Teknologi harus melayani Masyarakat


Teknik Informatika, ITS Online - Teknologi, terutama teknologi informasi harus mempunyai manfaat bagi masyarakat luas. Karena itu, Fajar Baskoro S.Kom M.T., dosen teknik informatika sekaligus kepala laboratorium Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) ini mengarahkan penelitian lab RPL pada arah penelitian software mobile dan internet yang bisa dinikmati rakyat dengan mudah dan memilki prospek bagus ke depan..

Hasil penelitian dosen ini sudah banyak yang dimanfaatkan dan hampir semuanya berbasis mobile. Teknologi mobile sendiri bisa dinikamti melalui telepon seluler mau pun PDA. Mulai dari sistem kampanye interaktif melalui media telepon seluler yang telah dimanfaatkan salah satu partai peserta pemilu 2004, hingga Sistem Pemantau Pemilu 2004 "Mata Elang" dipublikasikan 3 April lalu. Dengan sistem ini, rakyat bisa mengirimkan SMS untuk melaporkan pelanggaran kampanye maupun saat pemungutan suara.

Berkat kerja keras dan penelitianya ini Fajar Baskoro diundang ke Trieste, Italia untuk mempresentasikan risetnya tentang teknologi SMS Pemilu dan internet menggunakan mesin faksimili pada 14-25 April lalu. Fajar menghadiri acara yang diadakan International Center for Teoritical Physic (ICTP) dan didukung UNESCO itu bersama dua peneliti lainnya dari Indonesia."Untuk diundang di acara itu yang diseleksi adalah manfaat penelitian kita bagi masyarakat, " jelasnya.

Saat ini Fajar juga ditunjuk untuk menjadi Direktur RIMA (Research Institute for Web and Mobile Application) , yang meneliti pemanfaatan teknologi informasi pada peralatan mobile dan internet. Salah satu proyek yang sedang ia kerjakan bersama mahasiswa bimbingannya di laboratorium RPL adalah aplikasi yang memungkinkan akses internet offline."Masyarakat tinggal mengirimkan alamat web lewat SMS dan kemudian web itu bisa diakses secara offline," cerita ayah tiga anak ini.

Ketika kuliah dahulu diketahui Fajar juga aktif di organisasi kemahasiswaan ,yakni Himpunan Mahasiswa Teknik Computer-Informatika (HMTC) dan JMMI, bahkan mahasiswa angkatan 1993 ini sempat menjadi sekertaris umum HMTC. "Kegiatan di luar kuliah itu sangat penting untuk mengembangkan pribadi kita dan melatih kita menghadapi orang lain," terang pria yang juga menjadi ketua Program Studi Ekstensi Teknik Informatika ini.

Setelah menyelesaikan kuliahnya di Teknik Informatika , pria kelahiran Blitar ,3 April 1974 ini melanjutkan kuliah S2 di ITB. "Dana untuk kuliah S2 itu saya dapatkan dari bantuan beasiswa pemerintah" katanya. Di ITB ia mengambil spesialisasi rekayasa perangkat lunak yang kini menjadi keahliannya.

Di sela-sela kesibukannya sebagai peneliti dan dosen Teknik Informatika , Fajar secara rutin juga menulis opini dan berita untuk beberapa media massa seperti harian Kompas, Jawa Pos, Surabaya News dan Surya. Tak heran tulisannya kerap mewarnai berbagai halaman surat kabar itu."Saya berusaha untuk menulis secara rutin dan bergilir untuk media-media itu," terang Fajar.(rif/ryo)

Surat Untuk Firmansyah Thok dkk


Disadur secara bebas dari Surat Untuk Firman (www.etonesia.com)


http://www.blogger.com/img/blank.gif
Kawan, kita sebaya. Hanya puluhan bulan yang membedakan usia. Kita tumbuh di tengah sebuah generasi dimana tawa bersama itu sangat langka. Kaki kita menapaki jalan panjang dengan langkah payah menyeret sejuta beban yang seringkali bukan urusan kita. Kita disibukkan dengan beragam masalah yang sialnya juga bukan urusan kita. Kita adalah anak-anak muda yang dipaksa tua oleh televisi yang tiada henti mengabarkan kebencian. Sementara adik-adik kita tidak tumbuh sebagaimana mestinya, narkoba politik uang membunuh nurani mereka. Orang tua, pendahulu kita dan mereka yang memegang tampuk kekuasaan adalah generasi gagal. Suatu generasi yang hidup dalam bayang-bayang rencana yang mereka khianati sendiri. Kawan, akankah kita berhenti lantas mengorbankan diri kita untuk menjadi seperti mereka?



Di negeri permai ini, cinta hanyalah kata-kata sementara benci menjadi kenyataan. Kita tidak pernah mencintai apapun yang kita lakukan, kita hanya ingin mendapatkan hasilnya dengan cepat. Kita tidak mensyukuri berkah yang kita dapatkan, kita hanya ingin menghabiskannya. Kita enggan berbagi kebahagiaan, sebab kemalangan orang lain adalah sumber utama kebahagiaan kita. Kawan, inilah kenyataan memilukan yang kita hadapi, karena kita hidup tanpa cinta maka bahagia bersama menjadi langka. Bayangkan adik-adik kita, lupakan mereka yang tua, bagaimana mereka bisa tumbuh dalam keadaan demikian. Kawan, cinta adalah persoalan kegemaran. Cinta juga masalah prinsip. Bila kau mencintai sesuatu maka kau tidak akan peduli dengan yang lainnya. Tidak kepada poster dan umbul-umbul, tidak kepada para kriminal yang suka mencuci muka apalagi kepada kuli kamera yang menimbulkan kolera. Cinta adalah kesungguhan yang tidak dibatasi oleh menang dan kalah.



Hari-hari belakangan ini keadaan tampak semakin tidak menentu. Keramaian puluhan ribu orang antre tidak mendapatkan tiket. Jutaan orang lantang bersuara demi sepakbola. Segelintir elit menyiapkan rencana jahat untuk menghancurkan kegembiraan rakyat. Kakimu, kawan, telah memberi makna solidaritas. Gocekanmu kawan, telah mengundang tarian massal tanpa saweran. Terobosanmu, kawan, menghidupkan harapan kepada adik-adik kita bahwa masa depan itu masih ada. Tendanganmu kawan, membuat orang-orang percaya bahwa kata "bisa" belum punah dari kehidupan kita. Tetapi inilah buruknya hidup di tengah bangsa yang frustasi, semua beban diletakkan ke pundakmu. Seragammu hendak digunakan untuk mencuci dosa politik. Kegembiraanmu hendak dipunahkan oleh iming-iming bonus dan hadiah. Di Bukit Jalil kemarin, ada yang mengatakan kau terkapar, tetapi aku percaya kau tengah belajar. Di Senayan esok, mereka bilang kau akan membalas, tetapi aku berharap kau cukup bermain dengan gembira.



Firmansyah dari SMK 3 Buduran, kapten tim RIMA-Scholarship Indonesia, tetaplah berpraktikum atau menulis blog , kadang-kadang bermain bola lah dan tidak usah memikirkan apa-apa lagi. Sepak bola tidak ada urusannya dengan garuda di dadamu, sebab simbol hanya akan menggerus kegembiraan. Sepak bola tidak urusannya dengan harga diri bangsa, sebab harga diri tumbuh dari sikap dan bukan harapan. Di lapangan kau tidak mewakili siapa-siapa, kau memperjuangkan kegembiraanmu sendiri. Di pinggir lapangan, kau tidak perlu menoleh siapa-siapa, kecuali Tuan Riedl yang percaya sepak bola bukan dagangan para pecundang. Berlarilah Firman, Okto, Ridwan dan Arif, seolah-olah kalian adalah kanak-kanak yang tidak mengerti urusan orang dewasa. Berjibakulah Maman, Hamzah, Zulkifli dan Nasuha seolah-olah kalian mempertahankan kegembiraan yang hendak direnggut lawan. Tenanglah Markus, gawang bukan semata-mata persoalan kebobolan tetapi masalah kegembiraan membuyarkan impian lawan. Gonzales dan Irvan, bersikaplah layaknya orang asing yang memberikan contoh kepada bangsa yang miskin teladan.



Kawan, aku berbicara tidak mewakili siapa-siapa. Ini hanyalah surat dari seorang - orang biasa dari desa yang awalnya hanya berbekal sepeda mini tua warna biru. Sejujurnya, kami tidak mengharapkan Piala darimu. Kami hanya menginginkan kegembiraan bersama dimana tawa seorang tukang becak sama bahagianya dengan tawa seorang pemimpin Negara. Tidak, kami tidak butuh apa-apa, bermainlah berpraktikumlah dengan gembira sebagaimana biasanya. Biarkan bola mengalir, menarilah kawan, urusan gol seringkali masalah keberuntungan. Esok di Senayan, kabarkan kepada seluruh bangsa bahwa kebahagiaan bukan urusan menang dan kalah. Tetapi kebahagiaan bersumber pada cinta dan solidaritas. Berjuanglah layaknya seorang laki-laki, kawan. Adik-adik kita akan menjadikan kalian teladan. Perjalanan baru Born TO be Noble Prize... Fajar Baskoro.

RIMASEL menggunakan OpenBTS


OpenBTS (Open Base Transceiver Station) adalah sebuah BTS GSM berbasis software, yang memungkinkan handphone GSM untuk menelepon tanpa menggunakan jaringan operator selular. OpenBTS dikenal sebagai implementasi open source pertama dari protokol standard industri GSM.

RIMASEL, Melayani mereka yang tidak terlayani


Menggunakan Teknologi Open BTS, RIMASEL Start Untuk SMK dan Koperasi

Saat ini biaya telepon lokal menggunakan telepon seluler (ponsel) sudah bisa dibilang murah. Ditambah lagi dengan perang tarif adu murah yang dilakukan operator seluler.

Namun, pernahkan Anda membayangkan bisa melakukan panggilan lokal dari ponsel tanpa membutuhkan pulsa alias gratis? Hal itu sangat mungkin dengan membangun sebuah teknologi bernama OpenBTS.

Open Base Transceiver Station, atau disingkat OpenBTS, adalah sebuah BTS GSM berbasis software, yang memungkinkan pengguna ponsel GSM untuk menelepon tanpa menggunakan jaringan operator selular. OpenBTS dikenal sebagai implementasi open source pertama dari protokol standar industri GSM.

Menurut praktisi teknologi informasi Onno W. Purbo, saat berbincang dengan Kompas Teknomelalui email, dengan membangun OpenBTS, pengguna dapat melakukan panggilan telepon lokal dan mengirim pesan singkat secara gratis, tentu saja dengan jangkauan tertentu.
Teknologi ini tentu sangat berguna bagi masyarakat di daerah yang belum terjangkau oleh operator seluler. Biasanya, OpenBTS didirikan di daerah pasca bencana yang infrasturktur komunikasinya rusak.

Biaya, Hardware dan Software

Biaya untuk membangun OpenBTS tidak semahal membangun menara Base Transceiver Station (BTS) perusahaan operator seluler yang memerlukan dana miliaran rupiah, meski bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Untuk pengimplementasian OpenBTS diperlukan alat bernama Universal Sofware Radio Peripheral (USRP). Peralatan tersebut bisa dibeli dari luar negeri, tentu saja dengan ongkos kirim yang lumayan mahal.

"Untuk USRP versi minimal sekitar Rp 15 sampai 20 juta. Kalau mau lengkap dengan power amplifier dan lain-lain, bisa mencapai Rp 120 juta sampai Rp 150 juta," tutur Onno.

Sedangkan software yang dibutuhkan meliputi Asterisk, Gnuradio dan tentu saja software OpenBTS. "Asterisk untuk sentral telepon. Gnuradio untuk mengontrol hardware radio. Dan OpenBTS untuk mengontrol operasi BTS," papar Onno.

Untuk mengoperasikan sofware-software tersebut, dibutuhkan komputer bersistem operasi Linux. Semua software di atas adalah open source, dan bisa diunduh secara gratis.

Peraturan

Lalu, bagaimana dengan peraturan dari pemerintah, mengingat frekuensi radio adalah sumber daya alam yang terbatas dalam penyelenggaraan telekomunikasi dan dikuasi oleh negara?

"Tentu saja melanggar. Semua telekomunikasi yang gratis biasanya bikin pusing pemerintah," kata Onno.

Untuk sementara Teknologi ini digunakan untuk kebutuhan Internal, yaitu komunitas siswa yang masuk dalam jaringan RIMA-School yang berada pada level-SMK-SMK di Jawa Timur.
Selain itu penggunaan teknologi ini juga akan digunakan untuk level desa-desa yang tidak terlayani jaringan operator selular komersial.

Sesuai motonya RIMASEL berusaha membantu mereka yang tidak terlayani oleh sistem komersial dan kapitalistik. Kami percaya nantinya dapat mencerdaskan bangsa dan juga mendatangkan kemakmuran ekonomi setelah diintegrasikan dengan koperasi dan juga Card iPasar.