Pemenang Bakrie Award - Mulyanto

Prof Dr dr Mulyanto
Mengabdi di Bidang Imunologi



MATARAM – Kata orang, dokter yang juga bergelar profesor dan doktor itu cukup langka jumlahnya. Benar memang, sebab biasanya setelah menjadi dokter maka yang dikejar adalah penghasilan yang tinggi. Tidak demikian dengan Mulyanto. Lelaki ini memiliki gelar dokter sekaligus doktor dan profesor, menandakan memang ia sangat perhatian terhadap masalah kesehatan di negeri ini.
Menjabat Kepala Laboratorium Hepatika di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), bukanlah diraih dalam sekejap. Diawali dengan rasa peduli terhadap tingginya angka penderita hepatitis di Lombok, NTB. Mulyanto-lah yang merintis didirikannya Kelompok Kerja Hepatitis (KKH) Mataram. Sejak itu, penelitian semakin gencar dilakukan sehingga Laboratorium Hepatika mampu membuat bahan pemeriksaan virus hepatitis B yang dipakai secara luas oleh PMI. Kemudian dikembangkan reagen untuk pemeriksaan HIV dan virus hepatitis C.
Lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) pada 1974, Mulyanto melanjutkan ke Program Pascasarjana Unair tahun 1992, dan diangkat sebagai Guru Besar Fisiologi Hewan tahun 1993. Sejak meraih doktor di Universitas Airlangga tahun 1992, Prof Mulyanto memperkaya pengetahuan tentang VHB melalui disertasi “Perbedaan Imunogenisitas Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg) dari Berbagai Subtipe, Studi Seroepidemiologik dan Eksperimental”.
Atas kerja kerasnya itu, Mulyanto dianugerahi penghargaan Habibie Award dari The Habibie Center pada tahun 2000. Saat ini Laboratorium Hepatika yang dipimpinnya telah memproduksi beragam alat tes kesehatan mulai dari hepatitis B, C, malaria sampai HIV. Ini sangat terkait dengan bidang yang diminatinya, imunologi. Ketertarikannya pada bidang itu disebabkan kekompleksan ilmu tersebut.
Imunologi merupakan ilmu yang multidisipliner, berlaku pada hewan (ternak) maupun manusia, mencakup bidang ilmu mikrobiologi, biokimia, fisiologi, dan biologi. Dengan memilih imunologi sebagai kajian utama, Mulyanto merasa masih bisa terus mengembangkan ilmu kedokteran yang telah diperoleh tanpa keluar dari tugas pokok sebagai dosen. (mer) - Sinar Harapan

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »