RIMA DAN COOP INDONESIA KELUARKAN CARD iPasar


Bertepatan dengan peringatan Hari IBU 22 Desember 2012 RIMA – Research Institute on Mobile Androids mengenalkan Card iPasar yang memiliki berbagai fungsi atau multifungsi.
Dengan teknologi pemprograman yang dikembangkan oleh pakar ICT ITS, Fajar Baskoro SKom MT, Card iPasar ini antara lain bisa difungsikan sebagai alat pembayaran di jaringan BRI, Mandiri, dan BCA, alat identitas anggota koperasi baik koperasi sekolah maupun koperasi umum, dan juga merupakan simcard yang bisa digunakan untuk alat komunikasi close circuit di antara sesama anggota koperasi ataupun sesama anggota komunitas sekolah dengan tarif flat 50.000, kapanpun dan dimanapun bicara dalam jaringan RIMASEL.

”Namun, untuk penerapan Card iPasar ini masih perlu dilakukan edukasi lebih dulu kepada masyarakat. Karena tak semua masyarakat siap memanfaatkannya dengan baik,” kata dosen Fakultas Teknologi Informatika (FTIf) ITS ini saat pengenalan Card iPasar ini di WISMA BCA, kemarin.
Sebagai langkah awal untuk mengedukasi masyarakat, RIMA menggandeng Jaringan Koperasi 165 sebagai kartu identitas. ”Saat ini kami memang masih mendiskusikan penggunaan smart card ini di kalangan anggota koperasi, kemungkinan nantinya akan diterapkan lebih dulu pada koperasi sekolah ,” jelas Adi Sasono, dari PT iPasar yang sekaligus juga ketua COOP Indonesia.

Mantan Menteri Koperasi ini mengatakan, dengan menggunakan CARD iPasar ini, para pelajar dan juga anggota koperasi bisa saling berdiskusi atau pun bertukar informasi. ”Seperti saling menginfokan topik pelajaran, teknologi tepat guna, ataupun juga harga hasil kebun di pasaran, harga pupuk atau pun bibit tanaman diantara anggota koperasi. Sehingga mereka juga bisa sharing tentang permasalahan yang dihadapi,” tuturnya mencontohkan.
Diungkapkannya, saat ini anggota koperasi di Indonesia mencapai 21 juta orang. Sehingga keberadaan kartu pintar ini diharapkan bisa lebih mempermudah komunikasi di antara mereka.
Namun ke depannya, menurut Adi Sasono, diharapkan semua koperasi juga bisa memanfaatkan smart card ini. Apalagi saat ini COOP Indonesia dan PT iPasar juga telah mengujicobakan sistem online di kalangan koperasi nelayan di Jawa Tengah yang dinamakan Koperasi Indonesia Seluler. ”Sekarang ini tanpa digitalisasi, ekonomi kerakyatan tetap akan terpuruk kondisinya,” tandas Adi Sasono.

Saat ini, di Indonesia terdapat sebanyak 134 ribu koperasi dari berbagai bidang yang berada di bawah pengawasan Dekopin. Dengan jumlah anggota sebanyak 30 juta orang.
Menurut Fajar Baskoro, selain dengan Dekopin, pihaknya juga mengembangkan Card iPasar ini dengan sekolah komunitas Game dan Animasi yang dia bentuk sebagai solusi sekolah anaknya yang memang interes dengan komputer dan game. ”Kartu ini nantinya bisa diwujudkan bermacam-macam sesuai lembaga yang menggunakannya, tapi programnya tetap sama, sebagai contoh akan digunakan untuk mengakses kuliah profesor Dunia di www.qa-tube.com dan bayarnya pakai T-CASH Telkomsel,” beber Direktur Research Institute on Mobile Androids(RIMA).

Untuk proses edukasi ke masyarakat, Fajar menargetkan tahun 2012 ini bisa diselesaikan. Sehingga pada tahun 2013 sudah bisa diterapkan secara keseluruhan di semua tempat pada saat E-Money sudah distandarisasi oleh Bank Indonesia.

Nantinya, untuk mendapatkan Card iPasar, masyarakat cukup datang ke warnet atau sekolah dalam jaringan RIMA-School, ataupun ke koperasi dalam jaringan COOP Indonesia.
Keranjingan Game

Keranjingan Game

Keranjingan Game [Dikutip dari blog ust. Imam M]

Ibu Ning Khoir (http://www.facebook.com/#!/profile.php?id=100000259288023) menuliskan pertanyaan di catatanku Saat Di Rumah Tiada TV (http://www.facebook.com/#!/notes/imam-mawardi/saat-di-rumah-tak-ada-tv/10150429023695820), "Caranya biar anak tdk keranjingan dg game itu, gmn ust?" Saya tidak memahami secara detail game yang saat ini berkembang dan dikembangkan itu seperti apa dan arahnya untuk apa. Yang saya pahami secara umum bahwa permainan atau game ada yang memberi manfaat dan ada yang memberi mudlorot. Game yang memberi manfaat dan maslahat biasanya game yang menggerakan fisik. Semacam permainan tradisional atau saat ini biasanya dikemas dalam bentuk outbond atau kegiatan alam. Jika ada game yang dimainkan melalui media elektronika dapat memberi manfaat jika isinya pembentukkan karakter kejujuran anak, dan educatif. Inipun harus ada batas-batasnya. Jika sudah keranjingan tentu sangat berbahaya. Nah game yang merusak anak adalah game yang isinya hanya sekedar permainan tiada unsur edukatifnya dan bahkan game yang mengandung judi atau kekerasan dan atau kebobrokkan moral.



Mengapa kita mewaspadai dampak negatif game? Paling tidak adalah:

1. Anak-anak terbiasa melalaikan tugas pokoknya, seperti sholat dan nagjinya

2. Mereka terhipnotis oleh game sehingga waktunya habis untuknya

3. Kelelahan fisik dan psikis

4. Jauhnya hubungan dan komunikasi dengan orang tuanya karena tergantikan oleh game

5. Lepaskan diri dari temen sebaya. Bahkan lepaskan diri dari dunia nyata masuk ke dunia maya

6. Berpikir tidak realitis



Bagaimana cara mengatasi jika anak kita sudah keranjingan game? Pertama orang tua harus memahami seluk-beluk game. Orang tua harus mengikuti game yang digemari anak. Paling tidak orang tua tahu dan nyambung. Ini untuk bekal diskusi dengan anak kita.



Kedua setiap berkomunikasi dengan anak yang sudah keranjingan game, diskusi diarahkan ke materi game saja. Orang tua memposisikan diri menerima keadaan anak dengan hoby game tersebut. Terimalah game tersebut untuk membuka komunikasi sehingga tidak ada penolakan dari anak. Penolakan sejak awal sulit menyelesaikan masalah.



Ketiga setelah bisa jalin komunikasi dan mendiskusikan game, maka ornag tua bertanya apa tujuan akhir main game ini. Bagaimana disebut pemenangnya. Kalau menang dapat apa? Berapa waktu untuk memenangkannya. Bagaimana membagai waktu belajar dan lainnya. Jika anak sudah bisa diajak berdiskusi tersebut maka akan mendapatkan kepastian karakter anak kita sudah masuk pada level apa. Level kecanduan? Level coba-coba? Atau level programer game? Masing-masing dapat diperlakukan berbeda.

Keempat, jika anak keranjingan game itu dimaknai kecanduan game yang tidak tahu arahnya dan tidak mampu mengambil manfaat sama sekali dari game, bahkan hanya mudlorotnya yang didapatkannya maka menurutku sebaiknya:

1. Matikan saja semua saluran game. Terapi kasar, keras tetapi manfaat untuk melihat reaksi sang anak. Seberapa besar reaksinya. Seberapa bahaya reaksi penolakkannya. Kita bisa membuat tindakkan atas reaksi.

2. Gantilah saluran game dan media yang terkait game dengan segala media, saluran educatif.

3. Buatlah kegiatan, acara-acara di rumah kita yang melibatkan temen sebayanya dan temen sekolahnya. Dengan acara ini anak kita tidak lagi menghabiskan waktu untuk game.

4. Ikutkan kegiatan fisik yang edukatif semisal bela diri, olah vokal dan sejenisnya

5. Datangkan guru yang mengajarkan program-program aplikasi sehingga kecanduan game diganti dengan menjalankan program-program komputer yang educatif. Sehingga anak belajar untuk menjadi programer.

6. Jangan belanja game dan memberi duit untuk game dan atau fasilitas lainnya.


Kelima, selalu damping segala aktifitas anak terkait dengan game. Mudah-mudahan tulisan singkat ini bermanfaat untuk diriku sendiri dan para sahabat yang mengambil manfaat dari tulisan ini. Saya mohon maaf pada Ibu Ning karena baru bisa balas atas pertanyaannya. Jika kurang berkenan, saya juga mohon maaf. Nah para sahabat yang memahami game daya mohon bisa membantu menjawab pertanyaan Ibu Ning Khoir tersebut.

Sekolah yang Indah


Sekolah yang indah (Dikutip dari Blognya Gede Prama)

Di banyak tempat, mulai ditemukan kasus-kasus home schooling. Anak-anak takut pergi ke sekolah karena berbagai alasan. Dari dipukuli teman, ngeri guru galak, pekerjaan rumah yang menumpuk, ujian (ulangan) yang tidak ada habisnya.

Seorang sahabat menteri kabinet yang anaknya terkena home schooling, memutar kepala habis-habisan bagaimana agar wajah sekolah menjadi indah di mata anaknya. Ini memberi inspirasi, mungkin ini saatnya merenungkan sisi-sisi sekolah yang indah. Dan diantara sekian pilihan yang tersedia, latihan memberi adalah salah satu alternatif.

Di sebuah pelatihan supir untuk perusahaan taksi terkemuka pernah dilakukan latihan memberi yang menarik. Di hari pertama peserta diminta membawa nasi bungkus karena tidak diberikan makan siang. Maka berlomba peserta membawa makanan yang seenak-enaknya. Ternyata di waktu makan siang supir diminta meletakkan nasi bungkusnya di kelas sebelah untuk dimakan peserta kelas sebelah. Sedangkan yang bersangkutan memakan makanan yang dibawa sahabat kelas sebelah.

Di hari kedua, lagi-lagi diumumkan untuk membawa nasi bungkus. Setelah tahu kalau nasi yang dibawa untuk orang lain, banyak peserta yang hanya membawa nasi seadanya. Tidak sedikit hanya memasukkan nasi putih tanpa berisi satu lauk pun. Dan ternyata di hari kedua aturannya berubah, peserta harus memakan nasi yang dibawa dari rumah. Dan tahu sendiri akibatnya.

Apa yang mau diilustrasikan di sini, menyangkut perut sendiri betapa borosnya manusia kekinian memberi, bahkan banyak yang sampai stroke hanya karena memberi berlebihan pada perut. Namun berkaitan dengan perut orang lain betapa sedikit yang diberikan. Dan tiba-tiba para supir taksi tersentak, betapa egoisnya hidup, dan keegoisan inilah yang membuat hidup jadi penuh penderitaan.

Para guru yang kaya di dalam, tidak pernah bosan membimbing muridnya: “Memberi, memberi, memberilah terus. Dan lihat bagaimana hidupmu jadi sejuk dan lembut setelah rajin memberi”.

Dan ini bisa dilakukan melalui hal-hal yang kerap disebut “sepele”: menyapu lantai, membantu anak-anak mengerjakan pekerjaan rumah, menemani anak-anak main bola, merapikan piring ketika pembantu tidak ada, membantu pekerjaan teman di kantor yang bebannya lagi tinggi, memberi jalan pada orang-orang yang sedang terburu-buru.

Di sekolah para guru boleh meniru pola pelatihan supir taksi tadi, bisa juga mengajak anak-anak didik pergi ke panti asuhan, rumah orang-orang yang tubuhnya tidak lengkap, menjenguk pasien-pasien tua di rumah jompo, bermain bola bersama anak kampung. Intinya satu, menyadarkan mereka bahwa memberikan itu membahagiakan.

Dalam bahasa orang-orang yang rajin memberi, ketika memberi sesungguhnya manusia tidak saja sedang mengurangi beban orang lain, melainkan juga sedang membangunkan sifat-sifat bajik yang ada di dalam diri. Dan tatkala sifat-sifat bajik muncul, kebahagiaan muncul secara alamiah.

RIMA-Phone, SmartPhone RIMA yang sudah di Insert E-Money


Bank Indonesia berharap seluruh penerbit e-money atau uang elektronik bisa mengintegrasikan sistemnya pada 2013. Upaya itu diharapkan dapat menanggulangi kendala interoperabilitas antara operator atau penerbit e-money saat ini.

Jenis-jenis E-Money di pasaran Indonesia.
1. Bank DKI Jakarta Jak Card
2. BCA Flazz
3. Bank Mega Studio Pass
4. BNI Java Jazz Card dan Kartuku
5. BRI BRIZZ
6. Indosat Dompetku
7. Skye Sab Indonesia Skye Card
8. Telkom Flexy Cash dan i-Vas Card
9. Telkomsel T-Cash
10. B. Mandiri Mandiri Prabayar

Research RIMA untuk E-Money, menghasilkan SmartPhone, yang bernama RIMAPhone
Telepon pintar yang bisa bekerja di bawah jaringan Telkomsel dan Axis, yang berfungsi sebagai E-Money, Kartu Pelajar, dan Sim Card SmartPhone.

Saat orang lain masih berwacana dan berdiskusi team RIMA-Expert sudah bergerak menguji sistem, dan Alhamdulillah, pengujian RIMAPhone sebagai E-Money di McDonald dan di jaringan Alfamidi compatible dengan Flazz nya BCA, pengujian RIMA-Phone untuk download materi kuliah berbayar murah di jaringan www.qa-tube.com juga comply (Pengujian sistem dilakukan di SMK 3 Buduran ex STM PAL).

Selamat datang RIMA-Counsulting. Solusi untuk pendidikan, perbankan, dan Telekomunikasi 4G.

RIMA-Counsulting


RIMA IT SOLUTION
=========================================
(Research Institute on Mobile Androids)

CIO : Fajar Baskoro

Office:

Surabaya :
031-8714889
+6285735708900
+6287855455900

Jakarta :+6282113313376

Kuala Lumpur : +603670488

Singapore: +6584638147

Skype : FajarBaskoro
Web : fajarbaskoro.blogspot.com
Fb : fajarbaskoro@gmail.com
Email :fajarbaskoro@gmail.com

RIMA-IT Solution
Banking, Education, Telecommunication, IT LAW

Product:
www.rima-community.com
www.qa-tube.com
www.moslem-wholesaler.com