Ritel Online

Kurang dari sebulan lagi kita akan mencapai pergantian tahun. Pertanyaan yang patut kita renungkan di masa itu adalah: Apakah target tahun ini sudah tercapai? Apakah kita masih harus sprint untuk mengejarnya?

Pemimpin bisnis selayaknya sudah menyiapkan strategi dan taktik untuk menghadapi persaingan di tahun 2013. Indonesia yang memiliki penduduk 240 juta jiwa diperkirakan mampu memelihara apeningkatan produk domestik bruto (PDB) di atas 6% per tahun, pada 2013. Jelas, ini pasar yang sangat menggiurkan bagi pengusaha dan investor, terutama untuk consumer products dan turunannya.

Namun, ada pertanyaan besar di benak para pengusaha dan pemimpin bisnis saat ini. Tahun depan, ada kepastian kenaikan tarif dasar listrik dan upah minimum provinsi (yang diperkirakan di atas ri 40%), serta ketidakpastian perlindungan hukum di Indonesi. Lalu, bagaimana cara industri  manufaktur kita untuk menang, bukan hanya, di pasar global tetapi juga di pasar dalam negeri, yang sangat bebas ini?

Tuduhan para pengamat bahwa pengusaha Indonesia lebih suka menjadi pedagang daripada menjadi produsen, sesungguhnya merupakan konsekuensi yang sangat logis dari iklim bisnis, saat ini. Berdagang, baik sebagai pemasok maupun ritel memiliki risiko yang relatif lebih rendah daripada risiko manufaktur. Pasarnya pun sama, yaitu melayani konsumen Indonesia yang sangat besar.

Jalur online berbayar

Sementara itu, kenaikan harga properti lebih dari 20% setahun, menjadikan bisnis ritel online semakin menarik dan menjanjikan. Berdasarkan data, jumlah pengguna internet di tahun 2011 mencapai 55 juta orang, meningkat 19% dari tahun 2010. Mengutip kompas tekno, kenaikan itu diikuti dengan peningkatan jual-beli online sebesar 100% di tahun yang sama.

Pasar yang potensial, dengan barrier to entry yang rendah,  menyebabkan masyarakat berbondong-bondong membuka toko online. Persaingan semakin ketat, hingga banyak pemain lama yang merasakan penjualannya menurun secara drastis.

Situs social network, seperti facebook dan twitter, belakangan dipenuhi user yang berjualan. Seperti halnya ritel konvensional, konsumen akhirnya menjadi tidak nyaman harus mendatangi banyak toko, untuk mendapatkan produk yang dicarinya. Mereka lebih senang ke department store ataupun hypermarket.

Toko online individu yang hanya menjual produknya sendiri, harus mengakui kekuatan "department store" versi online, seperti Zalora, Berrybenka dan Qoo10. Terutama kemampuan mereka untuk melakukan kerjasama konsinyasi dengan banyak produsen dan aktivitas pemasaran.

Mari kita bahas mengenai pemasaran ritel online ini menggunakan teori klasik marketing mix, yaitu 4P.

  • Product. Beberapa tahun lalu, analis berpikir bahwa toko online hanya dapat menjual produk yang memiliki spesifikasi jelas, seperti produk elektronik. Namun fenomena facebook membuka  bagi para pebisnis UKM. Berkembanglah pasar, terutama untuk produk fashion. 

    Tingginya penetrasi internet membuat pasar ritel online semakin beragam. Lahirlah departemt store online dan toko diskon online, seperti livingsocial dan disdus. Di tahun 2012, terjadi peningkatan pengguna mobile internet 100%, menjadi 29 juta jiwa. Hal itu, bersama dengan pertumbuhan PDB, membuka peluang perkembangan ritel online.

  •  Price. Ritel online membantu menekan biaya overhead, hingga harga yang ditawarkan bisa lebih murah.

  • Promotion. Ritel online tidak dapat mengandalkan search engine saja. Promosi yang gencar harus tetap dilakukan, baik secara online maupun offline. Promosi online dapat dilakukan secara gratis melalui jaringan sosial. Pemasaran akan lebih efektif jika menggunakan jalur online berbayar, seperti google adwords, dan penempatan iklan di situs tertentu, terutama situs berita yang dikunjungi orng secara rutin.

  • Place. Ritel online memiliki lokasi tak terbatas dan dapat diakses 24 jam. Untuk meningkatkan  kenyamanan konsumen, konektivitas dan aksesibilitas harus mendukung. Sangat penting untuk memperhatikan hal-hal teknis seperti penempatan server, kuota, domain, model website yang cepat untuk diakses. Bahkan, perlu atau tidaknya membangun hub dalam jalur distribusi.

Tren ritel online mendatang, toko-toko di atas ditambah dengan toko spesialis yang menunjang lifestyle, semakin berkembang. Toko spesialis, seperti agoda yang menjual voucher hotel di seluruh dunia, menunjang lifestyle masyarakat untuk travelling.

Konsumen berharap, harga yang ditawarkan ritel online lebih rendah daripada ritel konvensional. Promosi secara online masih relatif murah, namun dengan kehadiran pemain yang berani melakukan promosi, baik secara online dan offline, butuh kreativitas untuk menarik konsumen datang dan membeli. Yang juga penting untuk diperhatikan adalah berbagai faktor teknis yang mempermudah akses bagi konsumen.

Prediksi pakar yang optimistis terhadap situasi ekonomi Indonesia di tahun 2013, juga bisa berdampak terhadap pertumbuhan pasar online secara signifikan. Mari kita melakukan pemanasan dan siap-siap berlari menyambut tahun yang baru.

*)Ditulis oleh : Safitri Siswono - Kontan Senin 03 Desember 2012

Uang elektronik dalam bisnis


Demam uang elektronik semakin merambah ke semua sektor bisnis. Lihat saja penawaran toko online, paket liburan dan gadget di akhir tahun 2012. Ingin berlibur ke Singapura, naik BRT Trans Jogja, beli pemutar lagu iPod keluaran terbaru, makan di Bandung, hingga membeli oleh-oleh khas Bali bisa dengan uang elektronik.

Jika melihat fenomena itu, bagaimana uang elektronik bisa mengubah cara berbisnis dan belanja kita sehari-hari? Mampukah uang elektronik menggantikan uang tunai? Saat ini, mesin ATM sudah merambah ke pelosok daerah. Berkembangnya supermarket mendorong perubahan perilaku pembayaran tunai secara elektronik. Penggunaan uang elektronik sebagai alat transaksi menjadi kegiatan sehari-hari dalam transaksi bisnis. Bank Indonesia memberikan lampu hijau penggunaan uang elektronik, terutama pada liburan akhir tahun dan Idul Fitri. Uang elektronik memudahkan transaksi pembayaran tanpa uang tunai seperti bayar tol, parkir, dan membeli barang.

Walau nilai transaksi uang elektronik masih relatif kecil dibandingkan dengan uang tunai, dari tahun ke tahun terjadi peningkatan. Data Bank Indonesia per November 2012 menunjukkan, total pemilik uang elektronik mencapai 21 juta. Pertumbuhan jumlah pemilik uang elektronik ini terus meningkat. Tahun 2008 tumbuh 161% dari tahun 2007 dan setahun kemudian melonjak 600%. Sedangkan tahun 2010 meningkat 162% dan tahun 2011 naik 81%. Peningkatan jumlah uang elektronik ini mengindikasikan adanya perubahan cara bertransaksi bisnis.

Bank Indonesia berkepentingan meningkatkan pemakgaian uang elektronik.Pgasalnya, uang elektronik mengurangi biaya pembuatan uang tunai, memperkecil peluang pemalsuan uang dan bisa mengintegrasikan sistem keuangan. Transaksi uang elektronik memiliki kelebihan penyimpanan data transaksi sehingga dapat dilakukan penelusuran forensik aliran dana. Pengawasan transparansi dan tata kelola transaksi keuangan bisnis bisa dilakukan dengan cepat dan terintegrasi.

David Birch (2012) meramalkan, secara ekonomis dan psikologis kegunaan uang tunai melemah, sebaliknya fleksibilitas uang elektronik terus meningkat. Sejarah uang elektronik menunjukkan peralihan pelaku konsumen dan persaingan usaha memaksa proses bisnis memakai uang elektronik.

Nah, akankah terjadi peralihan cara transaksi bisnis seperti peralihan dari barter barang ke logam mulia, kemudian ke uang logam dan kertas? Di masa depan uang tunai akan beralih ke uang elektronik. Apakah sudah waktunya transaksi keuangan beralih dari uang tunai ke uang elektronik.?

Peningkatan jumlah ATM, kartu debit, dan e-cash bisa menjadi pendorong penggunaan uang elektronik. Contohnya, uang elektronik beberapa bank di Indonesia dalam bentuk kartu pre-paid seperti Flazz (BCA), e-Toll, Indomaret Card dan Gazz Card (Bank Mandiri), Brizzi (Bank BRI), BNI Pre-Paid, dan lainnya. Uang elektronik mendorong fleksibilitas transaksi konsumen. Persaingan bisnis akan semakin kuat untuk memberikan kemudahan bagi konsumen.

Perkembangan telekomunikasi mengarah pada penggunaan ponsel sebagai uang elektronik. Pemerintah Inggris mengerjakan infrastruktur pembayaran elektronik secara nasional. Di Perancis, operator ponsel dan bank bersama-sama meluncurkan sistem pembayaran. Di Jerman, operator telepon seluler membuat uang elektronik sendiri.

Di Amerika, Google bekerja sama dengan Spint dan MasterCard merancang Wallet. Belanda menerapkan beberapa tempat sebagai daerah bisnis bebas uang tunai. Di Swedia, pemerintah dan serikat pekerja bersama-sama mengurangi peredaran uang tunai untuk mengurangi tingkat kejahatan.

Sementara di Indonesia, bank dan operator telekomunikasi mulai menyediakan uang elektronik. Saat ini, ada 13 perusahaan yang terdaftar sebagai penerbit uang elektronik di Bank Indonesia.

Kesiapan Infrastruktur

Uang elektronik ini menjadi tren dunia. Federal Reserve Bank of New York (2001) mengindikasikan tiga tren keuangan elektronik. Yaitu, meningkatnya transparansi harga, diferensiasi harga, dan transformasi kanal distribusi.

Transparansi harga mengakibatkan kompetisi bisnis dan mengurangi profit margin. Perilaku mencari informasi di internet memungkinkan terjadinya transparansi harga. Rendahnya biaya mencari informasi mengakibatkan diferensiasi harga berpengaruh besar pada bisnis. Transformasi kanal distribusi produk keuangan membutuhkan restrukturisasi aktivitas bisnis. Ketatnya persaingan bisnis cenderung mendorong percepatan peralihan uang tunai ke uang elektronik.

Risiko uang elektronik diantisipasi oleh Bank Indonesia dengan mengeluarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/11/DASP. Penyelenggara uang elektronik harus mempertimbangkan risiko. Risiko tersebut antara lain risiko operasional terkait dengan teknologi informasi. Ada pula risiko likuiditas yang meliputi mekanisme pemenuhan kewajiban penerbit dan mekanisme jika penerbit gagal bayar. Lalu, risiko hukum dan reputasi penyelenggara uang elektronik. Bila terjadi peralihan pola transaksi ke uang elektronik, bisnis perlu merancang strategi persaingan dan fleksibilitas transaksi.

Bersiaplah memasuki uang elektronik.!

( *Penulis: Y. Arief Rijanto-Kontan 25 Februari 2013)

Informasi dan konsultasi implementasi uang elektronik dalam organisasi anda bisa menghubungi fajarbaskor@gmail.com atau sms ke +60103670488.