Dalam DOAKU



Oleh Sapardi Joko Damono

Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang
semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening
siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening
karena akan menerima suara-suara

Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,
dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang
hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya
mengajukan pertanyaan muskil kepada angin
yang mendesau entah dari mana

Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung
gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu
bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan
terbang lalu hinggap di dahan mangga itu

Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang
turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat
di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku

Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit
yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia
demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi
bagi kehidupanku

Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu


http://www.youtube.com/watch?v=p21YJE9QLx8&feature=related

Renungan Untuk Ayah dan Bunda



















Renungan Untuk Ayah dan Bunda
oleh : Zawawi Imran

Seorang lelaki datang kepada seorang ustadz, mengadukan persoalan keluarganya.

“Saya bosan di rumah sekarang.”
“Mengapa?”
“Tidak ada yang menarik.”
“Lalu engkau jarang di rumah?”
“Iya, tentu.”
“Anakmu berapa?”
“Dua. Satu laki-laki berumur lima tahun, satunya perempuan, tiga tahun.”
“Pernahkah engkau perhatikan anakmu ketika sedang makan?”
“Tidak.”
“Ketika sedang bermain-main?”
“Juga tidak.”
“Ketika sedang tidur saat tengah malam?”
“Tidak.”
“Coba lakukanlah itu.

Ketika engkau sedang memperhatikan, rasakanlah bahwa ia adalah anakmu, pelanjut denyut hidupmu, yang harus kau curahi cinta dan kasih sayang. Anak-anakmu itu adalah karunia Allah untuk menyenangkan hatimu
.

Ketika ia makan, perhatikanlah bagaimana ia mengunyah rezeki yang dikirim Allah lewat tanganmu yang bekerja.

Ketika ia tidur, perhatikanlah hidungnya yang mungkin mirip engkau, bibirnya yang mungkin mirip ibunya, dan perhatikanlah pula bagaimana desah nafasnya ketika menghirup dan menghembuskan udara.

Itu semua film indah yang disuguhkan Allah untukmu.
Kalau engkau membiasakan melakukan ini sambil mengingat Allah, engkau akan mendapatkan nikmat ruhani tiada tara.

Di antara orang-orang yang sangat malang, ialah orang yang tidak bisa menikmati keindahan yang dipancarkan Allah lewat gerak dan tingkah laku anak-anaknya sendiri

Belanja dengan KTP-MyKad



Seorang ibu tunggal, masuk ke gerai Supermarket Giant di daerah Amcorp Plaza Petaling. Kemudian dia memilih kebutuhan utamanya, beras, gula,kecap, dan aneka bumbu rempah-rempah. Lalu berjalan ke arah kasir dan membayar. Namun untuk membayar kali ini dia tidak mengeluarkan uang atau alat pembayaran yang lain semacam Kartu Kredit atau Debit Card. Dia keluarkan sebuah KTP yang disebut dengan MyKad dan kemudian ditempelkan ke sebuah alat Pembaca. Tet… tet, terkurangilah saldonya sesuai dengan nilai keseluruhan barang yang dibelinya.

Sudah sejak beberapa tahun ini, KTP di negeri jiran terbuat dari Smart Card, sejenis kartu yang di dalamnya ada Processornya tempat memproses dan menyimpan data. Selain data identitas penduduk di dalamnya juga tersedia sejumlah saldo uang yang dapat digunakan untuk membeli barang, membayar angkutan, ataupun jasa servis yang lain. Dalam satu bulan terakhir fungsi Smart Card ditambah, melalui program “My Kasih Love My Neighbourhood” yang dibuat oleh yayasan MyKasih, digunakan untuk menggalakkan program membantu sesama.

Dana dihimpun oleh yayasan social, kemudian dari dana yang dihimpun diberikan kepada kaum miskin yang membutuhkan. Pemberiannya dengan jalan penambahan saldo yang ada pada KTP nya. Dana ini bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Gerai-gerai utama supermarket seperti Giant dapat menerima alat pembayaran ini. Dengan memberikan bantuan bukan secara tunai memudahkan pihak Yayasan untuk mengevaluasi pola perilaku belanja yang dibantu, selain itu juga bisa dicegah pembelanjaan yang melebihi kebutuhan.

Tak ada lagi cerita mengenai antrian orang mengambil BLT (Bantuan Langsung Tunai), dan bahkan meninggal dunia. Karena sumbangan atau bantuan langsung di debetkan pada kartu identitasnya yang disebut dengan MyKad tadi.

Sumbangan ini berasal dari masyarakat, ataupun dana-dana CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan. Masyarakat bisa menyumbang atau berderma dengan mentransfer dana kepada yayasan, atu juga bisa melalui uang receh kembalian belanja. Sedangkan perusahaan bisa mendaftarkan diri untuk implementasi program CSR nya.
Sedangkan penerima sumbangan, mendapat bantuan selama setahun, saldo sebesar RM 40 atau sekitar Rp 120.000,- akan diisikan setiap dua minggu. Selain untuk belanja kebutuhan, program ini juga digunakan untuk dana sekolah. Mereka yang kekurangan dapat mengajukan beasiswa, dan otomatis saldo KTP nya akan meningkat sebesar biaya sekolah yang diperlukan.
Bagaimana dengan kita?

Sebenarnya kalau ada kemauan pasti bisa, karena infrastruktur sudah mendukung. Coba kita lihat jaringan Indomart dan AlfaMart sudah masuk ke pelosok kampung. Kalau kita perhatikan mereka biasanya ada alat pembaca Smart Card atau Kartu Pintar yang diterbitkan oleh Bank BCA dan Bank Mandiri. Bank BCA menamakannya dengan Kartu Flazz dan Bank Mandiri member nama Mandiri Cash. Namun penggunaannya belum begitu banyak, karena yang disasar adalah mereka yang dari golongan berada atau kaya. Walaupun untuk golongan ini sudah banyak sarana untuk membayar, mulai dari tunai, kartu kredit, ataupun kartu debit.

Keuntungan menggunakan Smart Card atau Kartu Pintar ini untuk bertransaksi adalah bisa mengevaluasi pembelanjaan. Mulai apa saja yang dibeli, kapan, dimana, dan berapa yang dikeluarkan semuanya dapat dicatat di catatan transaksi. Kalau ini dijalankan dengan kerjasama antara pemerintah daerah, yayasan social, bank, dan jaringan supermarket, maka tidak ada lagi cerita antrian BLT atau berita uang BLT habis dalam satu minggu, karena penerimanya menggunakan untuk membeli DVD Player bukannya untuk belanja kebutuhan utama.

Mungkin sudah saatnya cara bagaimana menyumbang dan mengatur alokasi hasil sumbangan di atur sedemikian rupa, sehingga manfaat yang besa akan diperoleh secara bersama-sama. Dengan pola monitoring dan pembinaan cara pembelanjaan akan membuat mereka yang membutuhkan (miskin) tidak tergantung selamanya kepada penyumbang.

Insya Allah dengan kesamaan niat, dan Ihtiar yang sungguh-sungguh dalam bulan April 2012 ini, prototype yang sama di Indonesia akan dikembangkan. Kerjasama antara lembaga Riset RIMA, Research Institute For Mobile Application, YDSF, Bank Mandiri, dan Bank BCA mengembangkan kartu member RIMA-Card. Kartu ini akan berfungsi menjadi IPT, yakni :
1. Identity, marupakan kartu identitas member dari mereka yang menjadi anggota Donatur lembaga infaq YDSF
2. Payment , menjadi media pembayaran sebagaimana uang di gerai-gerai yang menjadi merchan bank terkait dan juga lembaga - lembaga pendidikan yang bekerjasama dengan RIMA Institute.
3. Transaction, menjadi Save Transaction, Kartu akses untuk transaksi hemat, masuk ke dalam Seminar atau forum yang diselenggarakan RIMA, uji coba praktikum, Short Training, atau kuliah di kelas-kelas yang dosennya sudah menjadi Expert di RIMA.

Ke depan dengan dukungan dari Software Accounting Bee Accounting dan juga LMS Software Sekolah dari PT Inosoft, ini akan menjadi alat Smart Transaction yang diakomodasi di UKM-Koperasi, ataupun di sekolah-sekolah yang tertarik menggunakannya.

Setiap Riset Butuh Waktu
Setiap Implementasi Butuh Edukasi
Setiap Nilai yang ditanam Butuh Inovasi.


Fajar Baskoro
Street Researcher
University of Malaya Kuala Lumpur