Bambang Dwi Anggono
E-Kebumen Community ( www.e-kebumen.net)
Sekterariat : Bid PDE Pemkab Kebumen
Jl. Veteran no. 2 Kebumen 54311
Telp. 0287 - 383349 fax 0287 - 381423
Email : set@e-kebumen.net / bbdw1@kebumen.go.id
Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan swasta. Keseimbangan peran ketiga pihak tersebut merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Meski pemerintah memiliki fungsi tegas sebagai bagian dari amanat UUD 1945, namun tanpa dukungan masyarakat dan dunia usaha, beban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa akan sangat berat. Untuk itu sinergi antara ketiga peran tersebut merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa melalui pendidikan.
Globalisasi merupakan tantangan berat yang mau tidak mau harus dihadapi bangsa kita. Budaya, pola perdagangan, hubungan dalam komunitas, birokrasi dan berbagai ideologi suatu bangsa harus berjuang untuk bertahan di era penuh persaingan tersebut. Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan kunci strategis dalam menghadapi era borderless dan multinasional. Karena hanya melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi jembatan komunikasi dan transaksi lintas bangsa berlangsung secara intensif dan bersaing ketat.
Untuk menghadapi globalisasi dan pasar bebas dunia ini, maka SDM merupakan komponen strategis yang harus dipersiapkan secara matang. Tentunya kita sering melihat bagaimana suatu bangsa yang memiliki Sumber daya Alam sangat terbatas mampu menguasai negara lain melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi dan sering secara sinis diasumsikan sebagai salah satu bentuk penjajahan maya.
Media pendidikan dianggap sebagai sektor strategis untuk meningkatkan SDM Indonesia, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta penguasaan multi bahasa juga bagian pendidikan yang penting untuk mampu berbicara di era globalisasi. Memahami kondisi yang ada, Pemerintah telah menetapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai pelajaran wajib pada pendidikan dasar hingga menengah, disamping penguatan penguasaan bahasa asing.
Melihat kondisi perekonomian Indonesia yang relatif kurang stabil saat ini, maka Pemerintah menanggung beban yang terlalu berat untuk bisa memenuhi kewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu peran masyarakat dalam bentuk swadaya guna membangun dirinya sendiri dalam berbagai keterbatasan merupakan kearifan yang harus diwujudkan. Dunia usaha yang merupakan komponen bisnis merupakan partner strategis dalam sinergi dalam pemberdayaan publik. Dan Akademisi merupakan penopang intelektual yang patut diaktifkan peran sertanya.
Interaksi Akademisi, Bisnis, Government dan Publik (ABG+P) dalam sebuah komunitas yang didasari semangat untuk mandiri, tidak menggantungkan sepenuhnya pada subsidi pemerintah merupakan sumber daya potensial dalam mewujudkan masyarakat dan dunia pendidikan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Meski masing-masing komponen memiliki kepentingan yang saling berbeda, namun keempat komponen tersebut saling mengisi dan saling membutuhkan. Atas dasar latarbelakang pemahaman inilah E-Kebumen dibentuk dan berjalan seiring dengan berbagai kebijakan Pemerintah di bidang pendidikan.
Berbeda dengan beberapa materi pelajaran lainnya, Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan pelajaran sekolah yang kompleksitasnya sangat tinggi. Untuk memberikan pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi tidak cukup hanya diterapkan melalui media tatap muka tanpa praktek. Sementara untuk membangun sarana praktek Teknologi Informasi dan Komunikasi memerlukan biaya yang tidak sedikit, karena menyangkut masalah biaya bagi pengadaan hardware dan software serta guru yang mampu memberikan pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Dalam proses pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, bahasa Inggris juga memiliki peran penting mengingat software yang digunakan memiliki interface berbahasa inggris.
Kompleksitas pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi tidak hanya sampai pada masalah hardware, software dan brainware (Guru dan siswa) saja, namun lebih kompleks dari itu, yaitu menyangkut masalah network, bandwidth (besaran koneksi) LAN, WLAN, intranet dan internet serta content atau muatan materi pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Prasarana pendukung pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi juga memerlukan perhatian khusus, serta memiliki perlakuan berbeda dengan laboratorium-laboratorium akademis lainnya.
Kurikulum yang telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) untuk strata SLTP, SMA dan SMK cukup kompleks. Tentu saja hal ini bukan tanpa alasan, mengingat untuk menghadapi pasar global dan menyiapkan tenaga siap kerja, spesifikasi kemampuan pelajar tidak hanya sekedar bisa mengetik dan pekerjaan office saja, namun juga diperlukan kemampuan untuk bekerja dalam dunia kerja berbasis jaringan lokal maupun global. Pemrograman simple juga merupakan materi yang tidak mudah disamping teknis multimedia berbasis audio, video, static images (gambar diam) serta dinamic images (animasi).
Mengingat padatnya kurikulum dan waktu yang relatif singkat dikaitkan dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang ada, maka Teknologi Informasi dan Komunikasi menjadi materi pelajaran yang tidak simple, apalagi dihadapkan pada keterbatasan kemampuan guru untuk mampu mengampu pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ini, sementara guru SLTP dan SLTA yang memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengampu pelajaran ini masih sangat terbatas. Dan kondisi geografis menyebabkan infrastruktur dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi kepentingan pemerintahan, publik dan pendidikan makin sulit diwujudkan.
Kondisi ini terjadi hampir di semua wilayah di Indonesia, namun kebijakan nasional sudah ditetapkan, dan menjadi kewajiban Pemerintah bersama-sama para Akademisi, Bisnisman dan Publik untuk mewujudkannya. Hendaknya rendahnya penetrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kebumen khususnya dan di Indonesia pada umumnya dianggap sebagai bagian dari rendahnya kualitas SDM, seperti halnya buta huruf, sehingga bukan untuk dikesampingkan, sebaliknya sewajarnya menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan negara dan bangsa.
Komunitas e-Kebumen lahir 12 Agustus 2005 pada saat diselenggarakan seminar Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi pendidikan bertempat di SMA Negeri 1 Kebumen. Kesadaran ini muncul sebagai reaksi atas berbagai keterbatasan sumber daya Pemerintah dan dunia pendidikan terhadap kebijakan nasional dibidang Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pendidikan. Permasalahan sebagaimana diungkap di atas melahirkan keinginan untuk saling berbagi dan mendukung antara Eksekutif, Legislatif, dunia pendidikan dan dunia usaha serta masyarakat. Untuk memberdayakan semua komponen agar lebih memperhatikan Teknologi Informasi dan Komunikasi disepakati sebuah gerakan bersama bernama e-Kebumen dengan tujuan meningkatkan penetrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Kebumen dengan fokus pada dunia pendidikan
e-Kebumen merupakan komunitas Teknologi Informasi dan Pendidikan Kebumen. Komunitas ini dibentuk sebagai solusi umum mengatasi berbagai keterbatasan Pemerintah melaksanakan kewajibannya mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya pelajaran dan penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi masyarakat dan dunia pendidikan. e-Kebumen bukan diadakan untuk menyaingi atau mementahkan kebijakan Pemerintah Daerah khususnya di bidang pendidikan dan penetrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi, sebaliknya justru mensinergikan kebijakan Pemerintah Daerah yang sudah ada bersama sumberdaya yang dimiliki oleh masyarakat agar memiliki manfaat lebih.
Eksistensi e-Kebumen merupakan sebuah gerakan masyarakat seperti halnya gerakan kemasyarakatan lainnya, misalkan gerakan nasional orang tua asuh, gerakan menutup lubang jalan, dan lain-lain, bukan sebuah kelembagaan formil. Walaupun dalam pelaksanaan kegiatannya disusun sebuah organisasi non formil guna mengendalikan berbagai aktifitas dan sumber daya yang ada, baik sumber daya yang ada di Pemerintahan, Akademik, Private (swasta) maupun publik.
Semangat yang diusung melalui e-Kebumen sebenarnya sejalan dengan kebijakan Pemerintah. Spirit yang diangkat adalah: Tidak hanya Pemerintah yang ingin masyarakatnya maju, tetapi rakyat juga ingin maju dan ingin membangun dirinya sendiri. Yang diperlukan adalah keinginan untuk mengakomodir semangat tersebut dan mensinergikan dengan berbagai sumber daya Pemerintah dan masyarakat yang ada.
Sebagai sebuah gerakan akar rumput (grass root), e-Kebumen beranggotakan berbagai komponen Pemerintah dan masyarakat, mulai dari kalangan eksekutif/birokrat, anggota legislatif/parlemen, dunia usaha, dunia pendidikan dan masyarakat umum. Komponen dunia pendidikan sendiri terbagi dalam beberapa sub komponen, yaitu Kepala sekolah, staf sekolah, guru Teknologi Informasi dan Komunikasi maupun guru pelajaran lainnya serta siswa. Pengembangan sub komponen ini dilakukan sesuai fokus kegiatan yang memang pada pelaksanaan kegiatannya saling berbeda materi Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Meskipun masing-masing komponen pada dasarnya memiliki kepentingan yang tidak sama, bahkan saling berlawanan, namun pada kenyatannya setiap komponen saling membutuhkan komponen lainnya agar tetap eksis. Eksekutif yang memiliki tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan pemerintah umum dan pelayanan kepada masyarakat tidak akan mampu menyelenggarakan kewajibannya tanpa dukungan para wakil rakyat yang duduk di kursi legislatif (DPRD).
Para pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi (komputer) juga akan memperoleh pendapatan signifikan apabila kebutuhan Teknologi Informasi dan Komunikasi masyarakat tinggi. Karena itu upaya meningkatkan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (penetrasi) di kalangan masyarakat menjadi sebuah langkah strategis. Upaya itu dapat diwujudkan melalui dukungan teknis maupun finansial bagi berbagai kegiatan yang mengarah pada pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Peningkatan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi, seperti halnya peningkatan pesat penggunaan Handphone akan memacu penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara lebih luas, baik dalam pelayanan umum online melalui e-government, komunikasi murah melalui teknologi suara berbasis Internet Protocol (Voice Over IP - VoIP), perdagangan online (e-commerce), dan lain-lain.
Pada dunia pendidikan peningkatan penetrasi akan mengalihkan penggunaan laboratorium komputer bukan hanya sebagai media belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi, namun juga sebagai media pembelajaran ilmu pelajaranlainnya. Misalkan siswa dapat belajar proses kerja jantung melalui multimedia berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi di laboratorium komputer.
Publik yang terletak jauh di pusat kota juga akan terlayani melalui pemanfaatan sekolah-sekolah (negeri maupun swasta) di sekitar mereka yang juga difungsikan sebagai telecenter atau Pusat Informasi Masyarakat (PIM) atau warung internet dengan biaya relatif murah. Hal yang sama juga dengan memanfaatkan Kecamatan sebagai PIM dan warnet. Dengan demikian saling ketergantungan yang ada diantara komponen akan dapat disinergikan dengan baik.
Berbagai informasi dan kegiatan e-Kebumen ditampilkan melalui web komunitas e-Kebumen, yaitu www.e-kebumen.net.
Sepertinya Masyarakat Kebumen tidak hanya harus menerima kenyataan status daerah stagnan di Jawa Tengah, tapi juga tertutup dengan akses informasi terbatas. Semenjak Wasantara Net (Penyedia Jasa Internet milik PT Pos Indonesia) ditutup pada tahun 2002, praktis selama beberapa tahun tidak ada internet yang relatif murah. Pada era Wasantara Net, tarif Warung internet (Warnet) berada pada kisaran Rp. 6.000,- per jam. Namun pasca penutupan Wasantara Net, tarif Warnet berada pada kisaran Rp. 10.000 - 12.000,- perjam.
Teknologi Informasi dan Komunikasi lebih banyak menjadi ekstra kurikuler di sekolah. Masyarakat dan pelajar sulit mengakses internet karena mahal. Pemerintah Daerah, dunia usaha dan dunia pendidikan bergerak sendiri-sendiri, tidak saling mendukung. Kebumen menjadi daerah yang tidak kondusif untuk investasi di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Kebijakan tentang kurikulum 2004 yang menetapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi menjadi kurikulum/pelajaran wajib dan masuk dalam raport siswa dan dihadapkan pada ketiadaan infrastruktur dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi, makin mempersulit sekolah untuk membentuk SDM yang mampu bersaing dengan daerah lain. Terutama bagi siswa SMK yang pada umumnya memilih bekerja setelah lulus sekolah.
Tapi mau tidak mau sekolah tetap harus membekali siswanya dengan pengetahuan dan keterampilan Teknologi Informasi dan Komunikasi, alhasil rata-rata sekolah harus mengalokasikan dana berkisar Rp. 500.000 - 2.000.000,- perbulan untuk akses internet melalui telkomnet@instan walaupun hanya mampu untuk tidak lebih dari 5 Personal Computer di laboratorium komputer. Padahal tidak sedikit sekolah yang saat ini memiliki Personal Computer lebih dari 20 unit. Dengan perbandingan tersebut, maka biaya operasional internet menjadi sangat mahal.
Ketiadaan investasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dan internet menyebabkan kegiatan pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi publik tidak mampu dilaksanakan. Apalagi untuk masyarakat yang berada di daerah yang jauh dari Ibu Kota Kebumen.
Di bidang lain keberadaan Ratih Tv sebagai media komunikasi yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat Kebumen kurang mampu mendukung kebutuhan masyarakat dan kebijakan pemerintah (dalam hal ini Depdiknas) bidang Tv Edukasi, sehingga sekolah harus menunggu subsidi pusat untuk penyediaan parabola dan pesawat televisi. Di sisi lain, Tv Edukasi tersebut hanya mampu dinikmati oleh kalangan sekolahan, sementara masyarakat khususnya usia sekolah yang berada di rumah tidak mampu menikmatinya.
Aktifitas e-Kebumen ternyata memberi warna baru. Bergabungnya banyak sekolah, Pemerintahan, swasta dan publik untuk menciptakan internet murah berhasil mengundang investor untuk membangun usaha penyediaan layanan internet/Internet Service Provider (ISP). Sekolah saat ini bisa menyewa internet dengan biaya rata-rata Rp. 700.000,- perbulan bagi sekitar 30 Personal Computer laboratorium komputer. Memang nilainya lebih besar dari Rp. 500.000,- namun nilai tersebut hanya untuk 5 Personal Computer. Jauh dari kebutuhan minimal laboratorium komputer.
Bagi kepentingan rumah tangga, biaya akses internet juga dapat ditekan hingga sekitar Rp. 275.000,- perbulan flat selama 24 jam. Bedakan bila harus menggunakan telkomnet@instan dengan tarif Rp. 10.000,- perjam.
Meski demikian, tidak semua sekolah dan anggota masyarakat mampu menyewa internet, sehingga e-Kebumen dengan bekerja sama dengan dua ISP yang ada di Kebumen, mengadakan beberapa kegiatan pembelajaran gratis bagi masyarakat dan sekolah. Wujud kegiatan tersebut antara lain Cyber Monday (Akses internet gratis pada hari senin dan conference dengan warga Kebumen di segenap penjuru dunia), seminar dan workshop. Segala kebutuhan dan biaya ditanggung oleh sektor swasta, tanpa membebani APBD Pemerintah Daerah Kebumen.
Para pakar pemberi materi workshop juga berasal dari Warga Kebumen di perantauan yang peduli pada dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi dan pendidikan. Mereka hadir sesuai kesadaran dan tidak dibayar oleh komunitas. Apa yang mereka berikan murni pengabdian sebagai warga Kebumen.
Kegiatan yang dilaksanakan juga melibatkan peran interaktif siswa, seperti majalah dinding online melalui web www.e-kebumen.net dan berbagai kuis dari sponsor. Secara rinci kegiatan yang dilaksanakan akan disampaikan pada bagian selanjutnya.
Sebagai kegiatan grass root, pada dasarnya komunitas e-Kebumen merupakan Public Private Partnership, atau kemitraan masyarakat dan swasta. Meskipun bila didukung oleh Pemerintah Daerah, hasil yang diperoleh akan jauh lebih besar.
Beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan, antara lain :
- Cyber Monday, dimana pada setiap hari senin, antara jam 09.00 - 15.00 WIB masyarakat Kebumen dapat menikmati internet gratis di lokasi yang telah ditentukan. Saat ini hanya disediakan satu lokasi, yaitu di laboratorium komputer salah satu ISP di Kebumen. e-Kebumen sedang mengusahakan agar warnet-warnet yang ada di Kebumen dapat mendukung program Cyber Monday ini meskipun waktunya lebih pendek (misal 2 jam). Dalam waktu dekat, kegiatan cyber Monday akan dilengkapi dengan Cyber Saturday Night, yaitu penyediaan akses hotspot (internet gratis melalui Wireless/Wifi) di areal alun-alun Kebumen.
- Seminar dan Workshop Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pendidikan. Aktifitas ini dilaksanakan tanpa membebani APBD Pemerintah Kabupaten Kebumen, namun dibiayai langsung oleh sektor swasta yang peduli pada pendidikan dan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Workshop ini melibatkan berbagai stakeholder pendidikan Kebumen, mulai dari Eksekutif, Legislatif, Dunia pendidikan, dunia usaha, dan publik. Untuk dunia pendidikan, yang dilibatkan langsung selain Kepala sekolah, staf TU, guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dan guru umum, juga para siswa dan orang tuanya.
Upaya melibatkan orang tua dalam kegiatan workshop dimaksudkan agar orang tua memahami apa kebutuhan anak-anak mereka dan mengerti apa yang bisa diperoleh dari pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pada beberapa kegiatan dapat dibuktikan bahwa ilmu pengetahuan di internet jauh lebih melimpah daripada yang ada di toko buku di Kebumen. Siswa dapat mempelajari berbagai ilmu (bukan hanya Teknologi Informasi dan Komunikasi), seperti biologi, fisika, matematika, bahasa inggris, dan lain-lain melalui intranet dan internet.
Pada sisi kebutuhan guru Teknologi Informasi dan Komunikasi, komunitas e-Kebumen berusaha membekali para guru dengan pengetahuan dasar dan advance Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga mereka memiliki kepercayaan diri dalam memberikan pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi siswa dan mampu memberikan pelajaran yang lebih berkualitas sesuai kurikulum yang ada. Untuk peningkatan kemampuan pengajar Teknologi Informasi dan Komunikasi ini, komunitas e-Kebumen mendapat support luar biasa dari Universitas Indonesia (UI), khususnya dari departemen elektro dalam bentuk pemberian materi, pakar Teknologi Informasi dan Komunikasi hingga akomodasi bagi penyelenggaraan workshop Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pendidikan.
- Majalah Dinding Online. Media ini disediakan melalui web komunitas e-kebumen www.e-kebumen.net. Secara riil kegiatan ini memfasilitasi kreatifitas para siswa di seluruh wilayah Kebumen untuk mengekspresikan karya-karya secara lebih luas, bukan hanya pada lingkup sekolah saja. Karya-karya yang harus dikirimkan secara online melalui internet ini bentuknya beraneka ragam, mulai dari artikel, berita kampus, kegiatan kampus, puisi, tips and triks, lukisan maupun kaligrafi, dan lain-lain. Pada dasarnya seluruh karya akan dimuat, dan karya yang dianggap bagus akan dinilai untuk mendapatkan reward berupa souvernir dan uang pembinaan dari sponsor. Untuk meningkatkan kualitas karya Majalah Dinding, juga dilaksanakan workshop penguatan jurnalistik bagi siswa sekolah.
- Kebumen go Open Source. Merupakan kegiatan promosi dan training penggunaan open source dengan prioritas pada dunia pendidikan. Software Open Source (OSS) yang digunakan adalah ubuntu dan xnuxer, meskipun pada prakteknya kendala hardware menjadi salah satu persoalan pelik. Prioritas awal diberikan kepada para guru yang diharapkan akan menjadi garda terdepan untuk penetrasi OSS melalui para pelajar.
- Program Tv Edukasi KEBUMENPINTAR. Program ini merupakan implementasi dari kebijakan nasional tentang Tv Edukasi yang diusung oleh Depdiknas. Prog Tv Edukasi sendiri pada kegiatannya memberikan subsidi kepada sekolah SLTA berupa pesawat televisi dan parabola untuk menangkap siaran Tv Edukasi. Bila harus menunggu realisasi bantuan dari Depdiknas, maka pemerataan penerimaan materi pelajaran melalui media TV akan lambat. Untuk itu e-Kebumen menitipkan program Tv Edikasi tersebut melalui Televisi lokal di Kebumen, yaitu Ratih Tv.
Dengan pemanfaatan Ratih Tv, maka masyarakat Kebumen pada umumnya dan Dunia pendidikan Kebumen pada khususnya, mulai dari Tingkat SD, SLTP dan SLTA dapat menikmati siaran Tv Edukasi melalui relay atau siaran tunda tanpa harus menunggu bantuan dari Depdiknas. Jangkauan penerimaannya pun jadi lebih lengkap, bukan hanya siswa yang sedang berada di sekolah saja, namun siswa yang berada di rumah dan masyarakat pada umumnya juga bisa menyaksikan pendidikan melalui media Tv di channel Ratih Tv. - Kuis dari Sponsor. Dukungan sponsor cukup besar bagi keberhasilan pengembangan komunitas e-Kebumen, terutama pada setiap kegiatan yang dilaksanakan. Kuis-kuis diselenggarakan pada setiap kegiatan e-Kebumen, seperti melalui cyber Monday, program Tv Edukasi Kebumenpintar dan majalah dinding online.
Meski sudah memberikan hasil yang cukup signifikan dan perlu terus dipertahankan, komunitas e-Kebumen masih ingin mengembangkan beberapa kegiatan penetrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya bidang pendidikan formal dan non formal maupun penguatan content pembelajaran, antara lain :
- Pembuatan materi pelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi dan multimedia (e-learning). Materi pelajaran yang dihasilkan akan digunakan bagi kegiatan belajar mengajar melalui media komputer maupun televisi. Juga akan dikembangkan training/kursus online yang dilaksanakan melalui conference Yahoo Messenger, berupa penyediaan chat room untuk pembelajaran ilmu dan keterampilan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara terjadwal.
- Pembuatan jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi antar sekolah dan lingkungan Pemerintahan yang dapat dimanfaatkan sebagai alat komunikasi (telepon) gratis (VoIP), transaksi database pendidikan, penghematan bandwidth internet, dan jalur utama content e-learning. Jaringan ini juga akan dioptimalkan melalui penyediaan akses internet gratis secara hotspot pada lokasi dan waktu tertentu.
- Pembangunan gedung pusat studi e-Kebumen yang akan dimanfaatkan sebagai pusat pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi masyarakat Kebumen, penetrasi open source dalam rangka mensukseskan kebijakan nasional IGOS (Indonesia Go Open Source) dan berbagai kegiatan pendidikan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi lainnya. Pusat studi ini juga dijadikan sebagai taman Teknologi Informasi dan Komunikasi Kebumen (Kebumen ICT Garden).
- Sebagai sebuah gerakan swadaya publik dan publik dengan tidak mengandalkan dukungan dari Pemerintah Daerah, maka pendanaan menjadi kendala utama. Selama ini sumber dana maupun support sumberdaya berasal dari sektor private yang memiliki perhatian di bidang pendidikan dan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga aktifitasnya lebih banyak tergantung dari kesiapan sektor untuk memberikan support.
- Sarana dan Prasarana. Aktifitas e-Kebumen menggunakan sarana dan prasarana sekolah, seperti ruang pertemuan (aula), laboratorium komputer dan listrik. Laboratorium komputer publik juga di support oleh salah satu ISP lokal dengan 10 Personal Computer, sehingga sulit untuk menyelenggarakan workshop / training secara rutin dan berkelanjutan. Keberadaan gedung khusus sebagai pusat kegiatan e-kebumen sudah menjadi kebutuhan.
- Pengajar/Trainer. Para pengajar sebagian besar merupakan warga Kebumen yang sudah sukses di perantauan, sementara di Kebumen sendiri masih kekurangan tenaga pengajar, sehingga kegiatan intensif kurang dapat dilaksanakan.
- Infrastruktur Jaringan. Luas wilayah Kabupaten Kebumen menyebabkan interkoneksi antar sekolah sulit diwujudkan.
The Stockholm Challenge ( www.stockholmchallenge.se) merupakan program pemberian penghargaan tingkat internasional dalam kaitannya dengan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dikategorikan pada beberapa bidang, yaitu bidang pendidikan, bidang kebudayaan, bidang pengembangan ekonomi, bidang lingkungan hidup, bidang kesehatan dan bidang pelayanan umum. Semangat yang diusung oleh The Stockholm Challenge pematangan bukti bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi mampu meningkatkan kualitas hidup manusia dan perekonomian pada setiap bagian di muka bumi.
Pada setiap tahunnya The Stockholm Challenge menyelenggarakan event Stockholm Challenge Award untuk menseleksi berbagai proposal atau project di berbagai penjuru dunia, baik pada dunia maju, berkembang atau miskin untuk dinilai dan diberi penghargaan internasional. Stockholm Challenge Award merupakan ajang bergengsi tingkat internasional yang disupport oleh WSIS (World Summit Internet Society) dimana Indonesia merupakan salah satu anggotanya. Dalam pelaksanaannya, berbagai project dari Indonesia sangat jarang masuk dalam final apalagi memenangkan Stockholm Challenge Award.
Pada tahun 2006 ini, Stockholm Challenge Award diikuti oleh lebih dari 3000 project dari seluruh dunia. Mekanisme dan seleksi sudah dimulai sejak tahun 2005 yang lalu. Seleksi secara obyektif dilakukan oleh jury independen tingkat internasional dan berasal dari berbagai negara dengan tingkat interaksi dengan peserta yang sangat terbatas. Pendaftaran project hanya dapat dilakukan secara online dengan format yang sudah ditentukan dan berbahasa inggris melalui website www.stockholmchallenge.se.
Seleksi dilakukan dalam 3 tahap, yaitu seleksi administratif yang menghasilkan daftar project yang memenuhi syarat, seleksi semifinal yang menghasilkan project yang masuk ke putaran final dan terakhir seleksi final penentuan pemenang. Tidak ada kuota per negara pada seleksi project, sehingga jumlah yang lulus berdasarkan pemenuhan kriteria dan skor yang diperoleh. Jumlah project yang masuk seluruh dunia sebanyak lebih dari 3000 project.
Dari seluruh Indonesia, hanya ada 6 project saja yang masuk dalam kategori lulus di seleksi tahap pertama, dimana 2 dari 6 project asal Indonesia tersebut berasal dari Kebumen, yaitu e-kebumen dan urunan project.
Pada tahapan final, hanya ada 2 project dari Indonesia yang lulus dari semua bidang kategory yang ada dan satu diantaranya berasal dari Kebumen, yaitu e-Kebumen community (kebumen cyber) pada bidang edukasi. Finalis pada bidang edukasi ini berjumlah 32 project dari seluruh dunia. Para finalis mendapat undangan untuk hadir pada penganugerahan Stockholm Challenge Award 2006 di Swedia.
Sebelum pengumuman pemenang yang rencananya akan diselenggarakan di Kota Kista, Stockholm, Swedia pada tanggal 11 Mei 2006 mendatang, panitia menyelenggarakan workshop dan peserta diberi kesempatan untuk memberikan presentasi kegiatan dari project yang dibawanya. Presentasi ini dimungkinkan menjadi salah satu penentu kemenangan yang akan diumumkan pada keesokan harinya.
Semangat masyarakat untuk membangun dirinya sendiri, khususnya melalui bidang pendidikan dan Teknologi Informasi dan Komunikasi melalui inisiatif e-Kebumen merupakan salah satu potensi pembangunan yang sudah seharusnya memperoleh perhatian serius dan pembinaan yang proporsional, sehingga mampu memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Kebumen itu sendiri. Partisipasi dan swadaya yang sudah dibangun hendaknya diperkuat dengan kebijakan pemerintah, sehingga impac yang dihasilkan pun akan makin luas.
Perjuangan masyarakat Kebumen untuk meningkatkan kualitas SDM melalui implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi barangkali memang sudah sewajarnya mendapat perhatian. Dan apa yang dilaksanakan oleh e-Kebumen pada beberapa bagiannya sudah dilaksanakan oleh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten, namun keberadaan e-Kebumen terbukti mampu mensinergikan kegiatan yang terpecah-pecah menjadi sebuah kegiatan yang saling mendukung.
Akhirnya, doa masyarakat Kebumen khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya akan banyak memberi arti bagi perjuangan untuk memenangkan Stockholm Challenge Award 2006 di Stockholm Swedia mendatang. Semoga prestasi, yang walau baru pada tahap final ini mampu mengharumkan nama Kebumen khususnya dan nama Indonesia pada umumnya.