PBO-2019-Evaluasi Tengah Semester

i-Kios аԁаƖаh mesin mirip ATM уаnɡ memproses kebutuhan  secara mandiri. i-Kios  tersedia di lebih dari 2.000 toko INDOMARET. i-Kios juga bertujuan untuk mempermudah dalam pembayaran produk digital.

Jika ingin Beli Pulsa (all provider), Bayar Online Shopping, Booking tiket KERETA API, Pesan tiket PESAWAT (Citilink, Air Asia, Garuda, Lion Air, Sriwijaya Air), Pesan tiket KONSER, Pesan produk i-DELIVERY semuanya bisa dilakukan di mesin i-Kios.

Contohnya untuk memesan tiket kereta api, cukup memilih stasiun keberangkatan, stasiun tujuan, tanggal keberangkatan, dan јυmƖаh penumpang. Jangan lupa sediakan kartu identitas ԁаn nomor telepon masing-masing penumpang.

SеtеƖаh ѕеmυа tahapan berhasil dilewati, i-Kios аkаn memberi tаhυ struk bіѕа diambil, dan bayar di kasir sesuai ԁеnɡаn pesanan kita.


Soal


1. Buatlah Class yang akan digunakan oleh aplikasi
  •  a. Tentukan atribut datanya
  •  b. Tentukan method yang ada di masing-masing kelas
2. Buatlah implementasi mesin i-kios dengan menggunakan Java.

MPPL-2019-Manajemen Procurement

MPPL-2019-Manajemen Procurement

Project Procurement Management adalah proses-proses yang dilakukan untuk mendapatkan barang dan/atau jasa yang dibutuhkan sebuah proyek dari luar organisasi. Project Procurement Management mencakup proses-proses yang diperlukan untuk membeli atau memperoleh produk, jasa, atau hasil yang dibutuhkan dari luar tim proyek. 

Proses Project Procurement Management melibatkan perjanjian, termasuk kontrak, yang merupakan dokumen hukum antara pembeli dan penjual.
Kontrak merupakan sebuah perjanjian saling mengikat yang mewajibkan penjual untuk memberikan sesuatu yang bernilai (misalnya, produk, jasa, atau hasil) dan mewajibkan pembeli untuk memberikan kompensasi yang berharga moneter atau lainnya.
Sebuah kontrak pengadaan meliputi syarat dan kondisi, yang harus di penuhi oleh buyer dan juga seller. Ini adalah tanggung jawab tim manajemen proyek untuk memastikan bahwa semua pengadaan memenuhi kebutuhan khusus dari proyek, sementara mengikuti kebijakan pengadaan organisasi. Tergantung pada wilayah aplikasi, kontrak juga dapat disebut perjanjian, pemahaman,
subkontrak, atau pesanan pembelian. Sebagian besar dokumen kebijakan dan prosedur khusus mendefinisikan aturan pengadaan dan menentukan siapa yang memiliki wewenang untuk menandatangani dan melaksanakan perjanjian tersebut atas nama organisasi.
Dalam semua kasus, fokus utama dari tinjauan dan persetujuan proses adalah untuk memastikan bahwa bahasa kontrak menggambarkan produk, jasa, atau hasil yang akan memuaskan kebutuhan proyek diidentifikasi.

Sebuah proyek yang kompleks mungkin melibatkan mengelola beberapa kontrak atau sub-kontrak secara bersamaan atau secara berurutan. Dalam kasus tersebut, masing-masing siklus hidup kontrak mungkin berakhir selama setiap fase dari siklus hidup proyek. Manajemen Pengadaan Proyek dibahas dalam perspektif hubungan pembeli-penjual. Hubungan pembeli-penjual mungkin ada di berbagai tingkatan pada satu proyek.



Sumber :
https://manprountel.wordpress.com/project-procurement-management/
https://izalhidayat.student.telkomuniversity.ac.id/materi-management-proyek-procurement-management/
https://docplayer.info/61627697-Bab-9-project-procurement-management.html

MPPL-2019-Manajemen Resiko

Manajemen risiko pada proyek meliputi langkah memahami dan mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi, mengevaluasi, memonitoring dan menangani risiko. Manajemen risiko yang proaktif artinya menjawab bagaimana orang secara aktif berusaha mengurangi risiko serta memperbaiki tingkat probabilitas keberhasilan pelaksanaan proyek.

Risiko merupakan kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian dan akiat dari kejadian tersebut dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu akibat yang mungkin terjadi untuk satu kejadian tertentu. Pada umumnya risiko dipandang daru perspektif negatif, seperti kehilangan, bahaya, kerugian, kegagalan dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut pada prinsipnya merupakan bentuk ketidak pastian yang mestinya dipahami dan dikelola secara efektif sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi organisasi.



Per definisi risiko merupakan suatu kesempatan atau peluang yang secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:

Risk exposure = Risk Likelihood x Risk Impact

Risk likelihood adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang dikuantifisir menjadi angka probabilitas, risk impact adalah dampak dari peristiwa tersebut yang biasanya diukur dengan satuan moneter misalnya rupiah, sedang tingkat kepentingan risiko disebut risk exposure, yang dalam analisis biaya-manfaat akan mencerminkan besarnya biaya. Risk exposure inilah yang nantinya akan diperbandiongkan dengan risk exposure suatu pekerjaan lainnya dan menjadi acuan bagi orang untuk memilih pekerjaan mana yang akan dilakukan.



Jenis-Jenis Risiko


Menurut IRM (2002), ada setidaknya 4 jenis risiko yang selama ini sudah dikenal orang, yakni:

  1. Risiko Operasional, yakni risiko yang berhubungan dengan operasional organisasi, antra lain misalnya risiko yang mencakup sistem organisasi, proses kerja, teknologi dan sumber daya manusia.
  2. Risiko Finansial, yakni risiko yang berdampak pada kinerja keuangan organisasi seperti kejadian risiko akibat dari fluktuasi mata uang, tingkt suku bunga termasuk risiko pemeberian kredit, likuiditas da kondisi pasar.
  3. Hazard Risk, yaitu risiko yang terkait dengan kecelakaan fisik seperti kerusakan karena kebakaran, gempa bumi, ancaman fisik dll
  4. Risiko stratejik, yaitu risiko yang ada hubungannya dengan strategi perusahaan, politik, ekonomi, hukum. Risiko ini juga terkait dengan reputasi kepemimpinan organisasi dan perubahan selera pelanggan.

Manajemen Risiko Proyek

Secara umum, tujuan manajemen risiko yang utama adalah mencegah atau meminimisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga melalui penghindaran risiko atau persiapan rencana kontingensi yang berkaitan dengan risiko tersebut. Dalam manajemen proyek risiko proyek adalah suatu peristiwa atau kondisi yang tidak pasti, dan jika terjadi mempunyai pengaruh positif atau bisa juga negatif pada tujuan proyek. Suatu risiko mempunyai sebab dan bila terjadi akan membawa dampak, oleh karena itu risiko dapat dinyatakan sebagai fungsi dari kemungkinan dan dampak.

Lebih jauh, dalam konteks manajemen proyek, manajemen risiko proyek dipahami sebagai seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis dan merespon risiko selama umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan proyek… Manajemen risiko proyek yang baik akan mampu memperbaiki tingkat keberhasilan proyek secara signifikan. Bagaimanapun, manajemen risiko proyek akan memberikan suatu pengaruh positif dalam hal memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal yang realistis dan estimasi biaya yang baik.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen risiko proyek yakni:


  1. Identifikasi, analisis dan penilaian risiko di awal proyek secara sistematis serta mengembangkan rencana untuk mengantisipasi risiko.
  2. Mengalokasikan tanggungjawab kepada pihak yang paling sesuai untuk mengelola risiko
  3. Memastikan bahwa biaya penanganan risiko adalah cukup kecil dibanding nilai proyek. Artinya bahwa biaya yang diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari suatu risiko realatif lebih rendah atau sama dengan besaran manfaat dari terhindarnya/ berkurangnya risiko tersebut.

Ketidakpastian Risiko


Pengambilan keputusan secara umum bisa masuk ke dalam tiga kategori, yaitu


  1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti. Yang dimaksud di sini adalah bahwa dalam kondisi pasti, artinya semua informasi tentang suatu peristiwa dapat ditentukan dengan pasti sehingga hasil setiap keputusan dapat diketahui dengan pasti pula. Perbandingan dari berbagai alternatif keputusan dapat dilakukan secara langsung karena semua informasi terkait alternatif keputusan dapat diketahui dengan pasti
  2. Pengambilan keputusan di bawah risiko. Artinya bahwa bahwa keputusan diambil dengan kondisi tersedianya informasi yang pasti tentang kemungkinan dan dampak sehingga nilai harapan dapat diketahui.
  3. Pengambilan keputusan dalam ketidakpastian. Artinya keputusan diambil dengan kondisi dimana informasi tentang kemungkinan dan dampak tidak dapat diperoleh sehingga orang tidak dapat memperkirakan apapun tntang kemungkinan-keumngkinan.

Proses Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko memberikan gambaran kepada kita bahwa untuk mengelola risiko ada beberapa tahapan yakni:

1. Perencanaan Manajemen Risiko.
Perencanaan meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan merencanakan kegiatan manajemen risiko untuk sebuah proyek. Dengan mempertimbangkan lingkup proyek, rencana manajemen proyek, faktor lingkungan perusahaan, maka tim proyek dapat mendiskusikan dan menganalisis aktivitas manajemen risiko untuk proyek-proyek tertentu.

Untuk membuat perencanan manajemen risiko, ada bebrapa hal yang diperlukan yakni

  • Project Charter, yakni dokumen yang dikeluarkan oleh manajemen senior yang secara formal menyatakan adanya suatu proyek. Dokumen ini memberi otorisasi kepada manajer proyek untuk menggunakan sumberdaya organisasi untuk melaksanakan aktivitas proyek.
  • Kebijakan manajemen risiko,
  • Susunan peran dan tanggung jawab
  • Toleransi stakeholder terhadap risiko
  • Tamplate untuk rencana manajemen risiko organisasi
  • Work Breakdown Structure (WBS)
Output dari perencanaan manajemen risiko adalah Risk Management Plan yang berisi:

  • Metodologi yang menguraikan definisi alat, pendekatan, sumber data yang mungkin digunakan dalam manajemen risiko proyek tertentu
  • Peran dan Tanggung Jawab yang menguraikan tanggung jawab dan peran utama serta pendukung berikut keanggotaan tim manajemen risiko untuk setiap tindakan
  • Budget yang berisi rencana anggaran untuk manajemen risiko proyek
  • Waktu yang berisi rencana waktu pelaksanaan proses manajemen risiko di sepanjang siklus proyek
  • Scoring dan Intepretasi yang menguraikan metode skoring dan intepretasi yang sesuai tipe dan waktu analisis risiko kualitatif maupun kuantitatif.

2. Identifikasi Risiko
Sebagai suatu rangkaian proses, identifikasi risiko dimulai dengan memahami apa sebenarnya yang disebut sebagai risiko. Berikutnya adalah pendefinisian risiko yang mungkin mempengaruhi tingkat keberhasilan proyek dan mendokumentasikan karakteristik dari tiap-tiap risiko dengan melakukan Hasil utama dari langkah ini adalah risk register.

Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan analisis sumber risiko dan analisis masalah Analisis sumber risiko yaitu analisis risiko dengan melihat darimana risiko berasal. Ada tiga sumber risiko yang sudah banyak dikenal yakni Risiko internal yakni risiko yang bersumber dari internal organisasi yang dapat dikategorikan dalam non technical risk (manusia, material, keuangan) dan technical risk (disain, konstruksi dan operasi). Analisis masalah adalah analisis risiko yang terkait dengan kekawatiran/ rasa khawatir.

Untuk dapat mengidentifikasi risiko setidaknya ada empat metode yang digunakan, yakni


  • Identifikasi risiko berdasarkan tujuan Yaitu risiko diidentifikasi berdasarkan sejauh mana suatu peristiwa dapat membahayakan pencapaian tujuan secara perbagian atau secara keseluruhan pekerjaan proyek.
  • Identifikasi Risiko berdasarkan Skenario. Yakni risiko diidentifikasi berdasarkan skenario yang dibuat berdasarkan perkiraan terjadinya sebuah peristiwa.
  • Identifikasi risiko berdasarkan Taksonomi. Yakni risiko dibreakdown berdasarkan sumber risiko dengan menggunakan pengetahuan praktik yang ada melalui daftar pertanyaan yang telah disusun yang jawabannya akan menunjukkan risiko yang ada.
  • Common risk check. Yakni risiko yang sudah biasa terjadi didaftar dan dilakukan pemilihan mana risiko yang sesuai dengan proyek yang sedang dikerjakan.

3. Analisis Risiko Kualitatif
Analisis kualitatif salam manajemen risiko adalah proses menilai dampak dan kemungkinan risko yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun risiko berdasarkan dampaknya terhadap tujuan proyek. Analisis ini merupakan cara prioritisasi risiko sehingga membentuk gambaran risiko yang harus mendapat perhatian khusus dan cara merespon risiko tersebut seandainya terjadi.

4. Analisis Risiko Kuantitatif
Analisis risiko secara kuantitatif merupakan metode untuk mengidentifikasi risiko kemungkinan kegagalan sistem dan memprediksi besarnya kerugian. Analisis ini dilakukan dengan mengaplikasikan formula matematis yang dikaitkan dengan nilai finansial. Secara matematis penghitungan risiko dilajkukan dengan mengalikan tingkat kemungkinan kejadian dengan dampak yang ditimbulkan. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk mengambil langkah strategis dalam mengatasi risiko yang teridentifikasi… Meskipun analisis kuantitatif ini menggunakan pendekatan matematis, namun pada prinsipnya analsisi ini merupakan tindak lanjut yang mengikuti hasil analisis kualitatif. Kesulitan utama dalam analisis risiko kuantitatif adalah pada saat menentukan tingkat kemungkinan karena data-data statistik belum tentu tersedia untuk semua peristiwa.

5. Penanganan Risiko
Penangan risiko diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk meminimalisasi tingkat risiko yang dihadapi sampai pada batas yang dapat diterima. Sacra kuantitatif, upaya meminimalisasi risiko dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah yang diarahkan pada turunnya angka hasil ukur yang diperoleh dari analisis risiko. Meskipun dalam penanganan risiko dapat dilakukan dengan satu atau lebih cara yang diaplikasikan secara bersamaan atau simultan misalnya mengurangi risiko sekaligus mengalihkan risiko, namun secara umum, teknik yang digunakan untuk menangani risiko dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu

Menghindari risiko yakni dengan tidak melakukan aktivitas yang beresiko dan memilih melakukan kegiatan yang tidak memiliki risiko.
Mitigasi/ Reduksi/ Mengurangi risiko yakni dengan melakukan tindakan untuk mengurangi peluang terjadinya peristiwa yang tidak diharap. Misalnya dengan memilih orang-orang yang kompeten untuk dipekerjakan di proyek.
Menerima risiko yakni tetap melakukan pekerjaan yang mengandung risiko dengan tidak melakukan perubahan apapun namun menyiapkan rencana kontingensi jika risiko terjadi.
Tranfer Risiko yakni dengan mengalihkan risiko ke pihak lain misalnya dengan membeli asuransi.

Sumber :

MPPL-2019-Manajemen Komunikasi

Manajemen Komunikasi Proyek termasuk proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa informasi dalam proyek dibuat dengan tepat dan cepat, baik dalam segi pengumpulan, diseminasi, penyimpanan, dan disposisi. Hal ini menciptakan hubungan yang penting antara orang-orang, ide, dan informasi yang diperlukan supaya proyek berakhir dengan kesuksesan. 

Manajemen komunikasi proyek dibutuhkan untuk mensosialisasikan kebijakan-kebijakan pengembangan proyek, hasil-hasil kerja proyek, dan melakukan kooordinasi dan komunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan. Manajemen Komunikasi  menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk dapat dipastikan agar informasi proyek dapat dikumpulkan, disusun, disebar, dan disimpan.

Terdiri dari perencanaan komunikasi, distribusi informasi, pelaporan kinerja, dan penyelesaian administratif. Beberapa tools dan teknik dapat dimanfaatkan untuk komunikasi yang efektif, antara lain jejaring sosial, template-template yang diperlukan untuk komunikasi proyek, misalnya : template berita acara rapat, template untuk undangan, template untuk progress report, dll. 

Perlu dibakukan juga teknis dan format komunikasi, misalnya : cara melakukan rapat, cara melaporkan perkembangan proyek, dll. Selain itu perlu dilakukan juga pengendalian dan evaluasi pelaksanaan komunikasi proyek.

Kompetensi komunikasi sama dengan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi. Meskipun setiap hari orang berkomunikasi, tetapi jarang orang yang tahu sejauh mana efektivitas komunikasi kita, baik secara individual, sosial, maupun secara profesional.Kompetensi sendiri memiliki pengertian kemampuan seseorang yang meliputi keterampilan, pengetahuan, dan sikap dalam melakukan sesuatu kegiatan atau pekerjaan tertentu sesuai dengan standar-standar yang telah ditetapkan.Kata kunci dari kompetensi adalah kemampuan yang sesuai standar.Sedangkan kompetensi komunikasi memiliki pengertian kemampuan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dalam mengelola pertukaran pesan verbal dan non-verbal berdasarkan patokan-patokan tertentu.

Adapun komponen-komponen kompetensi komunikasi digambarkan dalam skema berikut:
Knowledge (pengetahuan) + Skills (keterampilan) + Attitude (sikap) = Communication Competency

Tahapan Manajemen Komunikasi
  1. Perencanaan Komunikasi (Communication Planning)
  2. Distribusi Informasi
  3. Pelaporan Kinerja
  4. Mengelola stakeholders

1. Perencanaan Komunikasi (Communication Planning)

Mendefinisikan kebutuhan komunikasi dan informasi di antara stakeholder sebuah proyek. Proses ini biasanya terjadi sebagai bagian dari Grup Proses Perencanaan. Perencanaan komunikasi merupakan proses yang sangat penting dalam proyek, mengingat seringnya kegagalan proyek terkait dengan kegagalan komunikasi. 

Perencanaan komunikasi atau communication plan yang terdapat pada proyek  dibagi menjadi dua yaitu secara internal dan eksternal. 

Untuk komunikasi eksternal dilakukan kepada stakeholder pada proyek ini antara lain komunikasi kepada owner, subkontraktor, supplier, serta pihak terkait lainnya seperti karyawan ataupun pemakai proyek.Bentuk komunikasi eksternal yang digunakan antara lain adalah rapat, laporan, memo, dan lain-lain.

Untuk komunikasi internal dilakukan kepada anggota yang terdapat dalam organisasi proyek.Bentuk komunikasi internal dibagi menjadi tiga, yang pertama adalah formal atau tidak formalnya komunikasi. Untuk komunikasi formal dilakukan melalui rapat dan laporan, sedangkan untuk komunikasi yang tidak formal dilakukan dengan memo serta media telekomunikasi elektronik seperti handphone (telepon genggam) dan email (surat elektronik). 

Bentuk komunikasi internal yang kedua adalah tertulis atau tidak tertulisnya komunikasi. Untuk komunikasi tertulis dapat berupa memo atau surat pemberitahuan, sedangkan untuk komunikasi tidak tertulis adalah bentuk komunikasi yang langsung dilakukan kepada pihak terkait (tatap muka) tanpa pemberitahuan sebelumnya. Dan bentuk komunikasi internal yang ketiga adalah komunikasi dilakukan secara vertikal atau horizontal.Untuk komunikasi vertikal merupakan instruksi seperti komunikasi project manager (PM) kepada Analis atau Desainer, sedangkan untuk komunikasi horizontal merupakan koordinasi seperti komunikasi quality control (QC) dengan Programmer.

Rencana manajemen komunikasi adalah dokumen yang berisi arahan/tuntunan cara berkomunikasi dalam suatu proyek. Informasi yang terkandung dalam Rencana Manajemen Komunikasi (Communication Management Plan ), antar lain :

  1. Kebutuhan-kebutuhan komunikasi stakeholders
  2. Informasi yang akan dikomunikasikan, termasuk formatnya, isinya dan level detailnya
  3. Orang yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi yang dimaksud
  4. Orang yang harus menerima informasi yang dimaksud
  5. Frekuensi/jadwal untuk menghasilkan informasi,misalkan mingguan, tiap tanggal 1, dst
  6. Metoda untuk mendapatkan informasi, seperti memo, email, telepon, dsb
  7. Metoda untuk memperbaharui rencana manajemen komunikasi sejalan dengan kemajuan dan pembangunan proyek
  8. Metoda untuk menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan di level bawah
  9. Daftar istilah/terminology

2. Distribusi Informasi

Proses yang dilakukan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan informasi pada waktu yang tepat bagi setiap stakeholder. Proses ini terjadi di seluruh Grup Proses Pelaksana. Distribusi informasi dilakukan mengingat pentingnya mendapatkan informasi proyek bagi orang yang tepat, pada waktu yang tepat dengan format yang padat informasi.Manajer proyek dan tim proyek harus dapat memutuskan cara terbaik untuk mendistribusikan informasi proyek. 

Setelah melakukan perencanaan komunikasi, hasil yang diperoleh adalah rencana manajemen komunikasi.Langkah selanjutnya adalah pendistribusian informasi. Dalam melakukan pendistribusian informasi dibutuhkan input berupa perencanaan manajemen komunikasi dengan menggunakan alat dan teknik berupa kemampuan komunikasi, metode distribusi informasi, proses pembelajaran, serta sistem informasi. Hasil atau output dari proses distribusi informasi ini adalah proses atau alur komunikasi dari organisasi proyek dan perubahan permintaan.

Bentuk distribusi komunikasi pada proyek ada beberapa macam antara lain adalah:

  • Rapat-rapat(meetings).
  • Distribusi dokumen berupa hardcopy.
  • Distribusi data melalui media elektronik seperti electronic mail/E-mail, mesin fax, dan lain-lain.

Isu Penting dalam Distribusi Informasi

  • Penggunaan teknologi
  • Cara formal atau informal
  • Penanganan informasi yang sangat penting agar dapat didistribusikan dengan efektif dan tepat waktu
  • Memilih media yang cocok untuk berkomunikasi
  • Pemahaman akan teknik komunikasi individual atau berkelompok
  • Teknik menyampaikan berita “buruk”
• Pengaturan jumlah jalur komunikasi

Proses distribusi informasi dapat didokumentasikan dalam Organizational Process Assets. Informasi yang diperbaharui, antara lain :

  • Lesson learned
  • Project record (surat-surat korespondensi, memo, dsb)
  • Project reports (formal-informal laporan status proyek,dsb)
  • Masukan dari stakeholders berupa kritik, saran ataupun peringatan

3. Pelaporan Kinerja

Proses mengumpulkan dan menyebarkan informasi kinerja proyek, termasuk di dalamnya status reports(pelaporan status), progress measurements(pengukuran kemajuan), dan peramalan.

Informasi yang terkandung didalamnya, antara lain :
• Status reports, yang berisi tentang sejauh mana proyek sudah berjalan dalam kerangka ruang lingkup, waktu dan biaya. (Sudah berapa biaya yang digunakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah aktivitas, apakah pekerjaan sudah dilaksana sesuai rencana,dsb)
• Progres reports menggambarkan sejauh mana tim proyek sudah menyelesaikan pekerjaannya. Biasanya berupa laporan rutin
• Peramalan, berisi gambaran kecenderungan proyek akan berhasil atau tidak berdasarkan apa yang sudah dikerjakan sampai titik tertentu ketika proyek sudah berjalan
Proses ini terjadi dalam Monitoring dan Pengendalian Proses Grup.Inti dari pelaporan kinerja yaitu mengumpulkan dan menyebarkan informasi kinerja.

4. Mengelola stakeholders

Proses mengelola komunikasi untuk memenuhi kebutuhan dan harapan stakeholder dan penyelesaian isu-isu yang terjadi. Mengelola Stakeholder terjadi dalam Monitoring dan Pengendalian Proses Grup. Mengelola stakeholder berkaitan dengan memuaskan kebutuhan para stakeholder proyek dan menyelesaikan setiap isu yang diangkat oleh stakeholder proyek.

Ini adalah ide yang baik untuk mengingat bahwa kegiatan dan tanggung jawab dalam proses di atas akan tergantung pada proyek di tangan. Sebuah proyek yang lebih kecil jelas tidak akan memiliki standar komunikasi yang sama sebagai proyek yang lebih besar. Titik penting adalah bahwa semua komunikasi harus efektif, akurat, dan perhatian dari persyaratan proyek. Proses proyek komunikasi menyediakan metodologi untuk berhasil menerapkan strategi komunikasi proyek Anda. Selain meyakinkan stakeholder informasi dan terlibat dalam proyek.

Dengan menggunakan Proses Komunikasi, kita dapat:
  1. Jelas mengidentifikasi proyek kita
  2. Identifikasi stakeholder kebutuhan komunikasi kita
  3. Menjalankan jenis aktivitas komunikasi untuk mengirimkan pesan kita
  4. Pastikan orang yang tepat menerima informasi yang tepat pada waktu yang tepat

MPPL 2019-7 Manajemen Sumberdaya

Project human resource management merupakan proses mengorganisasikan dan mengelola atau menempatkan orang-orang yang terlibat dalam proyek, sehingga orang tersebut dapat dimanfaatkan potensinya secara efektif dan efisien. Proyek manajemen sumber daya manusia, dalam pelaksanaannya merupakan proses yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat pemanfaatan Sumber Daya Manusia yang terlibat dalam suatu proyek lebih efektif.Pelaku yang dilibatkan yaitu mencakup semua stakeholder.

Manajemen human resource dibutuhkan dalam proyek, untuk memastikan bahwa tenaga ahli yang ditugaskan kompeten dan telah bekerja secara profesional. Manajemen Human resource merupakan proses mengorganisasikan dan menempatkan orang-orang yang terlibat dalam proyek, sehingga orang tersebut dapat dimanfaatkan potensinya secara efektif dan efisien.


PPT


Latihan Perencanaan Team














Sumber :




PBO 2019 - Penanganan Error

Pada program Java, jika ditengah-tengah program menemui error atau disebut juga runtime error ini akan dilemparkan sebagai  exceptions/ pengecualian.
Exceptions ini juga adalah objek yang merepresentasikan suatu error atau kondisi yang mencegah eksekusi berjalan secara normal. Jika exception tidak ditangani maka program akan berhenti secara tidak normal.


Pertanyaannya adalah bagaimana cara anda untuk menangani exception sehingga program bisa terus berjalan atau berhenti dengan baik?

Java menyediakan beberapa fitur untuk handling exception, terdapat secara built-in dalam bentuk keyword try, catch dan finally. Bahasa pemrograman Java juga memungkinkan anda untuk membuat exception yang baru dan melemparnya dengan menggunakan keyword throw dan throws.



Sumber :
http://bahasajava.com/exception-handling-java/
https://abdullahhafidh.wordpress.com/2010/04/05/exception-handling-dalam-java-programming/
https://syafrudinmtop.blogspot.com/2015/03/contoh-penggunaan-exception-handling.html
https://www.termasmedia.com/pemrograman/java/404-memahami-eksepsi-exception-di-pemrograman-java.html
https://www.termasmedia.com/pemrograman/java/428-model-penanganan-eksepsi-exception-di-pemrograman-java.html
https://www.termasmedia.com/pemrograman/java/406-perbedaan-eksepsi-exception-dan-event-di-pemrograman-java.html

PBO 2019 - Abstraksi Kelas

Abstract class adalah kelas yang terletak pada posisi tertinggi pada hierarki kelas. Kelas ini digunakan sebagai basis bagi penurunan kelas lainnya, sehingga abstract class tidak dapat diinstansiasi secara langsung menjadi object. Suatu abstract class bisa mengandung method kongkrit dan/atau method abstract. Abstract method meruapakan suatu method yang tidak mempunyai badan method. Hanya berupa nama method dan parameter inputan method. Ketika suatu abstract class diturunkan/ di-extends, maka subclass harus mengimplementasikan semua method abstract pada parent/ base class. Jika tidak mengimplementasikan semua method abstract maka subclass harus dideklarasikan sebagai abstract class.



Interface adalah kumpulan method yang hanya memuat deklarasi dan struktur method, tanpa detail implementasinya. Sedangkan detail dari method berada pada class yang mengimplementasikan interface tersebut. Interface digunakan bila Anda ingin mengaplikasikan suatu method yang spesifik, yang tidak diperoleh dari proses inheritance. Tipe data yang boleh pada interface hanya tipe data konstan. Setelah mengetahui apa itu interface. Timbul pertanyaan Mengapa membutuhkan interface?

Memecahkan bagian yang rumit dan spesifik. Dengan menggunakan class atau interface oleh vendor maka dalam pembuatan perangkat lunak menjadi lebih cepat.
Keterbatasan inheritance pada Java. Interface menjawab kebutuhan untuk melakukan multiple inheritance

Sumber :



PBO2019 - Testing dan Debugging

Testing adalah salah satu aktivitas yang harus dilakukan sebagai bagian dari tahap pembangunan perangkat lunak. Tujuannya adalah untuk mencari sebanyak-banyaknya kesalahan, error maupun defect. Testing dilakukan dengan mengacu pada test plan dan test cases. Idealnya, testing dilakukan oleh tester, bukan oleh programmer, sehingga lebih obyektif.




Debugging adalah aktivitas yang dilakukan untuk mencari posisi kesalahan dan memperbaikinya apabila dari hasil testing diperoleh indikasi adanya error atau defect. Debugging biasanya dilakukan oleh programmer-nya. Debugging bisa sangat menghabiskan waktu. Untuk itu, perlu diterapkan cara dan strategi yang tepat. Kita bisa memilih satu dari tiga cara:
  1. Brute force – biasanya kita tambahkan print atau write dimana-mana untuk melacak kesalahan
  2. Backtracking – source code dianalisis untuk mencari kemungkinan penyebab kesalahan; bergerak dari suatu posisi hingga akhirnya ditemukan posisi kesalahannya
  3. Cause elimination – menggunakan partisi biner terhadap bagian program untuk memperkecil kemungkinan posisi kesalahan

Materi








Pengumpulan Tugas


Referensi : Buku Object First Java

Sumber :

Absensi Kelas A







MPPL-2019-6-Evaluasi Tengah Semester


'
Jawablah di kertas yang disediakan, waktu pengerjaan 90 menit.
Sifat Close .


  1. Hal-hal apa saja yang harus didiskusikan pada saat pembuatan project charter?
  2. Siapa saja yang bertanggung jawab dalam project charter, dan apa tugasnya
  3. Jelaskan proses yang ada di dalam manajemen proyek perangkat lunak, dan apa outputnya di setiap proses
  4. Apa hasil dari kegiatan menyusun rencana manajemen proyek pembuatan aplikasi SIM Akademik
  5. Dalam proyek pengembangan sistem informasi sebutkan produk/ dokumen yang dihasilkan, dan apa gunanya
  6. Apa perbedaan antara ruang lingkup proyek dengan ruang lingkup produk, sebutkan dan berikan contohnya?

Untuk Kelas E

  1. Apa perbedaan dan persamaan antara KAK dan project charter?
  2. Siapa saja yang terlibat di dalam pembuatan perencanaan proyek?
  3. Jelaskan siklus pengembangan proyek  di dalam manajemen proyek perangkat lunak, dan apa outputnya di setiap proses
  4. Apa hasil dari kegiatan menyusun rencana manajemen proyek pembuatan aplikasi Pembayaran kasir Indomaret?
  5. Dalam proyek pengembangan sistem informasi sebutkan produk/ dokumen yang dihasilkan, dan apa gunanya
  6. Sebutkan ruang lingkup proyek dengan ruang lingkup produk untuk sistem pembayaran kasir indomaret?

MPPL 2019 - 5- Manajemen Scope Proyek

Project scope management adalah suatu kegiatan untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan yang dilakukan telah mencakupi semua requirement yang telah didefinisikan, dan tidak terdapat kegiatan tambahan yang tidak berhubungan dengan requirement.

Scope pada dasarnya dapat mengacu pada dua pengertian : Product Scope dan Project Scope. Product Scope adalah fitur dan fungsi yang merupakan karakteristik dari produk atau layanan yang dihasilkan, Sedangkan Project Scope adalah Kegiatan yang dilakukan untuk menghasulkan produk atau layanan

Hal-hal yang harus dilakukan dalam kegiatan Project Scope Management, yaitu :
  1. Plan Scope Management (Management perencanaan ruang lingkup), adalah kegiatan untuk mendokumentasikan pendefinisian, proses validasi, dan pengontrolan Proyek. Tujuannya adalah untuk memberikan arahan tentang cara scope pengelolaan dalam proyek
  2. Mengumpulkan Requirement, adalah kegiatan untuk mengumpulkan kebutuhan dari Stakeholder. Pada tahap ini, input yang diperlukan diantaranya : Scope management plan, requirement management plan, stakeholder management plan, Project Charter, dan Stakeholder Register. Input ini kemudian diproses dengan beberapa cara seperti interview, analisis dokumen, dan membuat prototype. Output yang diperoleh pada tahap ini adalah requirement documentation dan requirement traceability matrix.
  3. Mendefinisikan Scope (ruang lingkup). Pada tahap ini, dilakukan pemilihan requirement berdasarkan requirement yang telah dikumpulkan pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini, dibuat deskripsi lengkap tentang proyek dan produk, atau layanan
  4. Membuat WBS (Work Breakdown Structure). Pada tahap ini, dilakukan pemecahan pekerjaan agar lebih mudah dilakukan.
  5. Memvalidasi Scope. Proses validasi ini dilakukan berdasarkan Control Quality yang ditinjau oleh Customer atau Sponsor.
  6. Mengontol Scope, adalah proses untuk memantau status dari suatu proyek dan scope produk serta mengelola perubahan pada scope

Referensi