http://homepage3.nifty.com/putri-A/06indonesiago/kehidupan/index.html
Pertama Bertemu dengan Indonesia
Sejak kecil saya tertarik luar negeri, khususnya sejak SMA saya tertarik dengan Asia Tenggara. Saya mengambil bahasa Indonesia sebagai bahasa asing kedua di universitas. Setelah lulus universitas, saya bekerja di suatu hotel, tetapi di tempat kerja tidak ada kesempatan memakai bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia.
Tiba-tiba saya sempat berkenalan dengan seorang Indonesia. Hal itu membuat saya ingin belajar bahasa Indonesia lagi. Berkat orang Indonesia itu, saya mendapat kesempatan belajar di Indonesia selama setahun setengah.
Kunjungan ke Indonesia
Tahun 1994, saya pertama kali pergi ke Indonesia. Pada saat itu, saya mengikuti suatu program, yaitu belajar bahasa Indonesia selama sebulan di Malang, Jawa Timur. Selama saya ada di Malang, saya yakin tidak datang ke Indonesia lagi, tetapi lucunya, setelah tiba di bandara Narita, Jepang, saya ingin kembali ke Indonesia.
Kunjungan kedua bagi saya, tahun 2000. Anak perempuan seorang bapak Indonesia dan saya diundang pesta pernikahannya. Pada saat itu, saya sudah memutuskan saya akan belajar di Indonesia. Maka saya bisa mengurus surat-surat untuk mendapat visa pelajar.
Kemudian saya masuk ke negara Indonesia lagi pada bulan Agustus tahun 2000. Kali ini untuk belajar di Indonesia. Saya masuk kursus Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA), Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Pertama saya masuk ke kelas dasar, yaitu BIPA-1. Setelah selesai semester pertama, saya berjalan-jalan ke Bali dengan teman. Pada semester kedua, saya mengikuti kelas menengah, yaitu BIPA-2. Setelah semester itu selesai, dengan teman saya berjalan-jalan ke pulau Sumatra. Kami berkunjung ke Padang, Bukittingi, dan Pekanbaru. Lalu saya pulang ke Jepang sebentar.
Lalu saya kembali ke Indonesia bulan Agustus tahun 2001, untuk lulus BIPA. Semester ini tidak gembira bagi saya karena saya harus opname dua minggu karena kena tipus dan demam berdarah. Setelah keluar dari rumah sakit, saya harus belajar dengan sungguh-sungguh. Untungnya, saya bisa lulus ujian dan bisa tamat BIPA. Sebelum meninggalkan Indonesia, ayah angkat membawa saya ke jalan-jalan sekeliling pulau Jawa. Waktu itu saya bisa mampir Malang dan bisa bertemu dengan ibu tahun 1994.