Simple Program




Mempelajari sebuah bahasa pemrograman biasanya dimulai dengan memahami sintaks dan semantic "programming language". Bahasa Pascal dan Assembly serta bahasa C jelas beda sintaks dan pemakaiannya, walaupun semuanya menggunakan bahasa Inggris. Mengapa berbeda? Yah begitulah semua sesuai dengan kecocokan, semua tergantung kebutuhan. Ada satu program lebih efektif memakai bahasa C ada lagi lebih efektif memakai bahasa Pascal. Mana yang dipilih semua tergantung kebutuhan dan kemampuan. Semuanya baik dan bermanfaat.
Memulai belajar semuan bahasa pemrograman dimulai dari "Hello world" menyapa dan memberi salam kepada dunia. Program ini kecil tapi maknanya sangat luar biasa, kalau berhasil pada kompilasi pertama itu menandakan kemudahan bahasa tersebut dalam mengiplementasikan ide. Namun jika untuk kompilasi saja susah maka otomatis bahasa tersebut akan segera ditinggalkan bagi pemulanya. Inilah hebatnya Microsoft dia selalu bisa mengenalkan dan memudahkan bagi pemula untuk mengenal produknya.
Ibarat pepatah ia selalu bisa memahami kebutuhan calon penggunanya, dan membuat penasaran untuk mencoba kemudahannya serta menemukan kehebatannya. Dia tidak berangkat dari situasi yang kompleks dia cukup berangkat dari satu step ke step berikutnya. Dan menemukan "small winning" - "small winning " baru. Ini seringkali yang tidak dipahami oleh developer lain terutama developer anak negeri, khususon developer dari padepokan "Teknologi Sepuluh Nopember".
Pertanyaannya mengapa Bill Gates bisa seperti itu? Bill Gates bisa seperti itu karena Bill Gates bodoh, dia tidak sampai lulus MIT, dia tidak pernah belajar kepada profesornya yang memberikan ilmu serba pelik dan serba rumit. Hingga seringkali masalah yang tidak perlu diselesaikan dengan program perangkat lunak harus diotomatisasi dengan perangkat lunak yang mahal.
Dia cukup belajar dari yang telah berhasil, belajar dari Steve Jobs "Apple" yang mampu mengalahkan IBM sang raja Main Frame. Namun karena dia bodoh tidak mau berpikir rumit cara belajarnya dengan menyontek dan memodifikasi.
Pada step awal dia kebingungan bagaimana caranya belajar kepada Steve Jobs- Apple. Karena Steve Jobs tidak buka sekolah, dan kalau dia datang kesana mengemukakan niatnya untuk belajar mesti Steve Jobs akan menolak, karena sudah tidak punya waktu mengurusi bisnisnya yang sedang berkembang.
Lama dia berpikir-berpikir dan terus berpikir. Atau istilah gilanya melamun di kos-kosan bersama gengnya. Kalau pikiran mandeg ya baca playboy, nanti segar berpikir/ melamun lagi.
Kemudian dari membaca media , Bill Gates mendapat informasi bahwa Steve Jobs membutuhkan programmer untuk menangani projeknya mengembangkan sistem komputer yang berbasi GUI Graphical User Interface. Pada saat itu GUI adalah hal baru, sedikit sekali programmer perguruan tinggi yang berani melamar, karena ketahuan susahnya, ketahuan harus menulis berapa SLOC, Source Line Of Code nya pening. Begitu kata lulusan perguruan tinggi top MIT. Namun karena Bill Gates bodoh dan tidak tahu berapa kira-kira SLOC yang harus ditulis, dia nekat dan berani melamar. Dan bekerjalah dia kesana. Dari situ dia punya kesempatan belajar kepada orang yang sukses. Sambungannya ada di tulisan lain, sebab time is out harus ngantar "Daffa" anak di gendongan pergi ke sekolah.