbit e-money atau uang elektronik bisa mengintegrasikan sistemnya pada 2013. Upaya itu diharapkan dapat menanggulangi kendala interoperabilitas antara operator atau penerbit e-money saat ini.

Jenis-jenis E-Money di pasaran Indonesia.
1. Bank DKI Jakarta Jak Card
2. BCA Flazz
3. Bank Mega Studio Pass
4. BNI Java Jazz Card dan Kartuku
5. BRI BRIZZ
6. Indosat Dompetku
7. Skye Sab Indonesia Skye Card
8. Telkom Flexy Cash dan i-Vas Card
9. Telkomsel T-Cash
10. B. Mandiri Mandiri Prabayar

Research RIMA untuk E-Money, menghasilkan SmartPhone, yang bernama RIMAPhone
Telepon pintar yang bisa bekerja di bawah jaringan Telkomsel dan Axis, yang berfungsi sebagai E-Money, Kartu Pelajar, dan Sim Card SmartPhone.

Saat orang lain masih berwacana dan berdiskusi team RIMA-Expert sudah bergerak menguji sistem, dan Alhamdulillah, pengujian RIMAPhone sebagai E-Money di McDonald dan di jaringan Alfamidi compatible dengan Flazz nya BCA, pengujian RIMA-Phone untuk download materi kuliah berbayar murah di jaringan www.qa-tube.com juga comply (Pengujian sistem dilakukan di SMK 3 Buduran ex STM PAL).

Selamat datang RIMA-Counsulting. Solusi untuk pendidikan, perbankan, dan Telekomunikasi 4G.

RIMA-Counsulting


RIMA IT SOLUTION
=========================================
(Research Institute on Mobile Androids)

CIO : Fajar Baskoro

Office:

Surabaya :
031-8714889
+6285735708900
+6287855455900

Jakarta :+6282113313376

Kuala Lumpur : +603670488

Singapore: +6584638147

Skype : FajarBaskoro
Web : fajarbaskoro.blogspot.com
Fb : fajarbaskoro@gmail.com
Email :fajarbaskoro@gmail.com

RIMA-IT Solution
Banking, Education, Telecommunication, IT LAW

Product:
www.rima-community.com
www.qa-tube.com
www.moslem-wholesaler.com

JAWA POS, Minggu, 15 Juli 2007, Ingin Jadikan Surabaya Smart City


Fajar Baskoro, Pakar Teknologi Informasi dan Obsesinya
Ingin Jadikan Surabaya Smart City

Sukses membidani sistem penerimaan siswa baru (PSB) online dan pembangunan taman edupark ber-wifi di Taman Bungkul tak membuat Fajar puas. Pria yang menggeluti teknologi informasi (TI) sejak 1996 itu bercita-cita menjadikan Surabaya sebagai smart city.

Kapan Anda memulai penerapan konsep ICT (information and communication technology) untuk Kota Surabaya?

Pada Februari 2004, saya mendapat kesempatan dari UNESCO mempelajari pengembangan ICT yang mudah, murah, dan cocok untuk negara berkembang atau setengah modern. Selama sebulan saya mempelajari hal itu di The Abdus Salam International Centre for Theoretical, Italia. Ketika pulang, saya mulai menerapkannya di Surabaya.


Apa yang Anda lakukan di sana?

Survei kebutuhan. Misalnya, kita belum memiliki infrastruktur. Modal kita adalah mahasiswa informatika, kursus-kursus komputer, penghobi, dan komunitas. Misalnya, komunitas hacker. Dari situ, saya mulai memetakan bagaimana kita bisa membangun masyarakat yang otonom ber-IT (information technology) dengan resource atau potensi yang ada. Saya ingin membangun IT secara mudah, murah, dan bisa dipakai masyarakat. Kalau berhasil, hal itu juga bisa mengurangi beban biaya yang ditanggung masyarakat ketika harus menggunakan makelar ICT.


Bisa Anda jelaskan tentang makelar ICT?

Saat ini, sebagian besar orang terpaksa meminjam banyak tangan untuk menikmati ICT. Entah itu di dunia pendidikan, konsultan, dan lain-lain. Para makelar tersebut menjual ICT melebihi kemampuan masyarakat sehingga banyak program yang tidak jalan. Misalnya, percakapan ke luar negeri per menit bisa memakan biaya Rp 5 ribu. Padahal, sebenarnya ada sarana yang bisa membuat biaya percakapan itu menjadi Rp 1.000 per menit. Nah, siapa yang menyembunyikan? Maka, saya mulai memetakan siapa yang dapat diajak bekerja sama dan tidak. Hasilnya, yang bisa saya ajak kerja sama, baik secara sukarela maupun terpaksa, adalah mahasiswa saya.


Berapa lama pemetaan itu berlangsung?

Pemetaan yang saya lakukan membutuhkan waktu sekitar setahun. Saya lakukan tepat setelah pulang dari Italia. Dari situ lahir beberapa teknologi alternatif. Salah satu di antaranya adalah akses internet dengan teknologi mesin faksimile. Kita bisa mengakses internet hanya dengan handphone yang harganya Rp 200 ribu atau 300 ribu plus mesin faksimile seharga Rp 600 ribu. Program itu connect ke server, tapi akhirnya mati karena tidak ada yang tertarik. Tidak apa-apa, dalam membangun masyarakat yang melek ICT, saya memang tidak menggunakan sistem top-down.


Pendekatan apa yang Anda gunakan?

Saya mengutamakan kebiasaan orang. Saya tidak membangun hardware dan aturan dulu. Kalau orang lebih mudah pakai SMS (short message service), saya tidak akan mengubah itu. Saya ingin agar teknologi yang ada tetap digunakan. Karena itu, saya membuat teknologi yang bisa memahami kebiasaan orang. Bukan orang yang disuruh memahami kebiasaan teknologi.

Pada saat bersamaan, kita juga perlu memberikan edukasi kepada masyarakat dengan membangun brainware-nya. Misalnya, penerimaan siswa baru (PSB) online. Dengan sistem itu, masyarakat mulai dipaksa untuk membuka website.


Apa sajakah potensi Surabaya menurut hasil survei Anda selama setahun?

Surabaya merupakan kota dengan aktivitas terpadat nomor dua setelah Jakarta. Penerbangan internasional bisa langsung ke (bandar udara) Juanda. Artinya, apabila kegiatan surat-menyurat sudah oke, untuk sampai ke presentasi bisnis atau kegiatan apa pun, semua sudah bisa dilakukan di Surabaya. Jangan lupa, Surabaya juga memiliki kekuatan, kalau bahasa sekarangnya bonek (bondo nekat). Bambu runcing saja menang melawan senjata sekutu. Karena itu, saya yakin dan selalu menekankan kepada mahasiswa bahwa kita bisa maju dan menjadi seperti Singapura. Banyak yang dapat kita kembangkan. Tak hanya pendidikan, tapi juga bisnis.


Akhirnya Anda mengonsep taman kota yang dilengkapi fasilitas wifi. Apa tujuan Anda?

Saya hanya memberikan nilai tambah pada infrastruktur yang ada. Taman merupakan salah satunya. Saya bekerja dengan banyak orang yang memiliki kesamaan ide. Misalnya, Bu Risma (kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surabaya Tri Risma Harini, Red). Kami ingin mengubah fungsi taman bukan hanya tempat untuk bermain, tapi juga sarana bisnis, pendidikan atau edupark, serta laboratorium pengembangan teknologi atau technopark.

Saya contohkan, sekarang orang ribut tentang 3G. Tapi, belum banyak yang bisa menggunakan. Nah, kalau diletakkan di taman, orang bisa mulai menilai. Jadi, edukasi dulu baru pengenalan teknologi, bukan sebaliknya.


Anda melihat edukasi sebagai poin utama?

Saya ingin memberikan sarana praktikum agar masyarakat kenal dengan teknologi informasi dan bisa memanfaatkannya. Sekarang kita lihat, data GPRS pun tidak banyak dimanfaatkan karena orang tidak kenal. Padahal, kita punya potensi yang luar biasa. Mereka yang ingin tahu tentang komputer dan informatika banyak. Saya yakin semua orang ingin belajar, tapi mungkin terkendala karena tak punya waktu. Bagaimana kalau hal itu bisa disiasati? Kalau kita bisa belajar di taman sambil malam mingguan, apa orang masih punya alasan untuk tidak belajar?


Saat ini yang beroperasi baru Taman Bungkul. Yang lain?

Kita juga menggarap Kebun Bibit, taman di Jl Sulawesi, sekitar Al Falah, Kebun Binatang Surabaya, serta Taman Surya. Nanti akan ditambah kalau memang ada orang yang mau mewakafkan tanahnya.


Apa Anda melihat masyarakat sudah mulai tertarik?

Orang-orang masih menganggap teknologi informasi mahal karena tidak tahu. Sebenarnya murah asal tahu caranya dan mau melakukan. Banyak yang tahu tapi tidak mau melakukan dan banyak yang mau tapi tidak tahu caranya. Siapa bilang untuk menikmati wifi harus punya laptop? Kalau kita sediakan tempat dan vendor mau datang, apa orang tidak lantas tinggal pakai? Mobil training unit juga akan keliling. Orang cukup antre untuk menikmati wifi.

Soal keberhasilan, biar orang lain yang menilai. Saya hanya ikhtiar. Kalau diminta mengukur keberhasilan, tidak usah kita berorientasi pada berapa banyak orang yang menggunakan. Saya tidak berorientasi ekonomi, tapi pengetahuan. Meski hanya satu orang, tapi dia mau belajar, kenapa tidak kita layani? Tapi, mudah-mudahan pada awal 2009 kita semua sudah bisa merasakan benefit-nya.


Selain menggarap taman kota, apa rencana yang Anda susun untuk Surabaya?

Saya ingin Surabaya menjadi kota transit dan smart city. Di Surabaya, komunikasi harus mudah, akses informasi murah dan cepat, dan tidak ada atau jarang transaksi cash. Sebab, cash bisa menyebabkan tindakan korupsi.

Nah, modelnya nanti semacam ini (menunjukkan kartu berwarna hijau kebiruan), kartu segala macam, smart card.

Kami sudah membuatnya. Kartu itu diluncurkan pada 10 Agustus 2007, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Teknologi. Kartu tersebut bisa diisi berapa pun, Rp 100 ribu boleh, Rp 1 juta bisa. Kartu itu juga bisa digunakan untuk transaksi apa pun. Mulai membayar makan, membuat akta kelahiran, dan lain-lain. Tujuannya baik, agar tak ada hidden cost (pembayaran tersembunyi, Red). Kalau pengeluarannya Rp 50 ribu, bayar Rp 50 ribu saja. Tiga titik telah siap, pemkot, ITS, dan operator.


Bagaimana mekanisme kerja smart card?

Nanti saja tunggu 10 Agustus. Yang jelas, kartu itu serbabisa dan dapat diisi berapa pun lewat bank. Arahnya digital money. Asal ada alat gesek seperti di toko-toko, semua transaksi bisa dilakukan. Simpel kan? Teman-teman saya yang belajar di The Abdus Salam International Centre for Theoretical juga mau menyumbang dalam bentuk investasi. Rata-rata mereka direktur riset dan industri.


Kembali tentang teknologi informasi. Anda punya data tentang kemampuan masyarakat Surabaya?

Saya tidak memiliki data pastinya. Tapi, di antara sekitar 4 juta penduduk, belum ada 10 persen yang melek komputer. Yang menenteng komputer dan communicator banyak. Tapi, yang melek dan benar-benar bisa memanfaatkan belum banyak. Maka, saat ini saya juga sedang menyusun konsep wimax.


Bisa Anda jelaskan?

Wimax adalah wifi dengan jangkauan yang lebih luas, bisa satu kota. Mau di bus, kantor, di mana saja bisa mengakses. Biayanya murah dan bisa sesuai kemampuan orang. Kalau gratis, saya khawatir malah tidak berkelanjutan. Kalau orang yang gajinya Rp 10 juta digratiskan, tentu tidak fair. Tapi, edukasinya akan digratiskan selama tiga bulan di lima tempat. Singapura dan Malaysia sudah menerapkannya.


Sejauh mana Anda mempersiapkan konsep wimax?

Saya sudah survei ke Singapura dan Bandung. Beberapa informasi saya dapatkan dari internet. Saya juga sudah mencari sinyal mana yang masih kosong, blank spot, yang masih strategis untuk ditancapkan teknologi wimax.

Promosinya menjadi tugas Anda. Saya adalah periset yang bertugas memberi contoh. Kalau saya ditanya mengenai promosi, saya tidak punya jawaban dan saya memang tidak mengurusi hal itu. Saya menyiapkan pilot project-nya saja biar orang lain yang melanjutkan.


Bukankah pengenalan juga salah satu tantangan utama?

Tantangannya ada dua. Pertama edukasi karena ego sektoral di masing-masing bidang masih kental. Sulit berkoordinasi dan membuat inisiatif di antara pihak-pihak yang terkait satu sama lain. Misalnya, dinas-dinas pemkot, institusi pendidikan, pengusaha, atau sektor perdagangan.

Tantangan kedua adalah sosialisasi. Dengan sistem baru, akan ada pendapatan pribadi atau kewenangannya yang berkurang. Misalnya, ketika KTP online diterapkan. Biasanya, ada harga tidak resmi, katakanlah Rp 500 ribu. Dengan online, biayanya menjadi resmi semua.


Apa yang bisa dilakukan dengan tantangan itu?

Kita harus banyak melakukan silaturahmi dan menjelaskan dengan lebih baik kepada semua pihak. Dulu PSB juga begitu. Semua orang ketakutan dengan PSB online. Sekarang, orang tua dan siswa tak perlu lagi repot datang ke sekolah untuk memantau hasil PSB. Tinggal buka di situs. Mereka tak usah ditentang, ditunjukkan saja manfaatnya. (anita rachman)
--------------------------------------------------------

Minggu, 15 Juli 2007

Kenalkan Teknologi pada Keluarga sejak Dini

Afif Daffitra Baskoro, putra pertama Fajar Baskoro, memang baru duduk di kelas satu SD Hidayatullah, Kejawan Putih Tambak. Namun, kemampuan bocah berusia enam tahun itu dalam menjelajah dunia maya mungkin tak kalah dengan bocah yang usianya jauh lebih tua. Daffa -sapaan akrabnya- sudah mahir chatting serta mengambil berbagai item dari dunia maya.

Saat gandrung dengan tokoh fiksi Spider-man, dia mampu menjelajah situs-situs jagoannya itu lewat search engine. Dari berbagai situs yang dia temukan, Daffa mengambil dan mencetak berbagai poster jagoan berkostum merah-biru itu. "Saya memperkenalkan teknologi sejak usia anak-anak saya nol tahun," kata Fajar.

Pria yang hobi membaca tersebut memang bertekad mendidik anaknya melek IT sejak dini. Saat Yuni Rahayu mengandung, Fajar kerap kali memperdengarkan lagu-lagu lewat MP3 pada sang jabang bayi. Internet pun menjadi hal wajib di rumahnya, Jalan Teknik Informatika Blok W-22 Perumahan Dosen ITS.

Ada dua komputer di rumahnya yang bisa "dimainkan" Daffa dan adiknya, Dareen Aesyha Baskoro. Communicator dan notebook pun menjadi teman bermain kedua anaknya. "Saat belum bisa baca, dia (Daffa, Red) sudah bisa men-start dan shut down komputer," sambung pria yang kini menantikan kelahiran anak ketiga itu.

Dia mengaku tak terlalu mengajari anaknya secara detail. Terkadang dia hanya menunjukkan sekali, lantas anaknya mencoba-coba sendiri. Fajar cukup mengajari Daffa, karena putra pertamanya itu akan menyalurkan ilmu yang dia dapat kepada sang adik. Fajar mengatakan, Dareen yang kini duduk di bangku taman kanak-kanak sedang getol memainkan berbagai game flash di komputer.

Yang paling telaten mengajari kedua buah hati dosen ITS tersebut tentu saja Yuni Rahayu, sang istri. Yuni mengatakan, dialah yang sering menjadi juru baca bagi anaknya saat menjelajah dunia maya. "Kalau ada yang susah, mereka minta saya ajari. Alhamdulillah sekarang bisa baca sendiri," kata Yuni, yang memang memiliki banyak waktu luang.

Fajar biasanya memperkenalkan teknologi baru kepada putranya sambil bekerja. "Saya biasanya bekerja lewat tengah malam, tapi Daffa sering kali ikut," akunya.

Jam mulai tidur Fajar memang cukup "sore", yakni sekitar pukul 22.00. Namun, sekitar pukul 01.00, dia bangun dan mulai menggarap beberapa tugas. Daffa sering tak mau ketinggalan. Kalau sudah begitu, Daffa pasti mengantuk pada pagi dan harus membolos sekolah. "Mungkin dia juga bosan sekolah. Tak apa-apa, bisa belajar di rumah dengan saya," sambungnya.

Kini Fajar ingin agar anak-anaknya mulai belajar bahasa Inggris. Pasalnya, sebagian besar situs menggunakan bahasa internasional tersebut. Termasuk salah satu situs yang sering Daffa kunjungi, yakni jagoan lain dari negeri seberang, Power Rangers. (ara)
-----
Sang Guru

Sang Guru

Sebuah hikmah yang diambil dari : http://www.facebook.com/notes/faishal-anshary/sebuah-inspirasi-kepahlawanan-dari-sang-guru-besar/10150304485149677
=================================================================================


Suatu ketika sang guru besar memberi sambutan dalam sebuah forum penyambutan mahasiswa baru.,
Seorang anak lelaki yang berprofesi sebagai loper koran merasakan perutnya lapar. Sedangkan ia tidak memiliki uang untuk membeli makanan. Akhirnya ia berfikir untuk meminta sepiring makanan kepada sebuah rumah. Ketika ia menghampiri sebuah rumah, ia mengetuk pintu rumah tersebut. Tidak lama kemudian, keluarlah seorang gadis. Karena yang membukakan pintu tersebut adalah seorang gadis, Maka ia pun mengurungkan niatnya untuk meminta sepiring makanan. Ia hanya meminta segeurulas air putih. Padahal Ketika itu ia merasa lapar.

Lalu sang guru besar memotong ceritanya, ia bertanya kepada mahasiswanya, seandainya kita sebagai anak laki-laki tadi, mana yang kita pilih? Pilih malu atau mati. Mahasiswa pun menjawab dengan serempak.. “Maluuu..”. Nah, Coba kita lihat para pahlawan, mereka lebih memilih mati dengan terhormat ketimbang hidup dengan rasa malu.. Lalu sang guru besar bertanya kembali pada mahasiswanya, “Pilih malu atau mati?”. “Matii..”, jawab mahasiswanya. Lalu sang guru besar tersebut melanjutkan ceritanya,

Melihat anak lelaki di hadapannya yang lesu. Si gadis pun paham, si anak lelaki yang meminta segelas air ini terlihat kelaparan. Ia mengambil segelas susu dan memberikan kepada anak lelaki tersebut, agar ia kehilangan lapar serta dahaganya. Anak lelaki itu meminumnya sampai habis, lantas kemudian ia bertanya, "Berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini ?" Wanita itu menjawab: "Kamu tidak perlu membayar apapun". "Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan" kata si gadis itu menambahkan. Anak laki-laki itu berkata dalam hati:" Aku berterima kasih pada anda."

Sampai sini, makna kepahlawanan yang dapat kita ambil adalah, seorang pahlawan adalah mereka yang saat di mintai pertolongan, dia akan memberikan dengan ikhlas bahkan lebih dari yang diharapkan oleh yang meminta. Sang guru besar melanjutkan lagi ceritanya,
Tahun berganti tahun. Si anak gadis beranjak dewasa. Suatu ketika ia mengidap penyakit kronis. Ia sudah kehabisan uang sehingga jatuh miskin. Bahkan dokter dan tabib di desanya sudah angkat tangan untuk menyembuhkan penyakitnya. Hingga pada akhirnya ia di rujuk ke sebuah rumah sakit di sebuah kota.
Sekian belas tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang langka dan sangat kritis. Para dokter di kota itu sudah tidak sanggup menanganinya. Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut.

Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter Kelly. Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit, menuju kamar si wanita tersebut.
Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu. Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita itu.
Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya Wanita itu pun berangsur sembuh. Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan. Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien.
Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya. Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, ia buka amplop tagihan tersebut dan melihat begitu banyak daftar tagihan. Benar saja, biaya yang harus dibayar sangat mahal dan tidak mungkin untuk dia cicil semasa hidupnya. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi:
"Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu.."
tertanda, dr. Howard Kelly.

Itulah Kisah tentang makna kepahlawanan yang luar biasa dari dr. Howard Kelly. Ingatlah bahwa tiap perbuatan baik, cepat atau lambat akan dibalas oleh Tuhan dengan caranya sendiri yang sangat indah.
Orang yang suka berwisata kita sebut dengan wisatawan, orang yang suka berderma kita sebut dengan dermawan. Orang yang tinggal di biara, kita sebut dengan biarawan. Maka orang yang suka mencari pahala, disebut sebagai pahalawan. Namun karena orang dahulu sulit untuk mengucapkan kata pahalawan, maka kata tersebut kini kita dengar dengan pahlawan.

Seorang pahalawan, matipun masih dihormati, karena pahala yang ia berikan dikenang oleh orang banyak. Kita lihat bagaimana pahlawan yang sudah meninggal, diistimewakan dengan dimakamkan di taman makam pahlawan. Apabila ia hidup, maka ia akan hidup dengan terhormat. Mendapat fasilitas yang memadai dari pemerintah.
Sebagai mahasiswa, jika kita berkuliah ingin mendapat nilai A itu baik. Tetapi alangkah lebih baik lagi jika kita kuliah dengan sebaik-baiknya tanpa berpikir nilai. Mengerjakan tugas dari dosen dengan semaksimal mungkin. Berikutnya, seperti pada sebuah perlombaan. Urusan hadiah kita serahkan kepada panitia.

Diskusi penuh inspirasi dengan sang Guru Besar
Prof Ir Mukhtasor MEng PhD
Anggota Dewan Energi Nasional Indonesia

Anakku Kecanduan Game On-Line


Oleh: Fajar Baskoro (Game Educator-Mendidik anak dengan Game)

Pesawat pagi itu baru saja mendarat di LCCT Sepang Kuala Lumpur. Entah kenapa, pikiran hatiku terasa kosong dan ingin kembali pulang. Mungkin ketakutannku karena progress report Thesis belum kusiapkan dengan baik. Atau karena Problem Definition ku belum jelas, hingga belum mampu aku rumuskan kontribusi yang harus aku paparkan di dalam risetku.
Dengan hati gontai kususuri saja Bandar udara LCCT Sepang, semua harus aku hadapi siap-tidak siap aku harus melapor ke Supervisor.
Datang ke kampus jam 11 pagi waktu Kuala Lumpur, kulihat NAZA, mobil Kia warna putih, wah supervisorku sudah datang. Wah kena marah lagi deh …. bisikan hatiku


....
....

Dan semua keresahanku terjawab ketika istriku menelpon, Daffa anak kami pertama mogok sekolah lagi. Dia bosan sekolah, lebih 8 jam sehari sekolah belajar itu-itu saja. Dia ingin belajar lebih,.. maka ia memberontak dan lebih suka datang ke warnet atau Game Online.

Dunia sedang berubah, dan anak pun minta belajar dengan caranya seMndiri. Dia tidak ingin hanya diceritakan kisah para nabi, cerita kancil mencuri timun, atau cerita Malin Kundang. Ma ka game adalah sarana efektif untuk mendongeng sekaligus menegaskan nilai-nilai dalam kehidupan.
Apabila Anda mencari sebuah game yang bersifat edukasional untuk dimainkan anak ataupun murid, pertimbangkanlah beberapa game di bawah ini.

Sejarah
Buat masa lalu jadi hidup dengan game yang menarik dan informatif ini.
1. Civilization III: Civilization III menempatkan murid-murid memegang kendali atas perencanaan, mengatur dan berkompetisi dengan kebudayaan lainnya. Murid-murid akan belajar semua mengenai perbedaan sistem pemerintahaan, geografi dunia dan banyak sekali sejarah kebudayaan dunia dan pemimpin mulai dari Genghis Khan sampai Ratu Isabella dari Spayol.
2. Revolution: Game ini dibuat oleh MIT untuk Education Arcade. Game ini mengijinkan murid-murid untuk mengambil peran sebagai seorang penduduk semasa Perang Revolusi Amerika. Murid-murid akan mempelajari mengenai konflik dari perspektif orang sehari-hari, dan mereka akan belajar semua hal mengenai ekonomi, sosial dan politik yang berjalan selama perang.
3. Age of Empires III: Game ini mengijinkan murid-murid untul belajar mengenai jatuh dan bangun dari semua kerajaan di dunia. Seri ketiga ini meliputi zaman medieval sampai dengan pertengahan 1800 di sekitar negara Eropa dan Amerika Utara. Murid-murid akan ditantang untuk mengatur strategi, pengembangan sumber daya, dan perluasan dari societies di seluruh dunia.
4. Oregon Trail: Game ini mengajarkan pada mereka bagaimana kesulitan yang dihadapi oleh pendatang dari barat sampai dengan memperoleh pengertian mengenai geografi dan pengaruh manusia kepada lingkungan.
5. Pirate Raider: Pirate Raider membawa murid-murid ke laut bebas dengan kapal bajak laut di mana mereka harus bertarung dengan semua mulai dari monster laut sampai dengan pusaran air sementara membangun sebuah kapal dan memperoleh harta karun. Game ini dapat menjadi cara yang baik untuk mengajarkan kepada murid-murid mengenai sejarah bajak laut sementara membuatnya menjadi lebih menarik dan imaginatif. Murid-murid akan mempelajari berbagai macam tipe kapal, geografi dan banyak lagi sepanjang game di mana mereka dapat mengaplikasikan semua pengetahuan sejarah mereka.
6. Where In Time is Carmen Sandiego?: Murid-murid akan mengikuti Carmen Sandiego melalui waktu dengan game edukasi klasik ini. Game ini membantu mereka dengan kasus yang harus mereka selesaikan, berjalan menuju tempat yang berbeda-beda dan waktu untuk menangkap Carmen Sandiego dari mencuri relik dari masa lampau. Murid-murid akan mempelajari fakta sejarah mengenai segala hal mulai dari Mesir Jaman Dulu sampai Ben Franklin, semua dalam format yang memberikan penghargaan atas pengetahuan mereka.
7. Pharaoh: Dapatkan pengalaman dari kebudayaan Mesir Jaman Dulu dengan game strategi ini. Murid-murid akan membangun kebudayaan Mesir dari komunitas kecil sampai dengan kota besar, lengkap dengan piramid dan obelisk. Game ini memberikan informasi yang akurat mengenai konflik, pemimpin dan mitos Mesir dan kata-kata dan dapat menjadi tambahan baik untuk pelajaran mengenai sejarah Mesir.
8. Making History: Game strategi turn-based ini membawa murid-murid ke dalam masa sebelum dan sesudah Perang Dunia II. Murid-murid akan bertanggung jawab untuk membuat aliansi, membuat senjata, mengatur prajurit dan mengatur peraturan internasional. Game ini fokus pada Perang Dunia II tapi dapat dimodifikasi untuk mempelajari Roma Jaman Dulu atau Perang Dingin. Murid-murid akan mempelajari pengaruh dari keputusan politik dan mengerti pentingnya diplomasi dan hubungan internasional.
9. Nancy Drew: Message In a Haunted Mansion: Tantangan bagi murid-murid untuk menggunakan kemampuan memecahkan masalah mereka untuk memecahkan sebuah misteri Victorian mansion. Murid-murid akan mempelajari mengenai arsitektur Victorian ketika memecahkan misteri yang sedang terjadi di dalam mansion tersebut.

Logika dan ilmu pengetahuan

Menantang murid-murid untuk menggunakan kemampuan logika di kimia, fisika dan biologi untuk memainkan game-game ini.
1. Return of the Incredible Machine Contraptions: Game ini menantang murid, tidak hanya untuk memecahkan masalah tapi juga menunjukkan pengetahuan mereka akan fisika, melalui pengertian energi kinetik dan potensial, pemindahan energi, gerak dan gaya, dan banyak lagi.
2. Bioscopia: Game petualangan dan logika ini akan membawa murid-murid melalui sebuah fasilitas penelitian biologi kosong di mana mereka harus melakukan sebuah penyelamatan dengan memecahkan berbagai teka-teki dan terus maju. Puzzle di dalam game digabungkan dengan pelajaran dalam biologi yang meliputi semua hal dari biologi sel sampai dengan tingkah laku organisme yang kompleks.
3. Chemicus: Murid-murid akan bekerja melalu sejumlah masalah yang berhubungan dengan ilmu kimia untuk membantu seorang teman yang diculik. Puzzle berdasarkan kimia, memerlukan murid-murid untuk mempelajari dan mengaplikasikan pelajaran mengenai struktur atom, hubungan kimia dan kimia organik.
4. Zoombinis Logical Journey: Anak-anak akan mendapat sebuah kesempatan untuk berinteraksi dengan orang-orang imaginatif dari Zoombinis dalam game logika ini. Game menantang murid-murid untuk memecahkan masalah sehubungan dengan Zoombinis yang memerlukan mereka untuk menggunakan matematika, logika, membuat dan mencoba hipotesa. Anak-anak akan dapat untuk membangun kemampuan dalam area ini sementara merasakan bahwa belajar sebetulnya menyenangkan.
5. Spore: Direncanakan akan dirilis akhir tahun 2008, game ini memiliki potensi menjadi alat yang baik di kelas untuk mengajar murid-murid mengenai evolusi dan tingkah laku organisme. Game mengijinkan murid-murid untuk membuat sebuah makhluk di mana mereka dapat atur untuk berevolusi dari sebuah organisme multi-cell sampai sebuah spesies interstellar exploring.
6. Roller Coaster Tycoon 3: Sehari di sebuah taman hiburan terdengar tidak mendidik, tapi murid-murid dapat mempelajari pelajaran yang beharga ketika membangun roller coaster mereka sendiri dalam game ini. Roller coaster ini harus memiliki kriteria fisika yang cocok, dengan maksud agar dapat terus melewati jalur berikutnya ataupun untuk menghindari keluar jalur, dan murid-murid akan dipaksa untuk menggunakan pengertian mereka bagaimana dasar kerja untuk membangun atraksi yang menarik dan berfungsi. Murid-murid dapat mengaplikasikan pelajaran mengenai G force, energi kinetik dan potensial dalam permainan mereka.

Mitologi
Murid-murid dapat mempelajari banyak sekali mengenai mitos dan sejarah dengan game ini.
1. Age of Myhtology: Game ini menyediakan murid-murid dengan cara yang menarik dan interaktif untuk mempelajari sebuah mitos Yunani. Cara bermainnya menantang murid-murid untuk menenangkan dewa-dewa, melawan makhluk mistis dan membangun sebuah kebudayaan yang bertahan lama dan sukses. Murid-murid akan belajar berinteraksi secara langsung dengan dewa-dewa dan makhluk, dan game ini memberika elemen mitos di latar belakannya.
2. Dark Age of Camelot: Membangun pengetahuan mengenai Raja Arthur dan Meja Bundarnya merupakan sebuah pengalaman yang menarik dan interaktif dari game ini. Murid-murid akan mendapat kesempatan untuk bagaiman mitos yang ada disesuaikan dengan sejarah dari British Isles, mempelajarai bagaimana legenda berevolusi dan tumbuh dengan waktu, dan mendapat pengalaman akan perang di Inggris. Hanya cocok untuk pelajar dewasa.

Fitness

Ajak murid-murid berdiri dan bergerak dengan game ini.
1. Dance Dance Revolution: Banyak kelas olahraga membantu murid-murid untuk sehat dengan cara yang menyenangkan dengan menggunakan video game sebagai bagian dari kurikulum. Murid-murid akan berkompetisi satu dengan yang lain untuk menyelesaikan gerakan yang sulit, berdiri dan bergerak, membakar kalori dan bersenang-senang. Game ini membantu murid-murid mempelajari fitness dapat menyenangkan dan membangun kemampuan koordinasi mereka.

Bisnis dan hukum
Game ini dapat membantu murid-murid untuk mempelajari keuangan dan bekerja dalam sistem yang legal.
1. Railroad Tycoon II: Simulasi ini tidak hanya mengajarkan sejarah dari jalur kereta api di seluruh dunia, tapi juga mengajarkan dasar dari mengatur bisnis. Murid-murid akan mendapat kesempatan untuk membangun rel, mengatur sumber daya dan bahkan membeli dan menjual perusahaan dalam pasar saham virtual sementara mereka membangun kerajaan jalur kereta di Amerika, Eropa dan Afrika.
2. Trade Empires: Murid-murid akan mempelajari apa yang harus dilakukan untuk membangun dan mempertahankan sebuah bisnis ekspor/impor dalam simulasi ini. Selama game berjalan, produk baru, pasar dan rute baru akan muncul, mengjar murid-murid tidak hanya mengenai aspek ekonomi tentang perdagangan tapi juga aspek sejarahnya.
3. Law & Order: Disadur dari serial TV terkenal, game Law & Order ini membantu murid-murid mempelajari untuk mengatur keluar dan masuk dari sistem legal sementara memecahkan kejahatan. Game ini memerlukan pelajar untuk mencari petunjuk, membangun sebuah kasus dan membawa pendapat mereka di hadapan pengadilan, membantu mereka, selangkah demi selangkah dalam proses hukum legal di Amerika Serikat.

Community and Personal Skills
Murid-murid dapat memperoleh bantuan yang mereka perlukan untuk mengerti komunitas, hubungan interpersonal dan untuk berinteraksi dengan murid lain dengan game ini.
1. Sim City 4: Versi terakhir dari sim game klasik ini memerlukan pemain untuk mengatur keuangan, pertumbuhan, sumber daya dan letak dari sebuah kota. Murid-murid akan mendapat kesempatan untuk membangun kota dengan segala macam lingkungannya, berkompetisi atau bekerja sama dengan kota tetangga dan mengikuti kehidupan penduduknya. Ini akan memberikan mereka sebuah pengertian yang lebih baik tentang bagaiman kota dan komunitas diatur dan mengijinkan mereka untuk melihat pengaruh dari kota dan lingkungan terhadap penduduk mereka.
2. Sims 2: Murid-murid dapat membuat miniatur lingkungan mereka dan membuat diri mereka sendiri sesuai dengan desain yang mereka suka. The Sims membantu murid-murid untuk mengerti bagaiman hubungan antara edukasi, sukses dalam karir, dan perkembangan hubungan interpersonal. Game ini menunjukkan murid-murid dengan simple sebab dan akibat dari hubungan sesuai dengan keputusan mereka, dan mereka juga dapat melihat bagaimana memainkannya sesuai dengan keadaan nyata.
3. Whyville: Whyville adalah sebuah alam virtual yang mengijinkan murid-murid untuk berinteraksi satu dengan yang lain dan mempelajari mengenai topik yang berkisar dari bisnis sampai dengan geografi. Murid-murid memainkan game dengan anak-anak lain untuk mempelajari dan membangun kemampuan mereka dalam lingkungan online. Karakter mereka dalam dunia akan menerima gaji, dan murid-murid akan mendapat kesempatan untuk memulai bisnis mereka, membeli dan membangun hal-hal baru.
4. Quest Atlantis: Komunitas game online mengajarkan murid-murid mengenai tanggung jawab sosial, kreativitas, diversifikasi, konservasi dan banyak lagi. Murid-murid akan menyelesaikan misi kecil untuk membantu menyelamatkan kebudayaan Atlantis. Game ini mengajarkan murid-murid untuk bekerja sama, menyelesaikan masalah rumit dan mempelajari bagaiman sebuah tindakan mempengaruhi kebudayaan dan lingkungannya.

(Diambil dari berbagai sumber-27 Sept 2011)
Mari Miskin Bersama -

Mari Miskin Bersama -

Oleh Radhar Panca Dahana

MEMUAKKAN! Sesungguhnya sungguh-sungguh memuakkan jika kita harus
membincangkan dan menyaksikan lagi, lagi, dan lagi, perilaku koruptif
kaum elite di negeri ini.

Saya tak perlu minta maaf untuk penggunaan kata yang kasar ini,
mengingat sudah cukup banyak kata, istilah, peribaratan, atau
tudingan yang diarahkan untuk mengoreksi, memprotes, menggugat,
bahkan memaki kaum itu, oleh berbagai kalangan, dengan tulisan,
pidato, demonstrasi, hingga ancaman. Tetapi mereka, elite yang
terhormat itu, bergeming. Seperti patung yang memandang searah saja,
tak peduli hujan, terik matahari, atau kotoran burung jatuh di
kepalanya.

Istilah "pengkhianatan" yang digunakan Franz Magnis-Suseno untuk
melukiskan sebab akan tergelincirnya bangsa ini ke jurang (Kompas,
27/9) adalah "makian" terakhir, setelah Ketua PP Muhammadiyah Syafii
Maarif mengetok palu fatwanya dengan mengatakan kerusakan moral
politik kita sudah sempurna. Saya menjamin, patung-patung elite tetap
bergeming. Hatinya telah hitam, membeku, membatu. Tak peduli etika,
tak peduli agama, tak peduli sejarah, tak peduli cucu buyut, kecuali
diri sendiri.

Apa yang lalu dihasilkan dari pribadi yang membeku dan hati yang
membatu? Tidak lain adalah masyarakat dan adab yang mengeras, bukan
dalam kebaikan namun semua hal buruk yang diteladani para
pemimpinnya. Masyarakat pun menjadi kumpulan mannequin kesalahan yang
akan menggiring diri mereka sendiri pada peradaban kaku, stagnan,
serta involutif. Sebuah tanda yang jelas bahwa di negeri ini belum
ada sipil yang berdaya, belum ada publik "emoh negara" (betapa jauh
perjalanan untuk itu). Namun melulu sekumpulan domba yang beriring ke
mana tongkat gembala mengarahkannya. Sejak ratusan lalu.

Betapa pun cantiknya ide tentang negara dan publik di masa
pascareformasi, kenyataan mental bangsa ternyata belum bergeser dari
kondisinya di masa prakemerdekaan. Tuan dan majikan adalah panutan.
Apa yang tuan lakukan itulah kebenaran. Soal baik buruknya, silakan
bahas di buku dan kuliah subuh. Dalam lukisan Emha Ainun Najib, itu
adalah masyarakat yang datang ke tempat ibadah, ke pengajian,
menentang KKN, mendemo otoriterianisme, tetapi juga yang pasang
togel, mencolek penari ronggeng, atau minum bir di pojok kampung.

Masyarakat seperti itu adalah wajah Narcissus dari para elite yang
memerintahnya. Keduanya adalah cermin yang berbalik muka. Apa yang
dilakukan kaum elite menjadi pengabsah tindakan publiknya. Pada
giliran berikut, perilaku tetiron publik itu melegitimasi kelakuan
berikutnya dari sang elite. Lingkaran setan yang cuma setan mampu
mengebalkan hati untuk menikmatinya. Seraya tersenyum dan berpidato
bahwa ia mewakili konstituennya. Begitu sebaliknya.

Pada titik inilah, solusi ringkas yang dinyatakan Franz Magnis-Suseno
bahwa perlu public pressure untuk mengatasi kedegilan dan ancaman
jurang bangsa ini tidaklah memadai. Tepatnya sia-sia (untuk
sementara). Lantaran, solusi itu akan dihantui pertanyaan sederhana
yang mengikutinya, publik yang mana? Sementara publik sendiri pun
sudah bermental koruptif, tidak mungkin ia mem-pressure dirinya
sendiri. Publik yang terlembagakan atau terwakili? Ini pun
disangsikan. Bukan hanya karena sinyalemen, tetapi sebagian telah
terbukti, lembaga independen yang mewakili publik, entah yayasan,
entah LSM, partai, lembaga agama, ormas, apa pun, juga melakukan
tindak koruptifnya sendiri- sendiri. Dan kita tak perlu menutup mata,
hanya untuk mengidealisasi bahwa masih ada elemen bangsa ini yang
masih baik dan terjaga moralitasnya.

Pesimistis? Bukan saya saja. Tetapi ratusan dan ribuan pernyataan
lain yang muncul di media massa hampir tiap hari. Namun pesimisme
sebenarnya-setidaknya bagi saya pribadi-adalah motif yang cukup kuat
untuk kita melakukan perubahan dengan cara lebih keras, radikal.
Mungkin pula semacam izin untuk tindakan-tindakan yang tidak biasa,
yang (di) luar (ke)biasa(an). Semacam trigger yang mendorong
seseorang memiliki keberanian lebih dari biasanya.

MASYARAKAT Jakarta tampaknya tidak merasa asing lagi dengan
sekumpulan anak muda yang berdiri di perempatan jalan
untuk "membantu" kelancaran lalu lintas. Para "pak ogah"
alias "polisi cepek" ini tidak menentukan tarif untuk jasa yang
ditawarkan, namun bisa dipastikan hasil yang mereka dapatkan lumayan,
bahkan cukup untuk memenuhi kebutuhan harian sebagian mereka, di
antaranya sudah berkeluarga dengan beberapa anak. Di bilangan
Ciputat, hasil "kerja" seperti ini bisa membuahkan ratusan ribu
rupiah sehari.

Yang menarik dari keberadaan "pak ogah" adalah tak sadarnya
masyarakat pengguna kendaraan bermotor, yang rela dan kurang rela,
memberikan uang recehnya, sebenarnya telah membantu, mensubsidi,
bahkan menggantikan tugas negara/pemerintah dalam mengatasi
pengangguran. Dapat diperhitungkan, berapa ongkos sosial yang harus
ditanggung pemerintah jika ribuan "polisi cepek" se-Jabotabek
kehilangan "pekerjaan" yang tak tercatat statistik itu.

Subsidi masyarakat ini belum lagi memperhitungkan ribuan tukang
parkir partikelir, ribuan pengamen, ribuan pengemis gadungan, ribuan
penagih sumbangan di pinggir (atau tengah) jalan, termasuk pembersih
kaca mobil di banyak perempatan. Keterlibatan publik ini, secara
positif, bisa kita pahami sebagai simpati dan kesediaan mereka
berbagi rasa dan hati dengan sebagian lain dari masyarakat yang
kurang beruntung. Satu modal moral yang dapat diperbesar menjadi
sebuah gerakan yang lebih semesta menetapkan dan menerapkan
kata "cukup" dalam hidup kita sehari-hari.

Inilah gerakan moral untuk hidup cukup dengan pemenuhan kebutuhan
primer, atau sebagian sekunder. Hidup yang merasa cukup saat
kebutuhan dasar untuk survive dan aktualisasi dapat dipenuhi. Tanpa
pilihan harga, gengsi, gaya, atau nafsu material berlebihan. Jika
empat sehat lima sempurna sudah terpenuhi dari warung sayur sebelah
rumah, kenapa harus mengonsumsi makanan mahal, impor, merek asing,
atau restoran super mahal. Sementara kandungan gizi, mineral, dan
kalorinya mungkin sama.

Rapat-rapat kabinet cukup minum dari air botol, produk lokal yang
telah teruji, ketimbang produk luar negeri yang super mahal. Mengapa
tidak menggunakan mobil sederhana ketimbang mobil built up? Mengapa
tidak kemeja Cibaduyut yang penuh gaya dan berjahitan sempurna,
ketimbang menteri dan anggota parlemen memamerkan merek asing di
depan kamera TV. Mengapa presiden tak menggunakan pesawat komersial
untuk perjalanan lokal, ketimbang pesawat khusus dan rombongan besar
yang memakan banyak uang rakyat?

Akhirnya, marilah kita cukupkan cara kita sukses dengan kinerja
profesional. Tidak dengan rayuan, ancaman, atau sebundel uang.
Marilah merasa malu pada diri sendiri dan publik ketika, sebagai
contoh, Oetojo Oesman, Ketua Panitia Konvensi Golkar, yang
mengatakan, jika untuk menjadi gubernur kita bicara "M", mengapa
tidak jika ingin jadi presiden kita bicara "T". Ini soal gizi, soal
uang, yang Oetojo sendiri pasti gemetar untuk mempertanggungjawabkan
ucapannya. Dari mana "T" alias triliunan rupiah itu datang? Pasti
bukan uang siluman atau uang palsu. Uang siapa? Tak ada yang pasti.
Kecuali satu, uang itu pasti berasal dari rakyat.

Kita cukupkan itu semua, termasuk menggelapkan uang rakyat lewat
kelicikan retoris apa pun. Biarlah gerakan moral ini menata,
meluruskan, menilai, dan memutuskan sanksi moralnya. Jika Presiden
Megawati-coba lihat pemimpin di India dan Cina-dapat memperlihatkan
kesederhanaan, yang mungkin dianggap miskin oleh sejawatnya,
masyarakat tetiron kita akan berdiri tertib di belakangnya. Biarlah
kita miskin materi secara pribadi, tetapi kaya akan karya dan
pengabdian pada rakyat semesta.

Gerakan moral semesta ini tidak akan dipatuhi seluruh penghuni
republik karena selain akan mengundang antipati dari mereka yang
tergila dengan asas laissez faire: moralitas oksidental atau semacam
surat izin untuk merasa senantiasa tidak puas dengan apa yang kita
miliki. Juga alam "demokratis" tidak memberi kita surat izin untuk
melarang mereka, sejahat apa pun produk atau hasil perbuatan penuh
nafsu mereka.

Siapa pun, memang, tak hendak miskin. Terlebih jika ia memiliki
kesempatan untuk menolaknya. Semua agama juga memberi peluang untuk
itu. Tak ada yang salah untuk itu. Persoalannya adalah taktik rakyat
di semesta republik ini, kemakmuran yang kita miliki kita kembalikan
pada publik, dengan cara apa pun, membuka sebanyaknya peluang usaha,
mendanai ide-ide kreatif yang menunjang perbaikan hidup, atau sekadar
membantu mereka yang tak mampu, seperti kita memberi seribu rupiah
untuk "pak ogah". Untuk kita sendiri, tak mengapa miskin di hadapan
mereka yang tak henti mengejar kekayaan. Dan jadilah kita orang yang
sejahtera ketika kita merasa cukup dengan apa yang kita miliki.

Radhar Panca Dahana penyair

Facebook wajahku, wajah kita semua


Dalam sebuah blog kompasiana, seorang blogger menuliskan kisahnya telah ditipu penjual notebook melalui facebook. Ceritanya penjual notebook itu awalnya meng-add sebagai friend, kemudian setelah kenal lama, ia cerita punya usaha jual beli notebook. Singkat cerita harga yang ditawarkan begitu menarik kalau ia beli tiga sekaligus. Kononnya ini notebook baru yang di dapat dari bea cukai karena tidak diambil pemiliknya. Harga notebook Sony Vaio harga 8 jutaan kalau beli tiga cukup bayar 15 juta. Karena tertarik maka Mbak tersebut cerita ke kawan dan kakaknya. Kebetulan kakaknya juga tertarik. Alhasil lengkaplah sudah tiga orang untuk membeli notebook murah. Walaupun awalnya sempat ragu namun karena secara intensif beskomunikasi melalui message di fb keraguan itu akhirna hilang. Dan ditransferlah uang yang telah dikumpulkan ke rekening yang ditunjuk oleh penjual notebook.

Sebagai gantinya satu jam kemudian, penjual mengirimkan resi bukti pengiriman kepada si Mbak pembeli tersebut. Dengan harapan esok barangnya sudah sampai dan bisa menggunakan notebook baru dengan spesifikasi menarik namun harga murah. Ditunggu-tunggu tak ada seorang pun courier pun yang datang. Sampai keesokan harinya notebook pesanan tidak juga datang. Akhirnya si Mbak mencoba menelepon jasa pengiriman barang seperti yang ada di copy resi yang ia print dari picture di facebook. Ternyata nomor yang disebutkan tidak ada datanya.
Untuk mengecek lebih lanjut, kemudian dibukanya account facebooknya, kemudian dicarinya friend yang menawarkan notebook murah tersebut. Ternyata statusnya sudah remove dari daftar temannya. Bertambah lemaslah ia, ia menyadari telah menjadi korban penipuan melaui facebook.

Kemudian di media massa lain juga ramai diberitakan “Remaja Korban Penculikan via Facebook”, “Penipuan melalui facebook marak”, dan masih banyak judul-judul lain yang memojokkan facebook. Facebook tiba-tiba menjadi biang masalah, media social network ini dituduh banyak membuat celaka. Menimbulkan kecemasan dan syak wasangka orang tua, jangan-jangan putra-putrinya juga terpengaruh akan facebook ini.
Itu antara kesan yang timbul ketika sekarang ramai orang menggunakan facebook. Sama ketika dahulu pertama kali orang kenal internet maka yang terasosiasi adalah di internet banyak gambar porno yang tersedia dan bisa diakses secara bebas. Jadi kalau orang buka internet pasti ingin melihat gambar-gambar yang tidak dijual di lapak-lapak koran itu. Padahal kalau kita sadari social media ataupun internet hanyalah medium atau alat. Tanpa ada yang menyalahgunakan, medium atau alat ini bersifat netral. Sama seperti pisau bisa digunakan untuk memasak ibu-ibu, memotong hewan oleh jagal, atau untuk membunuh orang oleh penjahat. Jadi tergantung sekali dengan siapa pemegang alat itu dan digunakan untuk apa.

Untuk mendapatkan manfaatnya kita perlu mengetahui beberapa aturan ataupun etika dalam menggunakan facebook.:

1. Pengguna facebook hendaklah cukup dewasa
Dewasa di sini bermakna anak-anak kurang dari usia 13 tahun tidak sepatutnya menggunakan facebook. Bisa menggunakan social network yang lain yang berorientasi untuk anak-anak seperti togetherville yang ada automatic monitoring ke account facebook orang tuanya. Ataupun kalau karena dorongan lingkungan dan teman-temannya menggunakan facebook daftarkan sebagai account orang tua sehingga password juga diketahui oleh orang tua. Sehingga orang tua bisa mengecek wall maupun message yang dikirim ke account anak.

2. Gunakan facebook untuk persahabatan dengan orang-orang yang betul-betul kita kenal
Ketika ada friend baru yang meng-add account facebook anda, cobalah cek dulu siapa dia, cek friend listnya, apakah teman-teman dia banyak yang kita kenal ataukah kita tidak kenal sama sekali. Jika memang kita tidak mengenalnya secara pasti, dan tidak pernah berjumpa secara fisik lebih baik memastikan dengan mengirimi message menanyakan info lebih jelas sebelum kita mengkonfirmasi. Kalau mereka tidak membalas maka lebih baik diabaikan atau ditolak saja.

3. Jangan menyampahi halaman FB orang lain dengan iklan, tag foto, dan sejenisnya yang tidak ada hubungannya dengan orang tersebut.
Pada hakekatnya situs facebook ini digunakan untuk menjalin persahabatan. Jadi kalau kita ingin menawarkan sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan pertemanan, mintalah ijin lebih dahulu melalui message box. Karena meng-add dengan maksud iklan atau mengajak orang lain berbisnis, tidak semua orang menyukainya.

Semakin paham kita menggunakan facebook, semakin banyak dampak positif yang bisa kita raih. Beberapa manfaat facebook yang kita bisa dapatkan:

1. Sarana menyambung silaturahmi online
Dengan facebook kita bisa ketemu kawan-kawan lama dari SD, SMP, sampai perguruan tinggi. Kawan sepermainan yang sekarang sudah tinggal di luar negeri bisa kita cari dengan mengetikkan namanya. Dari situ bisa berbagai cerita-cerita lama, berbagi kenangan dan foto-foto lama, ataupun peluang-peluang baru yang bisa disusun bersama.

2. Mengekpresikan diri dan berbagi ilmu
Bagi yang gemar menulis bisa memanfaatkan bagian fitur catatan untuk menuliskan ide, gagasan inspiratif, atau cerita keseharian yang menggugah dan bisa diambil hikmahnya. Tulisan ini bisa digunakan sebagai sumbangan sadaqah ilmu yang manfaatnya tidak hanya bagi penulis tetapi juga pembacanya. Misal sharing resep masakan atau pengalaman ketika menghadapi sakit dan mencari obat, adalah catatan-catatan yang menarik untuk dibaca.

3. Menebar dan meraih rejeki tambahan
Bagi yang tertarik terhadap bisnis online melalui internet, wall nya bisa dipakai untuk promosi atau menjelaskan karakteristik kegunaan produk yang dijualnya. Kemudian message box nya bisa digunakan sebagai sarana korespondensi, kalau perlu bisa gunakan chat online untuk memberikan respon terhadap pertanyaan atau keluhan yang disampaikan oleh konsumen.

4. Menghimpun gerakan social yang bermanfaat
Masih ingat kisah koin Prita dan RS OMNI atau kisah Bibit Chandra KPK, facebook juga bisa digunakan untuk membuat gerakan social dengan isu-isu yang melukai rasa kemanusiaan rakyat banyak. Tanpa harus turun ke jalan dan mengganggu kemacetan lalu lintas, suara-suara yang digalang melalui facebook banyak mempengaruhi kebijakan politik.
Akhirnya selamat berfacebook,… Semoga bermanfaat.

Oleh: Fajar Baskoro

Khan, Guru Privat Dunia


Pernahkah anda sebagai orang tua, ditanya oleh anak, “Pa Ma rumus Pythagoras itu apa sih? Tadi di sekolah dijelaskan oleh Pak Guru tetapi, Adik masih tak paham. Bisakah Papa atau Mama jelaskan kepada Adik, biar adik mudah mengingatnya? ” Biasanya mendengar pertanyaan seperti itu dari anak kita langsung menjelaskan rumusan C2=A2+B2, kuadrat sisi panjang segitiga siku-siku adalah penjumlahan dua buah sisi pembentuk sudut 90 derajatnya.
Kalau itu yang kita jelaskan, maka kita memaksa anak untuk menghafalnya, tetapi tidak mengajarkan kepada anak hakekat konsep yang ditemukan oleh Pythagoras di sebalik rumusan segitiganya.

Mungkin kita ingin menerangkan kepada Anak lebih detail, tapi macam mana kita bisa menerangkan kepadanya, kita pun menerima itu juga secara hafalan dari guru-guru kita semenjak Sekolah Dasar dulu. Mujur bagi mereka yang berkelebihan bisa mendatangkan guru Privat atau mengikutkan anak kita untuk mengikuti les Matematika Kumon. Namun bagi kita yang hidup secara ambang batas ini sulitlah untuk menambah kontrak kebutuhan pembiayaan untuk anak kita. Untuk menabung setelah dipotong biaya sehari-hari, biaya sekolah anak, dan kredit rumah pun hanya tersisa uang untuk bensin transportasi. Apalah lagi kalau harus ditambah dengan biaya privat les anak. Hati berkehendak tetapi kuasa uang tiada daya.

Tapi jaman selalu berubah dan alam senantiasa memberi solusi bagi mereka yang terus senantiasa berusaha, tanpa mengenal batas kuasa. Tahukah sahabat semua, siapa guru privat anak Bil Gates? Ya Bil Gates, pemilik industry Software Microsoft itu, orang terkaya di dunia. Pastilah kita mengira guru privatnya adalah guru handal keluaran universitas terkenal, dan berbayar mahal pula. Itu jawaban otak linear kita, jika orang kaya mesti solusinya pasti kepada kualitas yang berbayar mahal pula. Kualitas ditentukan kuantitas uang yang dipunya. Namun ternyata tidak begitu dengan Bil Gates, ia justru kagum kepada Khan, orang India yang mendirikan Khan Academy di www.khanacademy.org. Bersama dengan anaknya di Rory umur 11 tahun ia menyusuri website khanacademy.org mulai materi tentang Matematika Al-Jabar sampai dengan materi Biologi. Terpesona dengan cara menerangkan secara mudah dan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Memang orang pandai akan memudahkan orang, sedang orang bodoh akan mempursulit pemikiran orang. “Wah Dia (Khan) ini anak muda yang hebat, ” begitu kesannya setelah direkomendasikan temannya untuk mencoba membuka website tersebut, yang bisa membantu anak-anak di seluruh dunia menemukan guru privat favorit mereka.
Dengan menggunakan webcam, dan papan tulis elektronik (electronics blackboard), Khan menerangkan rumusan-rumusan matematika, mulai dengan yang sederhana operasi penjumlahan, sampai dengan, integral, limit, matriks linear sampai matematika rumit lainnya. Ada sekitar 2000 materi mini tutorial yang bisa diakses ataupun di download oleh semua orang melalui internet. Dan tiap hari akan bertambah, karena Khan selalu menambah dan menyempurnakan materi-materi setelah mendapatkan email pertanyaan-pertanyaan dari pengakses websitenya. Menurut data informasi terakhir lebih dari 200 ribu siswa diidentifikasi menikmati layanan ini. Mulai dari Kanada, USA, Eropa, sampai siswa di sekolah menengah Internasional Doha Qatar. Dan semua materinya dapat diakses secara gratis tanpa memungut bayaran satu sen pun. Cukup buka internet, di rumah, di sekolah, ataupun warnet, buka www.khanacademy.org kemudian pilih materi apa yang kita ingin memahaminya, maka kita akan diterangkan dalam waktu sekitar 10 menit.

Siapakah Khan sebenarnya guru privat favorit dunia itu? Nama lengkapnya Sal Khan, ya tepat hampir sama dengan nama bintang film India yang cakep itu Salman Khan. Sal Khan ini masih muda umurnya baru menginjak 33 tahun, masih punya satu anak umur sekitar 1 tahunan. Sal Khan meruoakan warga Negara Amerika keturunan India-Bangladesh. Mulai kakeknya sudah berdiam dan mencari rejeki di Amerika. Semenjak dari Sekolah Dasar ia, sudah dikenali sebagai bintang kelas yang pandai. Dengan IQ 160 prestasi belajarnya termasuk golongan atas di sekolahnya. Ia memegang tiga gelar kesarjanaan dari MIT, yaitu bidang Matematika, Elektro, dan Komputer. Terakhir ia menamatkan MBA nya dari Harvard Business School, dan mendapatkan penghargaan dari Bil Clinton presiden USA, pada saat lulusannya. Setelah lulus kemudian ia bekerja di tempat yang top juga, perusahaan financial atau keuangan, sebagai hedge-fund dengan penghasilan ribuan dollars. Dengan itu semua dalam waktu singkat dan masih muda ia bisa membeli rumah dan membina keluarganya.Namun kemudian, panggilan jiwanya tidak kesitu. Uang ribuan dollar bisa diraihnya dalam satu bulan, ia merasa itu hanya bermanfaat bagi diri dan keluarga kecilnya saja. Bermula dari kejadian kecil di tahun 2004, ketika sepupunya bernama Nadia mengalami masalah Matematika di sekolahnya, ia tidak dapat mengkonversi kilogram ke satuan ons, pound. Karena sepupunya ini tinggal di luar kota kemudian dibuatkanlah video tutorial untuk menerangkannya. Kemudian hari malahan bukan hanya Nadia yang ingin mendapatkan tutorialnya. Saudara yang lain Ali dan Arman sering menghadapi masalah serupa di sekolah. Tidak mendapatkan penjelasan yang cukup memahamkan ketika menerima pelajaran. Dari kejadian itu hati kecilnya selalu mendorong untuk bisa memberikan manfaat kepada banyak orang. Dan panggilan jiwa itu adalah sebagai guru, mengajarkan dan menyebarkan ilmu kepada siswa seluruh dunia. Ia risau banyak siswa yang frustasi dan ngantuk di dalam kelas mendengarkan konsep-konsep yang sukar dimengerti dari guru-guru mereka di dalam kelas. Dengan kepandaiannya ia yakin mampu menerangkan dengan secara lebih mudah, dan tidak mbulet, semudah dia memahami pelajaran semasa di sekolah dulu.

Syukurnya, istrinya tidak menghalangi ketika ia menyampaikan niatnya pensiun dari pekerjaan yang wah, yang bisa menghasilkan kekayaan. Mereka berkomitmen bisa hidup dari tabungannya semasa bekerja dulu. Dari pekerjaannya yang dulu ia berhasil membukukan sekitar 1 juta dollars. Maka semenjak itu setiap pagi Khan masuk ke ruangan kecil sekitar 3X4 di samping tempat tidurnya dan mulai merekam suaranya, membuat sketsa dengan papan elektronik dan kemudian mengup-load ke You Tube. Sekarang cobalah search di situs YouTube, dengan kata kunci Khan Academy, maka nanti ribuan link akan ditampilkan mengacu kepada ribuan mini tutorial yang telah dibuat Khan dari ruangan kecil di sebelah toilet kamar tidurnya.
KhanAcademy.org, saat ini termasuk website edukasi yang paling banyak diakses. Sampai sekarang tertulis ada sekitar 18 juta jumlah pengakses, dengan jumlah harian rata-rata 70.000 pengakses setiap hari. Dengan jumlah segitu kalau ia mau dengan ditumpangi adsense pengiklan tentulah akan mencapai pendapatan yang besar. Namun Khan tetap teguh untuk mempertahankan layannannya tanpa terganggu oleh iklan. Ia bertekad membantu setiap murid di seluruh dunia yang mengalami kesulitan belajar dengan kemudahan video tutorialnya.

Untuk memelihara dan mempertahankan layanannya, sekarang ini Khan Academy banyak dibantu dari donasi. Donasi dberikan oleh orang ramai karena respek dengan tekat dan konsistensinya untuk terus membuat dan menyebarkan video tutorial pembelajaran. Di antara orang yang menyumbang banyak diantaranya adalah jutawan-jutawan Silicon Valley, antara lain John Doer , kemudian bos entrepreneur Kanada John McCal MacBain dan tidak ketinggalan dari Bil Gates foundation.
Jadi bila, anda kesulitan mengajari anak-anak materi sekolah, cukup klik saja www.khanacademy.org, dan tunggu guru privat anda akan datang menerangkan. Dan tetap dampingi anak-anak di samping computer, karena Khan mengajarkannya dalam bahasa Inggris anda perlu mendengarkannya dengan seksama sebelum kembali menjawaab pertanyaan anak-anak selanjutnya.

Bye bye Mandala


Satu lagi maskapai tanah air di grounded, tidak memberikan layanan terbangnya lagi. Menurut informasi resmi di media, mulai hari ini Kamis 13 Januari 2011 Mandala berhenti beroperasi. Masih terbayang dalam tiga tahun terakhir naik Mandala, interior nya semakin bagus, dan pesawatnya sudah berganti dengan yang baru. Pun begitu jadwalnya sudah mendekati schedule, jarang terjadi keterlambatan. Namun itu semua tinggal kenangan, Mandala tidak kuat lagi membawa beban keuangannya mengangkasa.
Dulu sewaktu masih kecil di desa, selau teriak “kapal mabur, kapal mabur kek ono duwik kebur”, setiap melihat pesawat di udara. Kurang lebih artinya, pesawat berilah uang beterbangan. Bisa naik pesawat selalu menjadi idaman dan impian anak-anak desa seusia 12 tahunan. Cerita bagaimana rasanya naik pesawat, hanya di dengar dari para haji yang kembali dari tanah suci saja. Atau sanak saudara yang pulang dari transmigrasi ke Kalimantan atau Sumatera. Kami duduk bersila, makan kue oleh-oleh sambil mendengarkan cerita bagaimana rasanya naik pesawat. Katanya kalau melewati awan seperti melewati jalan berlubang. Kami mendengar dan membayangkan akankah suatu hari nanti bisa naik pesawat.
Di sekolah, diajarkan nama-nama lapangan terbang di berbagai kota di Indonesia. Juanda nama lapangan terbang di Surabaya, Halim perdana kusuma di Jakarta, Abdurahman Saleh di Malang, Ngurah Rai di Bali. Pikiran kami masa kecil tak menjangkau untuk apa nama-nama ini diajarkan. Mungkin supaya tidak tersesat kalau naik pesawat. Kalau dari Bali ke Surabaya berarti turun di Juanda, kalau turun di Halim Perdana Kusuma berarti sudah tersesat jauh. Seperti naik bus harus diingat mau turun dimana.
Kemudian diajarkan pula nama-nama perusahaan maskapai penerbangan. Pada saat itu cuma dikenalkan maskapai Garuda, Bouraq, Pelita, dan Mandala airline. Sedikit maskapai pada saat itu dan salah satunya Mandala.
Hingga suatu hari ada kesempatan naik pesawat untuk pertama kalinya. Pesawat yang pertama kali saya naiki bukan pesawat komersial. Pesawat ini milik TNI AU, biasanya hanya digunakan untuk TNI yang tugas atau keluarga golongan colonel ke atas. Naiknya dari pangkalan TNI Juanda, letaknya dekat lapangan terbang komersial Juanda, tapi sedikit terpisah. Kalau mau naik saat itu bayar pass naik Rp 50 ribu dari Juanda ke Jakarta. Ongkos yang sangat murah saat itu, karena harga resmi pesawat komersial Rp 500 ribu. Namun jangan harap kita dilayani pramugari yang cantik-cantik, setelah naik kita akan duduk berhadap-hadapan dan bersandar di dinding pesawat. Seperti kalau kita naik angkotme atau naik bemo. Dan sesekali kita bisa melihat isi cockpit, karena antara penumpang dan ruang cockpit hanya ditutup dengan kelambu hijau. Suara mesin pesawat meraung-raung sangat kedengaran, jadi untuk pertama kalinya harus menutup telinga bagi yang tidak terbiasa. Setelah satu jam akhirnya mendaratlah di Halim Perdana Kusuma. Sebuah Bandar udara yang sekarang dikhususkan untuk TNI saja bukan lagi Bandar udara komersil. Letaknya termasuk dalam kota Jakarta sehingga begitu mendarat langsung bisa beraktivitas ke tempat tujuan.
Sampai akhirnya tahun 2000 an eranya low cost carrier, pesawat terbang berbiaya rendah. Sejak itu saya tidak pernah lagi naik pesawat terbang “khas” TNI lagi, tapi berganti pesawat terbang komersil. Masih ingat masa itu beragam maskapai terpampang di papan keberangkatan. Ada Lion air, ada Karina, ada Bouroq , Sempati Air, Indonesia Air dan masih banyak lagi.
Namun tidak lama kemudian satu per satu berhenti terbang. Tak kuat akan ganasnya persaingan. Mulai dari Bouraq, Awair, Sempati, Indonesia Air sampai maskapai yang terkenal dengan penerbangan terpanjangnya jurusan Juanda-Akhirat, Adam Air.
Memiliki pesawat dan mampu mengoperasikan menjadi maskapai komersil memang menggiurkan. Dalam satu jam saja dalam penerbangangan Surabaya-Jakarta sudah bisa mengumpulkan uang 50 juta, apalagi kalau dalam satu hari ada lima atau enam destinasi tujuan, wow ada berapa ratus juta bisa terkumpul. Dan dengan struktur Negara kita sebagai Negara kepulauan selalu menjanjikan keuntungan untuk industri penerbangan. Namun bisnis dan perancangan memang sungguh berbeda, dan satu per satu maskapai kita tutup. Hari ini Mandala pun menghentikan operasinya.
Lain di kita lain dengan negeri tetangga. Negara Jiran Malaysia sedang bergairah Low Cost carriernya. Antara satu negeri (baca : propinsi) dengan negeri yang lain mulai dibuka airport-airport baru. Padahal luasnya satu negeri hanya seluas karesidenan di Indonesia. Ada rute-rute pendek yang dilayani penerbangan murah ini. Mereka berpacu untuk kembali menjadi hub / penghubung penerbangan murah Asia. Sudah lama mereka mengincar untuk mengalahkan Changi Singapura, dan menjadi penghubung penerbangan murah untuk tujuan Negara-negara di Asia.
Hampir tiap bulan selalu dibuka jalur baru, dan tentu saja juga harga yang murah untuk reservasi jangka lama. Setelah Bandung baru-baru ini juga dibuka penerbangan Air Asia langsung KualaLumpur ke Balikpapan, dan Kuala Lumpur –Makasar. Belum lagi propinsi-propinsi di Sumatera juga dilayani penerbangan FireFly, penerbangan murah lainnya selain Air Asia.
Ada pertanyaan menarik, mengapa di sini berguguran sedangkan di Negara tetangga justru sedang tumbuh?
Ada hal menarik, bila kita cermati. Yaitu integrasi pemerintah dan dunia usaha. Salah satunya adalah airport tax. Saya agak kesal kalau setiap kembali dari Malaysia hanya dikenakan RM 25 untuk airport tax nya atau setara dengan sekitar 70 an ribu, sedangkan kalau dari Juanda kita harus membayar 100 % yakni Rp 150 rb. Seringkali harga peron pesawat ini lebih mahal daripada harga tiket saya yang hanya RM 10. Akankah kita berubah, ataukah kita akan melihat lagi satu per satu maskapai kita tergrounded dan kita hanya menjadi penumpang

Digital Parenting


Selesai mengajar sekitar jam sepuluh hp saya beredering.
“Halo Pak, Assalamu’alaikum, ”, suara di seberang.
“Wa’alaikum salam”, sahutku.
“Maaf Pak mengganggu, ada waktu Pak? Saya Pak Harja, kawan Bapak sewaktu ambil kursus Inggris dulu di Pare. Kalau bapak ada waktu, bolehkah saya mampir ke tempat kerja Bapak. Ada sesuatu yang ingin saya omongkan. Kebetulan saya sedang di Surabaya.”
“Boleh Pak silakan, jam satuan ya pak, selepas makan siang saja. Saya free jam segitu.”, sahutku sambil mengingat-ingat kawan kursus Inggris di Pare, yang mana ya yang namanya Harja.
Oh ya aku baru ingat sewaktu ambil kursus Inggris di Pare ada tiga orang yang sudah berumur, maksudnya sudah punya keluarga. Saya, kemudian Harja berumur sekitar 45 an tahun dan satu lagi seorang kakek-kakek, namanya Kyai Yayat. Kami bertiga termasuk orang tua, diantara peserta kursus yang lain. Kebanyakan dari peserta adalah lulusan universitas yang belum mendapatkan pekerjaan, kemudian mencoba kursus untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing. Ada lagi sejumlah mahasiswa memanfaatkan libur sekolah. Asa yang dating dari Sulawesi, Aceh, Kalimantan, maupun NTB. Saya awalnya agak heran bagaimana, darisebuah kampong kecil di kota Pare Kediri tersebut, bisa di datangi sejumlah siswa dari berbagai wilayah termasuk luar jawa.
Tetapi setelah masuk barulah saya paham, Desa Tulungrejo Pare itu telah terkenal dari mulut ke mulut dengan istilah kampung Inggrisnya. Dalam satu hari tersedia ratusan kelas yang dibuka, mulai pronounciation, speaking, listening, writing, TOEFL, dsb. Kelas-kelas tersedia di berbagai rumah di kampung tersebut. Ada di tepi jalan, di bawah pohon bambu, di pinggir sungai, bahkan di dekat kandang lembu. Kelas-kelas tersedia secara secara tersendiri dan ada pula yang tergabung dengan asrama, fasilitas penginapan buat mereka yang berasal dari luar kota.
Dalam sehari kita boleh mengikuti kursus beberapa kelas. Kelas di sediakan dari jam 05.30 pagi sampai jam 10 malam. Terserah ikut berapa yang penting otaknya kuat. Tentang harga tidak usah pakai nego, satu program rata-rata sehari diajarkan dua kali, yaitu teori dan praktek, enam hariberturut-turut, hanya hari Minggu saja libur. Satu program harganya sekitar 50.000 dan paling mahal 500.000 untuk kelas privat belajar sendiri. Satu level program biasanya dihabiskan dalam masa satu bulan. Banyak kenangan dan kelucuan ketika kami belajar di sana. Semua mencoba mengucapkan kata-kata dalam bahaasa Inggris namun dialog lokal kami tak bisa disembunyikan. Termasuk dengan Pak Harja tadi karena berasal dari Jawa Barat, logat Sundanya tidak bisa disembunyikan. “My name is Harja, I came From Bandung,” ucapnya pada saat perkenalan di kelas. Tentu dengan suara Sundanya.
Jam Satu siang lebih 10 menit, betul Pak Harja datang ke kantor. Kemudian masuk ke ruang saya.
“Bagaimana Pak kabarnya ?” ucapku menyambutnya.
“Baik Pak. Ini pak kami sedang ada acara di Surabaya, saya sempatkan silaturahmi ke, sambil ada yang ingin saya tanyakan. Pesantren kami ada sekolah setingkat SD Pak, sebutlah SD Islam Full Day, di dalamnya ada fasilitas internet. Murid-murid biasa juga pakai. Kalau di sekolah sih okey saja karena ada pengawasan dari pihak sekolah, namun akhir-akhir ini ada beberapa orang tua yang complain, apakah cocok masih SD diajarkan Internet. Apalagi di Koran-koran sering diberitakan, ada anak di bawa kari, teman chatting, ada lagi penipuan dari mana itu Pak, oh ya dari Nigeria… Mereka khawatir justru efek negatifnya lebih banyak daripada manfaatnya. Mereka mohon untuk dipertimbangkan kembali, ataupun kalau ada mereka bisa dilibatkan bagaimana caranya mereka bisa memperhatikan pula anak-anaknya di dunia maya.”, kata Pak Harja memulai pembicaraannya.
“Internet sebenarnya sama dengan mobil, truk, atau sepeda motor Pak. Hanya alat atau sarana. Di tangan orang yang tidak tepat truk bisa menabrak orang yang menyebabkan kematian, mobil bisa di bawa ke tempat prostitusi, dan motor bisa untuk kebut-kebutan. Namun di tangan orang yang tepat, sesuai dengan SIM nya atau ijin mengemudinya, Truk bisa buat bisnis, mobil bisa mengantar orang lain, dan sepeda motor bisa digunakan untuk bersekolah. Namun seringkali yang terjadi berita internet selalu di dominasi dengan, berita tentang pornografi, penculikan atau penipuan. ”, kucoba menjelaskan sesuai dengan yang kupahami.
“Maaf Pak, tadi Bapak menjelaskan tentang internet seperti kendaraan. Jika orangnya tepat mempunyai SIM sesuai, akan menguntungkan. Apakah di Internet ada semacam itu pak, maksud saya batasan hak-hak usia?”, sambungnya kemudian.
“Sebenarnya ada Pak untuk content atau informasi yang tidak cocok untuk umum biasanya ada batasan umur dan persetujuan. Misalkan apakah anda berumur lebih dari 18 tahun? Namun karena kita biasanya main klik saja, seringkali peringatan itu kita abaikan. Dan kita klik saja tanpa membaca petunjuknya. Selain itu biasanya beberapa content/ informasi membutuhkan registrasi keanggotaan untuk mengecek penerima informasi sesuai dengan usianya. Memang karena ini dunia maya, bisa saja datanya ditipu karena tidak kelihatan secara fisik. Barangkali yang lebih tepat ketika internet diajarkan di sekolah, bukan hanya caranya yang diajarkan, akan tetapi juga contoh-contoh dan penjelasan site-site yang bermanfaat dan yang tidak. Kemudian ditekankan kenapa kita harus memilih site yang bermanfaat. Semacam latihan mobil lah Pak, disampaikan pula rambu-rambu dan etika supaya tidak menabrak orang lain atau menjaga keselamatan diri kita sendiri.”, sambung saya menjelaskan panjang lebar.
“Terus mengenai pelibatan orang tua bagaimana Pak sebaiknya?”
“Orang tua sebaiknya mengetahui dulu tentang karakteristik teknologi itu, mungkin pada saat pertemuan kelas bisa disampaikan. Lebih bagus lagi kalau diberikan dalam bentuk pengetahuan dan praktek Digital Parenting, mendidik anak pada era digital semacam ini. Dengan memberikan wawasan ini berharap orang tua, bisa mendampingi, member perngertian, dan memberi contoh apa yang boleh dibuka dan apa informasi yang sepatutnya dihindari. Bukankah tidak semua yang boleh belum tentu cocok atau patut dilakukan. Sebagai contoh sebenarnya anak laki-laki memakai anting-anting juga boleh tiada undang-undang yang melarang, namun biasanya orang tua dari kecil kan sudah menjelaskan, bahkan ketika anak mulai berbicara. Jadi kontrol dan kedekatan dengan orang tua menjadi kunci memetik manfaat dari teknologi ini. ”
“Kalau mengenai tadi pak,….. pengawasan. Kan tidak semua orang tua mempunyai waktu full bersama anak. Sudah diterangkan pun kadang-kadang masih penasaran. Anak-anak rasa penasarannya tinggi. Apakah ada software yang bisa melaporkan kepada orang tua, ataupun membatasi anak-anak untuk tidak membuka informasi yang tidak bermanfaat.”
“Ada pak, sebentar ya coba saya carikan, ….di search engine. Saya alamatnya lupa tapi keywordnya ingat. ”, kata saya sambil mengetikkan Norton Family online di kotak search engine. Dan seketika ada beberapa link yang muncul termasuk dengan tutorialnya.
“Ini pak dengan melakukan register kemudian menginstall beberapa bagian, nanti aplikasi ini akan memberikan filter, panduan, bahkan pelaporan ke orang tua jika ada aktivitas anaknya di dalam berinternet dirasakan mengganggu. Kita bisa setting jam berapa saja anak bisa online, kriteria situs yang boleh dibuka, kemudian juga history/ riwayat aktivitas situs apa saja yang tela dibuka si anak. Namun ini semua hanya tools atau alat pak. Bukankah lebih penting menyiapkan sopir yang bertanggung jawab daripada menyiapkan polisi sebanyak-banyaknya untuk menertibkan dan mengamankan jalan. Apalagi kalau polisinya seperti polisi “Gayus” seperti sekarang ini mana yang polisi mana yang komplotan mafia tidak jelas. Justru yang paling penting menyiapkan pengawasan internal pak, yaitu moral itu sendiri seperti yang ada pada misi sekolah Bapak.”
“Terima kasih Pak penjelasan Bapak saya rasa cukup . Saya jadi paham apa yang harus saya lakukan. Oh ya apakah Bapak bisa sharing pengalaman ini , mungkin beberapa waktu lagi kami mau adakan seminar Digital Parenting. Kalau bapak tidak keberatan, saya mohon bapak bersedia mengisinya.”
“Insya Allah Pak, jauh-jauh hari mohon diinformasikan, supaya waktunya pas dan tidak berbenturan dengan yang lain.”, sahutku.
“Baik Pak nanti kami informasikan. Terima kasih atas kesempatannya. Saya mohon permisi dulu. Assalamu’alaikum”.
“Wa’alaikum salam Pak, sama-sama saya juga terima kasih telah dikunjungi.” , jawabku sambil membukakan pintu keluar. Menutup pembicaraan kami siang itu.